8∆ Mission

1.6K 206 4
                                    

Stray Kids – Double Knot

“Kesendirian ini membuatku banyak mengerti. Bahwa dunia ini begitu sempurna untuk dinikmati.”

~~~~~~

Pemuda itu meringis merasakan betapa panasnya hari ini. Berdiri di depan sang pusaka dengan kepala mendongak keatas, sudah terhitung hampir satu jam lamanya ia berdiri disana. Keringat menetes dari dahi hingga lehernya.

Teriakan histeris datang bertubi-tubi dari lantai dua SMA Brawijaya, para cewek mengagumi paras hampir sempurna milik ketua geng Gladiator tersebut.

Mata besar dengan bola mata berwarna hitam pekat, hidung mancung, rahang tegas dan bibir tipis menghiasi wajahnya. Siapapun yang menatap matanya akan masuk ke dalam pesonanya.

“Padahal gue lebih ganteng.”

Arya merotasikan bola matanya jengah
“Muka lo ama mukanya si Alfin itu kayak lagu.”

Bagus mengerutkan keningnya bingung, “lagu apa?”

“Itu lo, lagu jawa yang viral. Bagaikan langit dan bumi, engkau dan dia selamanya takkan sama… Aduuhh, sakit bego!” sebelum nyanyian Arya selesai, Bagus memukul lengan Arya dengan cukup keras.

“Seharusnya kan gue juga di gituin, secara kan gue sahabatnya si bos. Kecipratan sedikit juga gak papa, masak sih gue jelek banget? Gue jelek ya Ya?”

Bagus bertanya kepada Arya yang berada di sampingnya. Arya hanya mengangkat kedua bahunya ke atas tanpa melihat Bagus. Ia sudah hapal betul bagaimana tingkah gila sahabatnya yang satu ini. Dengan tingkat ke-kepoan yang sudah di ubun-ubun, Bagus mengambil cermin cewek yang lewat di depannya dengan asal tanpa meminta persetujuan dari sang pemilik.

Bagus menggelengkan kepalanya heran, “gue gak habis thinking ama orang-orang. Apa mereka tidak melihat kegantengan gue yang paripurna ini? Secara kan gue adeknya Hyunjin Stray Kids, buta orang-orang yang bilang gue jelek.”

“Hyunjin siapa?” Arya bertanya kepada Bagus.

“Halah itu lo, orang Korea. Gue sering liat adek gue teriak gak jelas gitu liat tu orang.”
“BTS?”

Bagus menggelengkan kepalanya, “bukan jajang, ini Stray Kids. Semua yang berhubungan dengan idol itu bukan BTS doang, halah kok malah bahas orang Korea. Itu bos kenapa bisa telat gitu?”

Sekarang giliran Arya yang menggelengkan kepalanya, “gak tau lah, Lo kira gue pengawalnya yang setiap waktu ada di samping bos?”

“Jangan ngegas goblok.”

“Ih gak suka deh, Bagus kasar.”

Arya berlari menjauh dari Bagus yang tengah mencoba mengejarnya.

“WOII ARYA SINI LO!”

*****

Suasana kelas begitu ramai, para guru sedang mengadakan rapat untuk acara akhir tahun. Pada saat inilah para siswa dan siswi merayakan kebebasan belajarnya. Tidak terkecuali kelas XII IPS 5, kertas berhamburan dimana-mana, meja digabungkan untuk menjadi alas tidur, sapu dijadikan gitar dan meja dijadikan gendang alami.

Sok neh wes oleh gantimu, wes ra kajok akuuuuuu. Mergo wes tau, wes tau jeruuuu…..

Entah apa yang merasuki Arya, pemuda keturunan Afrika itu lebih sering bernyanyi bahasa Jawa. Bahkan Bagus yang keturunan Jawa tidak begitu tau lagu-lagu Jawa, kecuali lagu ini. Kartoyono Medot Janji ia begitu hafal.

Katanya, lagu ini memang diciptakan untuknya. Untuk para sobat ambyar yang berkali-kali dikhianati oleh pasangan.

“Say what?!”

Arya menaiki kursi berteriak membangkitkan jiwa-jiwa ambyar yang berada pada jiwa teman-temannya. Bagus beryanyi paling keras dengan mimik muka yang sangat sedih.

BIYEN AKU JEK BETAH SUWE-SUWE WEGAH, NURUTI KEKAREPANMU SANSOYO BUBRAH…..

BIYEN WES WANTI-WANTI, OJO NGASI LALI…

TAPI KENYATAANNYA PERGIIII…..

Chiko tertawa dengan memegangi perutnya dengan sebelah tangan, yang sebelah ia gunakan untuk merekam Bagus menggunakan ponsel keluaran terbaru, Bagus yang benar-benar mendalami dan menghayati lagu.

Setelah dirasa cukup, ia berlari sudut kelas dimana Alfin, Rendy dan Axelle juga ada disana.

“Hahahaa anjiiirr, ngakak gue. Si Bagus gila, ambyar banget. Nih coba liat.”

Chiko menyodorkan ponsel pintarnya kepada mereka, mereka semua tertawa tidak terkecuali Alfin. Walaupun Alfin hanya terkekeh pelan dan tersenyum tipis.
Kesenangan mereka berhenti ketika sang ketua kelas, Abas berteriak keras menyuruh untuk diam.

“ASSALAMUALAIKUM SEMUANYA, TOLONG SEKALI SAJA HARGAI KETUA KELAS YANG BERDIRI DI DEPAN!”

Setelah dirasa semua diam, Abas terkekeh sebentar.

“Woii Bas, lama banget. Malah ketawa lagi ni anak,” Abas tersenyum, “selow, selow.”

“Setelah di adakan rapat satu jam tujuh menit yang melibatkan siswa dan guru, pihak sekolah mengadakan turnamen futsall, cerdas cermat, dan bola basket untuk acara akhir tahun. Turnamen ini di buka untuk umum, jadi teman-temanku yang tercinta mohon dukungannya untuk melancarkan acara ini.”

Abas membagikan brosur ke seluruh penghuni kelas, “sebelum saya tutup, ada yang ditanyakan?”

Axell mengangkat tangannya, “semua sekolah boleh ikut? Ada batas kuota?”

“Yaampun Abas lupa.” Abas menepuk dahinya pelan, dan mendongakkan kepalanya ke atas.

Seisi kelas sudah menebaknya, pasti dia sedang mengingat. Kebiasaan dari 3 tahun sejak menjabat menjadi ketua kelas.

“Eh iya gini, turnamen ini buat cowok. Kuota futsal dan bola basket dibatasi 6 tim, kalau cerdas cermat 20 anak, cowok atau cewek bebas. Ada pertanyaan lagi?”

“TIDAK.”

Abas menganggukkan kepalanya paham, “baiklah, saya akhiri pemberitahuan kali. Assalamualaikum, cukup sekian dan terima gaji.”

“TERIMAKASIH!”

“Hehehe, lupa. Maap semua, hamba khilaf.”
Abas mendekati Alfin dan Axell yang kebetulan, tanpa perintah ia duduk disana.

“Bantu ya Fin, Pak Karno kan dipindah ke sekolah lain. Bimbing adek kelas.” Alfin mengangkat sebelah alisnya ke atas, Abas menghela nafas pelan.

“Iye lu kan tau, anak-anak gimana. Walaupun udah jago, tetep butuh bimbingan senior.”

“Hem, iya beres.” Abas mengucapkan terimakasih, dan beranjak dari sana. Sebelum itu, dia menengok ke belakang dengan pandangan yang sulit diartikan.

Alfin menganggukkan kepalanya paham. Axell melihat Alfin dan Abas secara bergantian, dia tidak tau apa-apa.

“Apa bos? Gue gak bisa telepati.”

“Gak papa, kumpulin anak-anak di basecamp habis pulang sekolah.”

“Emm oke.”

Cerdas cermat, dia pasti datang.
.
.
.

Assalamualaikum semua, tetap sehat ya kalean.

Nggak nyangka udah 1 bulan aja nih story 🤧

Draf 6 Juli 2020
Publish 15 Juli 2020

l'm FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang