3∆ Gladiator

2.2K 273 4
                                    

BTS - On

"Masa dimana rawannya celaka, bukan karena berkendara tapi karena keingintahuan dan mencoba-coba yang berujung pada penyesalan tak terduga adalah masa REMAJA."

~~~~~~~~

Tak ada hal yang lebih indah selain memandang sang bendera pusaka merah putih. Mengabdi pada negeri dan membanggakan orang yang disayangi. Memberi hormat selama satu jam lebih mungkin bisa membuat mereka jera dan menyesal atas kelakuannya. Ya mereka, anak Gladiator.

Gladiator Center sendiri adalah sebutan untuk anak-anak kaya dan tampan yang berkuasa di SMA Brawijaya. Gladiator Center beranggotakan enam orang pemuda yang diegani banyak orang, mungkin disekolah mereka hanya nakal, tapi jika diluar jangan ditanyakan bagaimana bengisnya mereka terhadap para musuh.
Gladiator mempunyai lebih dari seratus anggota, tapi hanya enam orang yang mampu masuk kedalam tim inti. Siapa saja yang ingin masuk diharuskan mengikuti seleksi ketat yang dinilai langsung oleh pimpinan tertinggi mereka.

"Capek gue, masih lama ya?" seorang cowok keturunan Afrika mengeluh kepada teman yang berada di sebelah kirinya. Arya Barack Irawan.

"Halah, semua ini kan gara-gara kowe!" pemuda jawa menimpali dengan logat khas milik daerahnya. Bagus Cahya Baskoro.

"Heh, bukan gue si Arya tuh. Sialan emang, jadi dihukum gini." tanyanya dengan penuh emosi.

"Mana gue tau jajang! Gue dari tadi disini ama lo!"

"Gila enak si bos, mentang-mentang abis sakit dibebasin dari hukuman. Gue kan iri."

Arya kembali mengeluh dan melihat ke sisi kanan, dimana ada seorang cowok yang duduk manis di bangku dengan segelas es teh manis di tangannya.

Chiko, pria keturunan China menggeplak kepala Arya cukup keras membuat sang empu mengeluh kesakitan. "Lo gak lihat wajah bos gimana? Gila udah setengah hanncur gitu, tapi gue heran kok masih ganteng aja ya, malah kelihatan...."

"Sangar." Bagus memotong perkataan Chiko.

"Yap, sangar."

"Kenapa gue gak ikut Axel tadi, nyesel gue." Arya menggelengkan kepalanya menyesal.

"Udah diem napa? Dari tadi ngebacot terus, capek gue dengerinnya."

Rendy yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara, bisa dikatakan Rendy sebelas dua belas dengan bos mereka. Irit bicara, sombong, dan pemaksa, tapi berbanding jika bersama sahabat-sahabatnya, dia akan berubah menjadi sosok yang cerewet dan menyebalkan.

***

Duduk melingkar ditemani beberapa anggur merah sudah biasa di tempat ini. Para pemuda-pemudi berkeliaran mencari nafsu semata, musik keras yang memekakkan telinga dilengkapi dengan lampu kelap-kelip menambah suasana menyenangkan bagi para calon penghuni neraka.

Begitupun dengan anggota Gladiator, geng yang memiliki lebih dari seratus orang ini pun menikmati pesta mereka. Bodoh memang, mereka merayakan kembalinya sang pimpinan yang baru saja pulih dari kecelakaannya dengan cara berpesta minuman keras.

"Bos, ceritanya gimana?"

Arya bertanya dengan semangat kepada Alfin, lebih tepatnya Alfin Daniel Avarius Barack pemimpin tertinggi sekaligus pembentuk geng Gladiator. Ia dikenal kejam dan tidak pandang bulu terhadap lawan. Berita kecelakaannya cukup menggemparkan anak Gladiator, bagaimana tidak? Ia adalah peraih juara tingkat nasional pada ajang perlombaan balap montor.

Alfin menghela nafas "Lupa, yang nolong gue cewek ama cowok."

Setelah mengatakan itu, Alfin menenggak minuman dengan yang masih tersisa setengah itu langsung. Ia diakui memang kuat terhadap alkohol, beda dangan Chiko ia sudah tepar dan meringkuk di ujung sofa.

"Wuiiihh, cantik gak bos? Gemoy?" Bagus bertanya dengan semangat, tidak lama setelah itu ia mendapat pukulan kecil di kepala.

"Lo ya, kalau soal cewek cepet banget."
Bagus mengusap kepalanya sebentar, "namanya juga cowok, pasti nyambung sama cewek."

"Heleh."

Axel mencibir, tidak lama setelah itu terjadi keributan yang ditimbulkan oleh keduanya. Siapa lagi kalau bukan Bagus dan Axel? Sedangkan Arya berjalan menuju meja billyard bersama anak Gladiator yang lain. Chiko? Chiko sudah tergeletak seperti tidak mempunyai semangat hidup.

Alfin sendiri menyandarkan punggungnya ke sofa dan menutup matannya dengan lengan. Pikirannya melayang ke seminggu yang lalu. Siapa orang yang menolongnya? Siapa mereka berdua? Apakah sepasang kekasih?

Dia baru menemukan seseorang yang berani menyentuhnya, seseorang yang mampu membuatnya merasa nyaman. Bahkan saat ia menatapnya dengan tajam, gadis balik menatapnya dengan datar. Seseorang yang bertatap muka dengannya pasti akan mengalihkan pandangannya, tapi mengapa cewek itu seperti menantangnya? Bahkan sentuhan tangan itu masih terasa di wajahnya. Ia berjanji, jika ia dipertemukan lagi dengannya, ia tidak akan melepaskannya.

Alfin tertawa bahagia, lebih tepatnya tertawa kemenangan.
Ia mengeluarkan kain penuh darah kering dari kantong jaketnya, menghirupnya dalam. Aroma vanila yang menguar dari kain itu masih terasa, walaupun aroma amis lebih mendominasi.

"My Angel, waiting for me."

Mulai saat itu, ia berjanji. Ia, Alfin Daniel Avarius Barack akan menemukan malaikatnya. Angel-nya.
.
.
.
Assalamualaikum yeorobun, author kembali. Author dapet masukan dari temen nih, kalau cast pemainnya anak Gladiator Center itu NCT DREAM. Soalnya kan pas gitu 6 orang, author sih iya iya aja.

Bagi Carat ama Wayzen/Nctzen semangat ya streamingnya, author juga streaming dua duanya. Susahnya jadi mulfand :)

Salam dari author yang sedang rebahan bersama keponakan tersayang.

Publish 24 Juni
Draf 18 Juni 2020.

l'm FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang