22∆ Spoiled Boy

1.8K 180 3
                                    

Alhamdulillah
Baca basmalah dulu yeorobun, stay healthy and keep dreaming!

~~~~~

WayV - Nectar

“Hiduplah seperti biasa, jangan hiraukan seseorang yang membecimu dan membuatmu tidak nyaman.”

~~~~~

Sinar matahari menerobos masuk mengenai wajah lelaki tampan yang sedang tertidur pulas. Tangannya meraba seseorang yang kemarin malam mendekapnya dengan begitu hangat. Sungguh, pelukan itu mengingatkannya dengan pelukan seorang ibu yang sesungguhnya.

Dimana dia?

Dengan tidak rela, Alfin mendudukan badannya di sandaran ranjang, matanya melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 8 pagi. Sudah telat jika dia harus datang ke kantor.

Suara dering ponsel mengalihkan perhatiannya.

Rian is callings

“Ada apa, saya sibuk. Liburkan seluruh pegawai.”

Terdengar seseorang di seberang sana sedang terkekeh.

“Eits tunggu pak bos. Jangan marah marah dong inget umur.”

“Saya lebih muda darimu.”

“Hem benar juga, tapi kok wajahnya lebih muda saya ya pak bos. Eh kok malah bahas umur, saya punya berita baik pak. Mr. Nakamoto menerima hubungan kita yang otomatis meningkatkan saham kita.”

Alfin mengernyitkan dahi bingung, siapa yang melakukannya?

“Siapa yang membuat laporan?”

“Yaampun pokoknya saya iri sama pak bos. Udah cantik, pinter, sopan dan auranya tuh ngajakin nikah. Kalau aja Bu Arlin gak buat laporan, pasti pekerjaan saya hilang, kena-”

Alfin mematikan sambungan telepon secara sepihak, telinganya sudah panas mendengar seseorang memuji Arlin.

Kakinya melangkah menuju kamar mandi, dia ingin berendam menenangkan semua pikiran yang menghatuinya.

~~~~~

“Terimakasih atas kerja samanya.” Arlin membungkukkan badan kepada seluruh pegawai yang sudah bekerja keras hari ini.

“SAMA SAMA BU BOS.”

Arlin mengerucutkan bibirnya ke depan, sungguh dia sangat tidak pantas jika dipanggil dengan embel-embel ‘bu bos’.

“Ingat habis ini langsung pulang ya semuanya.” Ucap Arlin dengan melirik Dewi yang berada di sampingnya.

Seluruh pegawai bersorak senang, sedangkan Dewi menundukkan kepalanya menahan malu.

“Yaampun bu bos, sumpah kemarin cuma mampir makan habis itu langsung pulang. Siapa disini yang nyebar fitnah?!”

Dewi menunjuk semua rekan-rekannya yang tidak berhenti menggodanya, jujur kemarin sore dia hanya mampir untuk membeli makanan dan itupun bersama mas-mas ojek online tapi tampan.

“Udah mbak jangan ngelak, kalau suka tinggal bilang. Masnya kayaknya juga masih single.”goda Arlin dengan mencolek lengannya sedikit.

“Ahhh saya marah sama bu bos. Saya di bully.”

Arlin hanya tertawa renyah. Dia bersyukur mempunyai pegawai yang mudah di ajak bercanda dan humble terhadapnya. Walaupun dia terbilang muda di lingkungan kafe ini, semua pegawai menghormatinya tidak memandang umur.

l'm FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang