Part 23

55 6 0
                                    

Arga baru saja selesai mandi, dia tampak begitu segar bugar setelah keluar dari kamar mandi. Dia pun lansung mematung seketika, saat melihat Finza yang sudah tertidur tanpa mengganti baju handuknya dengan baju tidur.

"Kendalikan dirimu, Arga. Jangan tergoda olehnya, ingat dia masih sekolah!" batin Arga yang terus mewanti-wanti dirinya sendiri.

Arga dengan kesal berjalan menghampiri Finza, lalu membantu menyelimuti Finza yang tidur tampa selimut. Arga pun duduk di sisi ranjang, lalu menatap wajah Finza begitu lama. Mungkin karena Finza sudah terlalu lelah, itu sebabnya dia tidak menganti pakaiannya. Meskipun semua barang-barangnya sudah berada di kamar ini, begitupun sebaliknya dengan Arga. Semua barang-barang mereka disatukan sehari sebelum pernikahan mereka, karna itu permintaan dari Finza sendiri. Dia tidak akan pisah tidur dengan Arga, meskipun dia masih sekolah. Karna rencananya membuat Arga menderita, karna ide gilanya ini.

"Bibirnya benar-benar menggoda imanku. Jika, aku menciumnnya sekali, dia tidak bakal hamil, 'kan? Salah sendiri tadi," guman Arga seraya mencium bibir merah muda, Finza. Finza memang tidak menyadari hal ini, karna dia sudah tertidur pulas dan bermimpi indah tentang rencana selanjutnya. Setelah mencium bibir istrinya itu, Arga tersenyum ketika melihat Finza yang tiba-tiba tertawa kecil saat sedang tidur alias mengigau.

Keesokan harinya.

Arga terbangun dari tidurnya, ketika mendengar suara alaram yang cukup keras. Arga mencoba meraih alaram yang ada di samping Finza, tapi usahanya sia-sia karna Finza memeluknya begitu erat. Arga pun terpaksa membangunkan Finza, lagipun waktu sholat subuh sudah masuk dan mereka berdua juga harus bersiap-siap menuntut ilmu.

"Finza, bangun!" ucap Arga seraya menepuk pelan bahu Finza.

"Eugkhh!" lenguh Finza seraya membuka matanya dengan perlahan-lahan. Finza pun melepaskan tangannya dari badan Arga, lalu bangun dari atas ranjang. Arga hanya melongo kebingungan saja, ketika melihat Finza yang tampak biasa saja dan tenang. Biasanya orang yang dijodohkan, akan ada drama kagetnya ketika bangun dan melihat dirinya memeluk orang yang belum dicintainya.

Sementara itu, Finza sedang menyadarkan punggungnya ke dinding dan merasakan jantungnya yang berdegup dengan sangat cepat. Dia memang terlihat tenang di hadapan Arga, tapi sebaliknya dia sedang dibuat jantungan karna itu.

*****

Setelah melakukan sholat subuh, semua orang pun melaksanakan sarapan di meja makan sebelum memulai aktivitas mereka masing-masing. Mereka makan dengan tenang, hanya detingan sendok dan piring yang berbunyi.

"Ibu, ayah. Aku pergi sekolah dulu," ucap Finza yang baru saja selesai makan dan diikuti Arga yang juga mencium punggung tangan Rayn dan Ratu.

Beberapa menit kemudian, Fendi dan Findo juga selesai dengan sarapannya. Setelah mencium punggung tangan ibu dan ayahnya, mereka berdua berniat menyusul Arga dan Finza. Tiba-tiba Rayn menghetikan langkah mereka, lalu meleparkan sesuatu untuk mereka.

"Kunci?" ucap mereka berdua yang kaget ketika mendapatkan kunci motornya.

"Kalian membutuhkannya kembali, 'kan? Ingat, jangan salahkan gunakan lagi kepercayaan ayah!" jawab Rayn dengan menekankan katanya.

"Baik ayah. Kita pergi sekolah dulu!" ucap mereka yang tampak bahagia, ketika ayahnya mengembalikan motor mereka masing-masing.

Sesampainya di sekolah SMA Kehakiman. Semua para siswa perempuan lansung kaget, ketika melihat dua orang yang sedang mengedarai motor yang berwarna hitam dan putih. Dua motor itu berhenti di depan gerbang, dan tak lama kemudian Finza pun keluar dari mobil Arga.

"Sampai jumpa nanti, Kak!" ucap Finza sebelum menutup pintu mobil Arga, sedangkan Arga hanya membalas dengan senyuman. Finza pun berjalan menghampiri dua pengendara motor itu, lalu naik ke atas motor yang berwarna hitam.

"Siapa dia?" tanya orang-orang yang tidak mengenali dua saudara kembar Finza, karna mereka memakai helm untuk menutupi wajah mereka. Biasanya mereka selalu diantar dan dijemput oleh supirnya, wajar saja mereka tidak mengenali dua saudara kembar itu. Dan mereka juga tidak akan mengira kalau itu dua F, saudara kembarnya, Finza.

Ketika dua saudara kembar itu memakirkan motornya. Reza tampak kaget ketika dua saudara kembar itu memiliki motor yang lebih keren darinya. Beberapa wanita yang awalnya sedikit acuh dengan saudara kembar, tiba-tiba saja sekarang berubah menjadi ingin berteman dengan tiga F.

*****
Dilain waktu, Arga baru saja sampai di kampus, dia lansung mengeluarkan laptopnya dan mulai mengerjakan beberapa meteri yang belum sempat dia kerjakan.

"Arga, kamu nanti punya waktu, gak? Kita pergi makan bareng yuk?" ajak Dilla.

"Gak bisa, Dilla," tolak Arga tampa mengalihkan tatapannya dari laptop.

"Kenapa?"  tanya Dilla penasaran.

"Ya gak bisa aja," jawab Arga.

"Kenapa, Arga? Sekarang kamu benar-benar berubah semenjak kenal gadis kecil itu. Kamu lebih mementingkan perkerjaanmu dibandingkan aku!" ujar Dilla yang tampak kecewa. Arga pun menghetikan tangannya, lalu beralih menatap Dilla.

"Dil ..., gak cuma aku aja laki-laki di dunia ini. Banyak kok laki-laki di luar sana yang lebih baik dari aku. Mulai saat ini, kamu harus melupakan perasaanmu padaku. Coba untuk mengenali pria yang lebih baik dari aku."

"Aku itu cintanya sama kamu, Arga! Bukan sama orang lain! Kenapa kamu gak paham juga dengan perasaanku?" bentak Dilla lalu dia pergi begitu saja.

"Dilla!" panggil Arga.

Arga tidak pernah mengatakan ini pada Dilla, tapi sekarang dia sudah menikah dengan seorang gadis yang dicintainya. Arga tidak mungkin membiarkan Dilla yang terus-terus memcintainya, karna itu akan sakit jika Dilla mengetahuinya tentangnya. Arga masih belum bisa mengatakan pernikahannya ini, karna belum waktu yang tepat. Meskipun dia tidak tau, apa yang membuatnya jatuh cinta pada gadis yang sudah berstatus istri sahnya. Namun, jika berada bersama Finza, dia merasa nyaman dan bahagia karena tingkah konyol istrinya, yang selalu membuatnya tersenyum tanpa sepengetahuan Finza.

Bersambung...

SMA Kehakiman {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang