Part 38

57 7 0
                                    

"Yea!" teriak Finza menedang perut Jimmy, hingga membuat Jimmy terpental cukup jauh.

"Hah ... hah ... kalian sudah lupa, ya? Kalau kita ini ketua Geng Zurrah? Masih untung kita biarkan kalian hidup saat itu. Sekarang kalian malah ingin cari mati!" ujar Finza dengan nafas tersengal-sengal.

"Aku bakal tetap hancurkan kalian, tapi sekarang aku kabur dulu!" jawab Jimmy sambil memegang perutnya, lalu bergegas naik ke motor mereka masing-masing.

Bruumm!

Mereka berlalu pergi begitu saja, dengan membawa kekalahan lagi. Fendi dan Findo pun menghampri adiknya, lalu meletakkan tangan mereka di bahu Finza.

"Kamu hebat, dek. Kita gak bisa bayangkan kalau ingatan kamu gak kembali tepat waktu," ujar Fendi tersenyum.

"Karna kita ini tiga saudara kembar," jawab Finza melingkarkan tangannya di pinggang para kakaknya.

"Meskipun kamu seorang wanita. Kamu lebih kuat dari kita," ucap Findo sambil mengacak-acak rambut pendek adiknya.

"Kalian baik-baik saja?" tanya Enjel yang tampak khawatir.

"Kita baik-baik aja," jawab mereka serentak.

"Sekarang tinggal Yulia yang harus aku bereskan lagi," ucap Finza tersenyum manis.

"Ingatan kamu sudah kembali?" tanya Enjel yang tampak senang. Finza hanya membalas dengan anggukan pelan.

"Aku senang banget," ucap Enjel yang benar-benar senang. Jika namanya akan bersih dan para siswa tidak akan menghinanya lagi.

•••••

Tiga saudara kembar baru saja sampai di rumah mereka, setelah mengatarkan pulang Enjel ke rumahnya.

"Ibu ... kita pulang!" teriak mereka sambil berjalan masuk ke dalam rumah besar itu.

"Kalian sudah ... Ya Allah! Ini wajah kalian kenapa? Kalian habis berkelahi, ya?" tanya Ratu yang tampak kaget, saat melihat wajah anak-anaknya memiliki beberapa luka. Sedangkan ke tiga saudara kembar hanya membalas dengan cengiran.

"Sekarang bersihkan diri kalian, habis itu sholat ashar," jawab Ratu yang tak tau harus ngomong apa.

"Maafkan kita, ibu! Kita gak bermaksud berkelahi, hanya saja mereka mencari gara-gara dengan kita dulu."

"Apa kata kak Fendi benar, ibu!" timpal Findo dan Finza serentak.

"Ibu sudah paham. Sekarang bersihkan diri kalian, habis itu sholat baru makan."

"Baik ibu!" jawab mereka serentak, lalu berjalan menaiki tangga ke lantai atas.

Setelah selesai sholat, Finza menatap dirinya di cermin dan melihat bekas luka karena berkelahi tadi. Finza langsung tersenyum, ketika mengingat kalau suaminya seorang dokter. Finza langsung bergegas mengeringkan rambutnya, lalu menyisir rambutnya itu. Finza tak lupa memakai bedak tipis dan listip yang berwarna merah muda. Setelah merasa cantik, dia langsung bergegas memakai jaket hitamnya.

Tak!

Tak!

Tak!

"Finza, jalan di tangganya pelan-pelan aja!" teriak Ratu dari bawah dengan bersedekap dada.

"Hehehe ..." Finza hanya membalas dengan tertawa kecil.

Cup!

"Finza tempat kak Arga dulu ya, bu. Assalamualaikum," ucap Finza setelah mencium pipi kanan ibunya. Ratu hanya menggelengkan kepalanya, saat Finza berlari keluar dari rumah.

"Adek pergi ke mana, ibu?" tanya Fendi yang baru saja turun tangga bersama dengan Findo.

"Ke tempat suaminya," jawab Ratu.

"Bu, boleh gak aku masak sesuatu untuk kita semua?" tanya Findo yang tiba-tiba ingin memasak.

"Emangnya bisa?" jawab Ratu yang balik bertanya.

"Findo cita-cita ingin jadi chef, bu. Kalau malam minggu dia bakal pergi ke restoran ayah. Di sana dia bakal belajar masak," jelas Fendi.

"Lah, kok ibu gak tau?" tanya Ratu tampak kaget.

"Kemarin aku masih malu bilang sama ibu. Sekarang bakal aku tunjukkan apa yang sudah ku pelajari," jawab Findo sambil menarik tangan ibunya ke dapur.

Sesampainya di dapur, Findo mulai mengambil bahan-bahan yang di perlukannya di dalam lemari pendingin. Findo mengambil beberapa tomat, dan ayam bagian dadanya. Findo merebus daging ayam itu di dalam air mendidih. Saat ayam direbus, dia dengan cepat mengiris bawang, cabe, tanpa takut tangannya terluka oleh pisau. Beberapa menit kemudian, dia kembali mengakat ayam yang sudah di rebus itu dan memotong daging ayam yang masih panas.

Ratu dibuat takjub oleh Findo, dia tidak menyangka jika anaknya bisa memasak. Bahkan Findo sudah seperti chef hebat saja. Setelah melumari ayam itu dengan bumbu, Findo memasukkannya ke dalam open. Findo memasang waktu selama 10 menit dan waktu itu digunakan untuk membuat masakkan kesukaan Fendi. Dia memasukkan beberapa telur ke dalam mangkok dan beberapa bumbu lainnya.
Beberapa menit kemudian, Findo selesai menyajikan masakkan pertamanya.

"Silahkan nikmati telur dadar gulung dan ayam bakar pedas ala, Chef Findo," ucap Findo menyajikan kepada Fendi dan ibunya.

"Hmmm, bau enak apa ini?" ucap Rayn yang baru saja kembali dari kantor. Dia pun langsung duduk di kursi dan langsung mencicipi masakkan putranya.

"Enak banget ini, Findo," ucap Rayn mengacungkan jempolnya.

"Benar juga. Nenek harus cicipi masakkan aku ini," ucap Findo berlari meninggalkan meja makan, untuk menjemput neneknya.

•••••

Dilain waktu, Finza baru saja sampai di rumah sakit dimana Arga tengah bekerja.  Finza tampak begitu senang berjalan masuk ke dalam rumah sakit, karna sebentar lagi dia akan bertemu dengan suaminya.

"Kakak!" panggil Finza berlari menghampiri Arga yang sedang berjalan bersama salah satu dokter pria.

"Sayang!" ucap Arga yang tiba-tiba kaget dengan kedatangan istrinya. Finza langsung memeluk Arga dengan erat dan tentu dibalas oleh sang empu.

Beberapa suster wanita langsung kaget, ketika Arga memeluk gadis cantik.

"Dokter Arga sudah punya istri?"

"Gak mungkin, itu palingan adeknya. Dokter Arga 'kan masih muda, gak mungkin sudah menikah."

"Kalau Dokter Arga sudah menikah. Aku benar-benar patah hati!" ujar para suster, sambil menatap Arga dan Finza.

Bersambung...

SMA Kehakiman {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang