Part 16

66 5 0
                                    

Semua siswa SMA Kehakiman tampak terburu-buru berjalan masuk ke dalam gerbang sekolah. Mobil Arga baru saja sampai di depan gerbang sekolah. Tiga saudara kembar itu berjalan keluar dari dalam mobil.

"Makasih, kak!" ucap Fendi dan Findo secara bersamaan. Lalu mengejar Finza yang sudah berjalan lebih dulu.

"Kamu masih marah sama kak Arga, ya?" tanya Fendi seraya merangkul bahu Finza.

"Jangan lama-lama marah sama kak Arga.  Nanti marah itu berubah jadi cinta lo," timpal Findo.

"Mau mati!" ketus Finza seraya memukul belakang kepala Findo dengan sangat keras.

"Kalau kamu galak kayak ini terus. Jangan harap ada orang yang mau denganmu!" ujar Findo seraya berlari mendahului Fendi dan Finza.

"Gak usah pikirkan omongan dia. Adik cantik kakak ini banyak orang yang naksir kok," ucap Fendi seraya mengacak-acak rambut Finza.

"Ini baru kakak kesayanganku," jawab Finza tersenyum manis.

Sesampainya di kelas mereka lansung duduk di kursi masing-masing. Tak beberapa lama kemudian guru pun datang, dan pelajaran pun dimulai.

Sementara itu, Arga baru saja masuk ke sebuah universitas ternama. Selain jadi bodygaurd saudara kembar, Arga juga seorang mahasiswa di kampus itu dan mengambil jurusan kedokteran. Semua biaya kuliahnya ditanggung oleh ayahnya saudara kembar, karna Arga adalah anak buah kesayangan, Rayn Wijaya.

"Arga! Nanti malam kamu ada waktu, gak?" tanya wanita cantik seraya duduk di samping, Arga.

"Enggak, Rina. Aku gak bisa pergi keluar. Aku harus jagain si kembar," jelas Arga.

"Si kembar?" ucap Rina sedikit mengerutkan keningnya.

"Iya. Anak Bos, aku," jawab Arga tampa menatap Rina.

"Umur berapa? Cewek apa cowok?" tanya Rina penuh selidik.

"Umur 17 tahun. Cowok dan cewek," jawab Arga seraya membaca buku pelajaran tentang kedokteran.

"Kok masih harus dijaga? 'Kan mereka udah besar," ujar Rina seraya memajukan bibirnya beberapa senti, dengan melipatkan tangannya di dada. Lalu menyadarkan punggungnya ke kursi. "Kamu sekarang jauh berubah. Kamu lebih metingkan perkejaan dari pada aku," tambah Rina lagi.

"Bos aku itu, sudah seperti ayah untukku. Dia sudah menolongku. Jadi, wajar saja kalau sekarang aku membalas kebaikannya," jelas Arga.

"Seterah kamu sekarang!" ketus Rina bangun dari kursi itu, lalu pergi meninggalkan Arga begitu saja. Dia bernama Rina Welvina, wanita yang sangat menyukai Arga. Mereka sudah berteman semenjak kecil, bahkan Arga sudah mengagap Rina seperti adiknya sendiri. Namun sebaliknya, Rina tidak pernah mengagap Arga seperti teman atau kakak. Rina benar-benar menyukai Arga semenjak SMP, tapi sebaliknya Arga tidak pernah membalas perasaan Rina. Meskipun Arga tau kalau Rina menyukainya, karna dia mengagap Rinag hanya sebatas sahabat atau adik.

Dilain waktu, bel tanda istirahat di SMA Kehakiman baru saja berbunyi. Semua murid bergegas keluar dari kelas, untuk menuju ke kantin atau yang lainnya.

Finza sedang memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya. Fendi dan Findo pun berjalan menghampiri adiknya itu. Lalu seperti biasa, mereka akan pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong.

"Aku mulai bosan dengan menunya deh. Aku pengen makan di restoran tempat yang biasa ayah dan ibu pergi. Makanan di situ benar-benar enak," ujar Finza yang tak semangat dengan makanannya.

"Bagaimana kalau sepulang sekolah, kita pergi ke sana?" tanya Fendi.

"Boleh juga tuh. Aku udah lama gak makan di sana," timpal Findo yang penuh semangat.

"Ok. Aku setuju," jawab Finza.

Setelah selesai makan, mereka bertiga berniat kembali ke dalam kelas. Tiba-tiba Reza dan Randi menghampiri mereka bertiga.

"Finza!" panggil Reza sedikit berlari menghampiri mereka.

"Iya?" jawab Finza.

"Nanti malam kalian ada waktu, gak? Kita berdua ingin ajak kalian makan-makan di luar. Aku ingin mengenal kalian lebih jauh lagi," ujar Reza terseenyum.

"Kayaknya gak bisa, Senior. Kalau malam kita harus belajar," jawab Finza.

"Ya. Sayang sekali," ucap Reza yang tampak kecewa.

"Maaf sekali lagi, Senior. Kita bertiga kembali ke kelas dulu." Mereka pun sedikit menudukkan kepalanya, sebelum berlalu pergi meninggalkan dua pria itu.

"Mereka benar-benar sulit untuk di dekat 'kan. Kamu harus berusaha lebih keras lagi,"  ujar Randi seraya menepuk pelan bahu Reza.

"Bukan Reza kalau tidak bisa buat gadis itu jatuh cinta sama aku," jawab Reza tersenyum miring.

*****

Mobil Arga baru saja berhenti di sebuah restoran. Tiga saudara kembar itu bergegas keluar dari dalam mobil, karna mereka sudah tidak sabar makan di dalam restoran itu.

"Bibi!" panggil Finza saat masuk ke dalam restoran itu.

"Eh, ada tiga F," jawab wanita paruh baya itu tersenyum. Bibi itu sengaja memanggil mereka dengan tiga F, karna terlalu sulit memanggil nama mereka satu persatu.

"Baru pulang sekolah, ya?" ucap Bibi itu seraya meletakkan daftar menu di atas meja.

"Iya bi," jawab Fendi. Sementara Finza dan Findo sibuk memilih menu yang akan mereka pesan.

"Pria tampan ini siapa? Kok bibi baru lihat." Pria tampan yang dimaksud Bibi itu adalah Arga Ardiansyah, yang tengah duduk di samping Fendi.

"Saya ..."

"Pacarnya Finza, bi," potong Findo saat Arga akan mempekenalkan dirinya.

"Kalau ngomong itu dipikir dulu!" ketus Finza seraya memukul kepala Findo. Findo hanya mengusap-usap kepalanya yang sakit, seraya memanyunkan bibirnya. Entah kenapa, Findo selalu membuat Finza kesal sejak pagi.

"Saya ..." Lagi-lagi perkataan Arga kembali dipotong.

"Kalian benar-benar cocok," ucap Bibi itu tersenyum, lalu pergi begitu saja.

"Dia ini cuma ...  kau benar-benar membuatku jengkel, Findo!" ketus Finza seraya menonjok bahu Findo.

"Sakit! Aku tidak mau duduk dekat kamu. Kakak Arga pindah ke sini!" ujar Findo seraya menyuruh Arga bertukar duduk dengannya.

"Baiklah," jawab Arga bangun dari kursi, lalu pindah duduk ke tempat Finza.

"Kalian benar-benar jahat!" ujar Finza seraya menyadarkan punggungnya.

Bersambung...

SMA Kehakiman {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang