36∆ Swimming Under the Sun

1.7K 172 8
                                    

Happy reading semuanya
Ada typo langsung laporan sama author!

~~~~~

Justin Bieber – Love Yourself

~~~~~

“Manusia hanya bisa berangan-angan dan menentukkan pilihan. Takdir dan kehidupan hanya dapat diubah oleh Tuhan.”

~~~~~

“Tak tapok we nko Di!”

Aku pukul kamu Ardi!

Seruan dari Bagus tidak di dengarkan oleh Ardi. Laki-laki yang lebih muda dari Bagus itu menarik kaki Bagus dan mendorongnya ke arah selunjuran tertinggi di sana.

Mereka telah memulai tujuan utama mereka disini, ya apa lagi jika buka ke tempat wisata. Pagi tadi mereka sudah berkunjung ke tempat wisata Srambang. Karena bukan hari weekend membuat tempat wisata sedikit sepi dan nyaman. Suasana sejuk dan tentram membuat mereka betah berlama-lama disana.

Dan sekarang mereka berada di waterboom. Sungguh disini tidak terlalu ramai membuat mereka nyaman, setidaknya tidak banyak wanita yang berteriak heboh melihat tubuh atletis Alfin, Bagus, dan Ardi.

Bagus dan Ardi sedang memberanikan diri untuk mencoba wahana seluncur paling tinggi disini. Sudah lima menit lebih mereka berada di atas dengan Ardi yang terus menjorokkan Bagus agar meluncur terlebih dulu.

Alfin dan Arlin duduk di bawah dengan mata melihat ke atas. Tampan saja tidak cukup jika tidak mempunyai adrenalin.

Ck malu sama badan.”

Ucapan Alfin di setujui oleh Arlin. Mereka berdua duduk bersantai dengan jarak yang lumayan jauh, bertengkar? Bukan bukan, Arlin hanya tidak ingin saja bajunya basah karena ulah Alfin.

“Handuk.”

Alfin bergeser mendekat ke arah Arlin dan menundukkan kepalanya. Arlin yang hendak mengulurkan handuk seketika terdiam, apa maksudnya ini?

“Jangan pura-pura bodoh Arlin.”

Mendengar perkataan Alfin membuat Arlin menciir dengan pelan. Tangannya membasuh rambut hitam Alfin dengan lembut dan turun ke arah bahu lebar, terus turun hingga punggung dan pinggang Alfin.
Tangannya kembali menuju kepala Alfin dan kembali mengeringkan rambutnya. Matanya sesekali menelisik sekitar memastikan tidak ada orang yang benar-benar memperhatikan mereka. Alfin dan Arlin seketika mengalihkan pandangan ketika mendegar suara perempuan yang berteriak keras.

“Mas kalau tidak berani turun lewat selunjuran lewat tangga saja! Kasihan keponakan saya nunggu dari tadi!”

Bagus dan Ardi yang berada di atas menunduk untuk melihat siapa perempuan berteriak keras sekali itu. Badannya menyingkir ketika ada anak kecil yang dengan sopan melewati mereka.

“Om aku duluan ya. Daritadi ditunggu lama banget, berdiri terus capek tau Om!”

Bagus dan Ardi menganga melihat anak kecil sekitar umur lima tahun dengan beraninya meluncur sendiri. Wah, mereka dikalahkan anak kecil.

Arlin semakin tidak bisa menahan tawanya ketika melihat 2 orang di atas sana ternganga.

Byurr

“Wah keren banget Tante! Dito kesana lagi ya?”

Belum sampai 5 langkah, anak kecil bernama Dito itu ditangkap oleh tantenya. “Jangan to, tangannya udah keriput. Ayo pulang, nanti mampir beli es boba.”

l'm FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang