Part 53

68 7 0
                                    

•••••
05.00 Wib.
Findo baru saja terbangun dari tidurnya, ketika mendengarkan suara alaram yang berdetang cukup keras.

“Hmmgk ... mimpi semalam benar-benar aneh. Aku merasa kembali ke badanku,” ucap Findo sambil bangun dari tidurnya, dan mengusap-usap matanya.

“Fendi, ayo buruan bangun. Waktu sholat subuh sudah masuk,” ucap Findo sambil menggoyangkan badan kakaknya. “Fendi? Aku memanggilnya dengan sebutan Fendi lagi?” tambah Findo yang tampak kaget. Dia langsung bangun dari atas kasur, lalu berlari ke arah cermin besar. Ditatap wajahnya di depan cermin, dan dia benar-benar kembali ke dalam tubuhnya.

“Terimah kasih, Ya Allah. Kau kembalikan jiwa ke tubuhku,” ucap Findo yang benar-benar senang.

“fendi!” panggil Findo yang lansung berlari menghampiri kakaknya. “Ayo buruan bangun!” tambah Findo sambil menggoyangkan badan kakaknya dengan sangat kencang.

“Findo! Aku masih ngantuk,” jawab Fendi yang tidak mau bangun.

“Kau ini,” ucap Findo sambil berjalan pergi ke kamar mandi, lalu kembali membawa air dengan gayung berwarna hijau.

“Ayo bangun ...,” ucap Findo sambil menyemprotkan air dengan tangannya.

“Findo! Kamu resek banget jadi saudara!” ketus Fendi bangun dari tidurnya, dengan rambut yang acak-acakkan.

“Habisnya kamu susah banget dibangunin,” jawab Findo yang tidak merasa bersalah. “Sekarang kita sudah kembali lagi normal. Gak ada yang namanya tukaran tubuh. Gara-gara ini kita banyak mendapatkan masalah,” tambah Findo.

Fendi pun menatap adiknya dari bawah hingga ke atas. Senyuman langsung terukir di bibirnya, ketika mereka berdua sudah kembali ke tubuh masing-masing.

“Patesan aku mimpi aneh semalam, ternyata ini,” ucap Fendi yang langsung bangun dari kasur, dan memeluk adiknya dengan erat.

“Maaffin aku ya soal kemaren. Lagi-lagi aku menamparmu,” ucap Fendi yang tampak begitu menyesal.

“Eiks, salah. Yang kena tampar bukan aku, tapi diri kamu sendiri. Kamu 'kan pakai tubuh aku, jadi otomatis kamu yang kena tampar,” jawab Findo tertawa kecil.

“Benar juga, tapi kamu juga kena tampar sama, Adek,” ucap Fendi melepaskan pelukkannya. “Mulai sekarang gak ada yang namanya pacaran. Kita berdua harus fokus sekolah. Ok!” tambah Fendi sambil menunjukkan telapak tangannya.

Plak!

“Ok!” jawab Findo sambil menyatukan telapak tangan mereka, hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.

“Ayo kita sholat bareng, habis itu siap-siap sekolah, dan minta maaf sama adek,” ucap Fendi sambil merangkul bahu Findo, dan mereka berdua berjalan masuk ke dalam kamar mandi bersama.

Ternyata doa seorang adik yang putus asa, berhasil mengembalikan mereka berdua ke tubuh masing-masing. Meskipun sudah beberapa kali bertengkar hebat, hubungan persaudaraan lebih kental dibandingkan dengan yang lain.

Sementara dilain waktu, Arga baru saja terbangun dari tidurnya, dan merasakan tubuh istrinya yang tidak panas lagi. Arga merebahkan kepala istrinya di atas bantal, dan bangun dari kasur perlahan-lahan. Dia tidak ingin istrinya terbangun, karena gerakkan darinya. Setelah keluar dari selimut yang hangat, dia tiba-tiba merasa kedinginan, saat angin pagi menerpa kulitnya. Arga berjalan ke kamar mandi, lalu melakukan ritual mandi sebelum melakukan kewajibannya sebagai umat Islam.

Saat Arga berada di dalam kamar mandi. Finza tiba-tiba terbangun dari tidurnya, ketika tidak merasakan ada Arga di sampingnya. Finza mengusap-usap matanya, sambil bangun dari tidurnya. Ditutupi badan yang hanya memakai pakaian dalam, dengan selimut yang tebal. Finza mencoba mencari pakaiannya, tapi tidak menemukannya di mana-mana. Finza juga masih belum sanggup berjalan ke ruang pakaian, karena masih merasakan pusing. Akhirnya Finza lebih memilih menunggu Arga, dan meminta Arga mengambilkan baju untuknya.

SMA Kehakiman {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang