Pagi yang begitu cerah, tampak Finza yang masih tertidur dengan pulas. Alaramnya sudah berbunyi begitu keras, sebaliknya Finza tidak merasa terganggu dengan bunyi alarm itu
Tik!
Ratu mematikan alarm itu dengan tangannya, seraya menatap putrinya itu dengan menghela nafasnya.
"Bagaimana mungkin ini putriku ... Finza, ayo bangun!" Ratu menggoyangkan bahu Finzah sedikit keras.
"Lima menit lagi, Bu," jawab Finza dengan suara yang masih ngantuk.
"Finza ...!" teriak Ratu yang membuat Finza lansung bangun dari kasur.
"Iya-iya, Bu," jawab Finza bergegas turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.
Sementara itu Fendi dan Findo bergegas bersiap-siap, sebelum ibunya masuk ke dalam kamar.
"Kak Fendi, sepatu aku mana?" tanya Findo yang panik saat tidak menemukan sepatunya.
"Mana aku tau," jawab Fendi mengedipkan bahunya seraya memasang sepatu.
"Itu bukannya sepatu aku ya?" ucap Findo.
"Enak aja. Ini sepatu aku loh!"
"Bukan, itu sepatu aku!" ucap Findo.
"Ada apa lagi ini?" ucap Rayn yang tiba-tiba muncul dari pintu.
"Ayah, kak Fendi ambil sepatu aku!"
"Bukan ayah. Ini sepatu aku!"
Rayn pun mendesah sembari berkacak pinggang. "Findo, pas pulang sekolah. Sepatu kamu tarik dimana?" tanya Rayn dengan nada tinggi.
"Oo ...." Findo pun mencoba mengingat-ingat dan ternyata sepatunya itu ada di bawah meja belajarnya sendiri. Saat Findo baru kembali dari sekolah, Findo lansung berjalan menuju mejanya. Lalu mengambil buku Novel yang baru saja dibeli di dalam tasnya. Karna merasa gerah, Findo pun melepaskan sepatunya itu.
"Lain kali kalau pulang sekolah itu, sepatunya itu ditarok di tempat. Agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali! Kalian mengerti?"
"Iya, kami mengerti!" jawab mereka secara bersamaan.
"Hah ... buruan siap-siap. Bentar kalian terlambat masuk ke sekolah baru kalian," ucap Rayn sebelum berlalu pergi.
"Makannya, kalau besok sepatu itu ditarok di tempatnya. Kalau gini kan kena marah!" gerutu Fendi yang kesal.
"Iya-iya, aku minta maaf. Mentang-mentang kita anak kembar. Semuanya dibeli sama!" jawab Findo yang balik mengomel.
Sementara itu, Finza baru saja keluar dari kamar mandi. Untunglah Ratu membantu Finza menyiapkan barang-barangnya, dengan mudah Finza memakainya. Beberapa menit kemudian, Finza sudah siap akan berangkat ke sekolah barunya. Finza berjalan begitu bergegas menuruni tangga, hingga menimbulkan suara yang keras karna langkah kaki, Finza. Rayn tersenyum menatap Finza, dan teringat ketika Ratu masih seumuran dengan Finza.
"Ibu, kita berangkat dulu." Mereka mencium tangan Ratu secara bergantian.
"Jangan buat masalah lagi di sekolah baru kalian. Ingat itu!" ucap Ratu sedikit mengeraskan suaranya.
"Iya ibu," jawab mereka secara bersamaan.
Mereka pun masuk ke dalam mobil mewahnya. Hari ini Rayn mengantarkan mereka ke sekolah barunya, untuk mengurus beberapa urusan di sekolah baru anak-anaknya itu. Memakan waktu tiga puluh menit dari rumahnya, dan mobil Rayn berhenti di sebuah sekolah SMA Kehakiman. Sekolah yang lumayan besar dan memiliki beberapa tingkatan, walau tak sebanyak di sekolah lama anaknya. Sekolah ini khusus untuk anak-anak yang bandel dan nakal, seperti sekolah para gangster. Mereka akan dididik menjadi orang yang lebih baik, dan bagi yang kuat adalah penguasa di sekolah ini. Rayn dan Ratu terpaksa memasukkan anaknya ke sini, karna sudah kewalahan menghadapi sifat anak-anaknya. Rayn berharap anak-anaknya bisa menjadi lebih baik, ketika sudah bersekolah di tempat itu.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Kehakiman {TAMAT}
RomanceMasih lanjutan dari My Husband Is A Bos Mafia. Cerita ini hanya diperankan oleh anak-anak Ratu dan Rayn, yang bercerita tentang sikembar tiga yang memiliki hobi berkelahi dan bikin geleng-geleng kepala dengan kelakuan mereka. Setelah membuat masala...