Part 09

76 8 0
                                    

Setelah makan malam bersama. Para ayah sedang berkumpul di ruang utama, sedangkan para Ibu berkumpul di ruang tv. Mereka tertawa bersama-sama, ketika menceritakan tentang sikap anak-anaknya. Sedangkan para ayah mulai bercerita tentang bisnis yang akan mereka bangun lagi.

Dilain waktu, Finza akan bersiap-siap tidur. Karna besok mereka akan kembali beraktivitas seperti biasa, sekolah dan belajar lagi.

"Hari ini begitu melelahkan," ucap Finza seraya memejamkan matanya. Saat Finza baru akan terlelap dalam tidurnya, tiba-tiba seeorang mengoyangkan badannya. Siapa lagi, kalau bukan dua saudara kembarnya.

"Finza!" panggil Fendi dan Findo.

"Kenapa kalian membangunkan ku? Aku benar-benar mengantuk saat ini," keluh Finza seraya menarik selimutnya, lalu membelakangi dua saudara kembarnya.

"Kau dari tadi mengacuhkan kami berdua. Kita mau tidur denganmu," ujar Fendi merajuk seraya naik ke atas ranjang yang begitu besar. Sementara Findo mendorong tubuh Finza sedikit ke tengah dan tidur di samping, Finza. Beginilah kehidupan saudara kembar ini, jika salah satu dari mereka mengacuhkan mereka. Maka mereka akan merajuk dan minta diperhatikan oleh saudara kembar yang mengacuhkannya.

Cahaya sang surya mulai terbit dari arah timur. Rayn berniat akan membangunkan putranya. Sesampainya di sana, Rayn begitu kaget ketika melihat kedua putranya tidak ada di kamar.

"Pasti mereka tidur di kamar, Finza," ucap Rayn yang kembali menutup pintu kamar itu. Dan berjalan menuju kamar Finza, yang berada di samping kamar putranya. Sesampainya di sana, Rayn hanya menggelengkan kepalanya. Saat melihat posisi tidur anaknya benar-benar kacau. Kepala Finza berada di atas badan Findo, sedangkan kaki Finza berada di punggung, Fendi. Mereka masih tertidur begitu nyenyak, ketika alaram sudah berbunyi begitu keras.

"Bangun-bangun! Sudah siang ini," ucap Rayn seraya mengoyangkan lengan, Findo.

"Eughk ..., kenapa begitu cepat siang?" keluh Findo yang belum puas tidur, seraya menggaruk kepalanya. Findo pun mengoyangkan kepala Finza, hingga membuat Finza terbangun dari tidurnya. Finza mengusap-usap matanya, lalu menghampiri Fendi yang masih tidur.

"Kak, bangun!" ucap Finza mengoyangkan badannya, Fendi. Setelah membangunkan anak-anaknya, Rayn pun kembali keluar dari kamar itu.

"Mereka masih tidur bersama?" ujar Kelvin yang sudah berada di depan pintu kamar, Finza.

"Nama juga saudara kembar. Pasti sulit memisahkan mereka tidur," jelas Rayn menghela nafasnya.

"Sabar aja dulu, kak," ucap Kelvin sembari menepuk bahu, Rayn. Seakan tau, apa yang sedang Rayn khawatirkan.

Beberapa menit kemudian, saudara kembar itu kembali turun, dengan memakai seragam sekolah dan sudah bersiap pergi sekolah. Sebelum pergi sekolah, mereka melakukan sarapan bersama di meja makan. Setelah selesai makan, mereka pun berpamitan kepada ayah, ibu, bibi, dan nenek mereka. Hari ini mereka berangkat sekolah bersama dengan Kelvin, karna Kelvin juga berangkat ke sekolah yang sama.

Suasana gerbang sekolah Kehakiman begitu ramai, pada saat pagi harinya. Semua siswa bergegas masuk ke dalam gerbang sekolah. Bel tanda masuk berbunyi beberapa kali, semua siswa berlari masuk, sebelum gerbang sekolah itu ditutup oleh penjaga gerbang. Sebelum pelajaran dimulai, Kelvin mengumpulkan semua siswa di lapangan yang begitu luas. Semua murid berbaris begitu rapi, dan mulai mendengarkan arahan dari kepala sekolah. Kelvin mulai membicarakan tentang prilaku siswa SMA Kehakiman akhir-akhir ini. Kelvin meminta para siswa untuk berkerja sama dengan para guru, dan lebih menghargai para guru. Setelah hampir 15 menit, semua murid kembali dibubarkan.

"Aku paling benci, jika berkumpul di lapangan! Kaki ku jadi sakit semua!" keluah para siswa seraya berjalan masuk ke dalam kelas mereka masing-masing.

Semua siswa kembali duduk di kursi mereka masing-masing,  dan menunggu guru datang. Sedangkan di kelas 2C, semua siswa bersiap-siap menunggu kedatangan saudara kembar.

Ceklek!

Saat pintu terbuka, tiba-tiba air bercampur telur, tepung dan serangga kecoak membasahi kepala Finza dan membuat rambut, wajah dan seragam sekolah menjadi kotor.  Karna pada saat itu Finza yang pertama kali membuka pintu, sedangkan Fendi dan Findo berjalan di belakang, Finza. Jadi, mereka tidak terkena jembakkan orang yang jahil itu. Mereka berfikir Finza akan menangis ketakutan, ketika melihat serangga itu. Justru sebaliknya, wajah Finza berubah menjadi merah, seketika menahan amarah yang akan segara meledak. Finza menggenggam erat tangannya, lalu menedang baskom yang berada di depannya begitu kuat. Hingga membuat baskom itu penyot. Fendi dan Findo pun berjalan mendahului, Finza. Mereka membuat kelas 2C menjadi gaduh, saudara kembar itu ingin memberi pelajaran pada semua murid yang sudah menertawakan adiknya.

"Jawab! Siapa yang merencanakan ini semua?" bentak Fendi seraya menedang meja, yang membuat siswa berteriak ketakutan. Ketiga saudara kembar itu bagaikan kehilangan akal, mereka menedang meja dan membanting kursi dengan begitu keras. Hingga membuat sekolah sebelah berlari keluar, untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di kelas 2C.

Finza pun mengakat tangannya ke atas, hingga membuat dua saudara kembarnya menghetikan amukkan mereka. Finza yang berjalan ke sebuah meja, lalu meletakkan kedua tangannya di atas meja, dan menatap para siswa yang sudah ketakutan.

"Kalian masih tidak mau mengaku. Siapa yang telah merencanakan ini, ha?" bentak Finza dengan tatapan tajam. Menulusuri siswa-siswa yang sudah berada di pojokkan, yang saling berpelukkan satu sama lain karna ketakutan.

"Kenapa kalian jadi diam? Mana tawa kalian tadi?" tambah Finza lagi, yang semakin membuat jantung para siswa itu mau copot.

Sementara itu, beberapa guru berjalan di lorong, dengan diikuti oleh Ketua Osis dan para anggota Osis. Mereka berjalan begitu cepat menuju kelas 2C, setelah salah satu siswa melaporkan tentang kegaduhan di kelas 2C.

Bersambung...

SMA Kehakiman {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang