Stay healthy semua
Selamat membaca~~~~~
BTS – I Need You
~~~~~
“Dia memang ada, tapi selamanya. Membuat janji hidup semati jika Tuhan berkehendak lain manusia bisa apa?”
~~~~~
Apa arti taman jika tidak ada bunga?
Apa arti siang jika tidak ada malam?
Apa arti rumah jika tidak ada pondasi?
Mungkin itu beberapa pertanyaan yang ada di benak Alfin. Dirinya sudah tidak merasa hidup sejak Arlin tidak berada di sampingnya. Seringkali dia mengamuk tidak jelas hanya karena masalah kecil. Rumah, kantor, bahkan ruangan rawat Arlin akan menjadi pelampiasannya. Ada saat dimana Alfin akan menjadi pria sesungguhnya, seperti menjalankan ibadah, berdoa tentang kesembuhan istrinya, bahkan dia juga sering membaca kitab suci di samping Arlin.
Perempuan yang selalu menasihatinya, perempuan yang membimbingnya ke jalan yang benar sekarang terbaring lemas di ranjang rumah sakit. Senyuman yang selalu terpatri di bibirnya kini sudah hilang digantikan dengan wajah tenang dan pucat.
Helaan nafas kasar kembali terdengar dari mulutnya. Alfin berdiri dan bersedekap dada dengan wajah datar.
“Dimana tugasmu sebagai istri Arlin?”
“Bang,”’ ucap Ardi.
Alfin menaikkan satu sudut bibirnya, dia merasa sudah berada di titik teratas untuk menjadi gila. “Kau yakin akan bermalas-malasan seperti ini selamanya Arlin? Bagaimana dengan kewajibanmu?!”
“Bang!” suara Ardi meninggi mencoba menghentikan Alfin yang sudah semakin tidak jelas. Arga mencoba menenangkan sang anak dengan mengusap punggungnya.
“Abang udah keterlaluan Yah.” Ardi berucap dengan nafas memburu.
Arga menggeleng. “Dua bulan bukan waktu yang sebentar buat Abang, udah kamu duduk diam disini.”
Setelah mengatakan itu, Arga berjalan menghampiri menantunya. Dia menggeleng melihat keadaan Alfin yang sungguh tidak terawat.“Banyakin doa, amarahnya ditahan. Ayah tahu posisi kamu saat ini.”
Alfin hanya diam, matanya tidak beralih dari Arlin.
“Tidur, udah malam,” Arga mengikuti arah pandang Alfin, dia menghela nafas sebentar, “tidur di samping Arlin aja Bang, yang penting jangan sampai ketindihan,” ucap Arga diiringi tepukan pelan di pundak Alfin.Tanpa berkata, Alfin mulai melepaskan sepatu kerjanya dan mulai menaiki ranjang. Dengan perlahan dia menggeser tubuh Arlin agar tubuh besarnya muat di brankar kecil ini. Kepalanya menyusup ke leher hangat sang istri, tidak lupa tangannya mengelus tangan Arlin walau terhalau oleh selang infus.
Ardi berdecih pelan melihat Alfin, dia menatap malas ketiga orang di depannya.“Nggak sekalian beli ranjang kingsize Yah?”
Arga menatap nyalang putranya.
“Mama minta maaf atas Alfin ya Ardi.” Ibu Alfin berucap dengan lirih, sang suami mengusap bahunya.
Memang semua orang sedang berkumpul disini. Entah karena apa, tetapi yang pasti menjaga Arlin secara 2 bulan penuh adalah Ardi. Dia meninggalkan sekolahnya hanya demi sang kakak, terhitung dari Arlin masuk rumah sakit hingga sekarang.
Ardi hanya menganggukkan kepala kecil menanggapi ibu dari kakak iparnya itu. Dia hanya ingin kakaknya Arlin segera bangun dari komanya.
~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
l'm Fine
ChickLitKisah Arlinda Putri Bagaskara yang hidup bersama laki-laki gila. Kehidupan yang sebelumnya sudah susah semakin susah karena laki-laki itu. Semua karena neneknya yang menjodohkannya dengan anak pengusaha kaya. Ambisi untuk meneruskan kebiasaan turu...