20∆ Negatif Thinking

1.5K 174 3
                                    

Ayok semangat belajarnya!!!

Ingat kalian kebanggaan orang tua, bukan beban orang tua.

Yok semangat yok 💪

~~~~~
NCT 127 - Touch

"Berhenti berpikir negatif dan selesaikanlah dengan cara solutif."

~~~~~

"Terimakasih Pak Jaya atas kerja samanya, dan saya harap kontrak dapat diperpanjang."

Arlin tersenyum lebar terhadap laki-laki di depannya karena telah menawarkan toko miliknya yang baru di bukanya beberapa bulan untuk menyediakan makanan bagi para pekerja proyek miliknya.

"Haha bisa aja, saya kira pemilik toko ini sudah sepuh, ternyata masih anak SMA." Arlin yang dipuji hanya tersenyum kecil menanggapi Jaya, sebenarnya laki-laki di depannya ini juga tergolong masih muda, dan tampan.

"Bapak juga masih muda, dua puluh lima tahun kan?" Tanya Arlin.

"Saya dua puluh dua tahun, memang wajah saya lebih keliatan tua ya?"

Arlin menutup mulutnya, sungguh dia tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan Jaya.

"Eh bukan seperti itu Pak, maksud saya bapak kelihatan dewasa."

Jaya menganggukkan kepalanya menanggapi Arlin, dia mengelus dagunya yang ditumbuhi bulu-bulu halus tidak lama setelah itu dia mengetuk-ngetukkan telunjuknya di dagu. "Dewasa ya, emh udah cocok belum buat berumah tangga?" Tanya Jaya dengan menaikkan kedua alisnya.

"Saya tidak tahu, mungkin sudah."

"Hahaha canda. Baiklah terimakasih atas kerja samanya Bu Arlin, semoga salin menguntungkan."

Arlin menerima jabat tangan Jaya dengan kaku. Jujur dia jarang berjabat tangan dengan seseorang yang baru dikenalnya. Setelah Jaya menutup pintu kafe dengan segera Arlin membasuh kedua tangannya dengan air mengalir. Bukan maksud jijik atau bagaimana, Arlin hanya menghilangkan sedikit dosa yang tertinggal di telapak tangannya.

"Waaahh bu bos hebat, baru beberapa bulan udah dapet pelanggan tetap. Mantul!" Salah satu karyawan mengacungkan kedua jempol miliknya kepada Arlin.

"Ah nggak juga, ini semua juga keras mbak-mbak sama mas-mas disini," Arlin mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kafe, "berkat mbak Ani yang buat bumbu enak, mbak Amel yang bikin kopi enak, mas Adi yang selalu jaga kebersihan kafe, dan mbak Dewi yang tidak berhenti membagikan brosur kepada pejalan kaki juga harus di apresiasi."

"Bu bos bisa aja. Orang saya bagi brosur sambil minum es kok." Tolak Dewi dengan malu-malu.

"Lho iya sambil minum, suaranya mbak Dewi kan habis buat teriak-teriak manggil orang-orang buat mampir di kafe ini."

"Hehe pokoknya semangat bu bos. Nggak sia-sia saya pergi ninggalin kerja jadi TKW di luar negeri dan milih disini, bosnya baik, cantik, ramah punya sopan santun lagi."

"Ah mbak Dewi iso ae."

~~~~~

"Assalamualaikum."

"Sok dekat, kayak kenal kita siapa aja."

"Tuan pasti bakal nyiksa dia lagi kayak tunangan-tunangan sebelumnya."

Arlin memasuki rumah tepat pukul 5 sore, dia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru rumah. Arlin menghampiri bodyguard yang berada di samping kirinya.

l'm FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang