32∆ The Answer

1.7K 193 0
                                    

Assalamualaikum semua! Stay healthy ya…… cororong meresahkan!

~~~~~

“Tidak ada yang peduli.”

~~~~~

AB6IX – The Answer

~~~~~

Di sebuah ruangan berdominasi putih seseorang mengerjapkan matanya pelan. Cahaya matahari yang langsung menusuk matanya membuatnya mengeluarkan umpatan pelan, dimana dia sekarang?

“Kakak mau minum?”

Suara ini. Suara yang begitu ia kenali sedang mengajak berbicara dengannya. Apakah sekarang ia di surga?

“Hei malah bengong, ini minum dulu.” Arlin menyodorkan segelas air putih kepada Alfin.

Otak Alfin berpikir dengan cepat. Apakah ini nyata, atau hanya sebuah fatamorgana? Arlin yang melihat suaminya hanya diam menghela nafas pelan. Sudah dipastikan jika Alfin mengira ini hanyalah mimpi belaka.

Tangannya terulur mengelus pelan surai hitam Alfin, tangan satunya ia gunakan untuk meminumkan air yang berada di dalam gelas genggamannya.

“Aku malas denganmu.”

Kalimat pertama yang keluar dari mulut Alfin membuat Arlin mengeryitkan dahinya bingung.

“Ada apa Kak?” Tanya Arlin.

“Kau! Kau membuatku seperti orang berkebutuhan khusus yang harus bergantung dengan obat!” Alfin berteriak seperti orang kesetanan.

“Bagaimana bisa hah?! Bagaimana bisa kau membuat nyawa menjadi lelucon!”

Kedua bahu Arlin dicengkram dengan kuat oleh Alfin. Entah kenapa dirinya saat ini tidak bisa mengendalikan emosi. Sedangkan Arlin sendiri menutup matanya takut melihat kilatan amarah yang terpancar jelas di kedua bola mata Alfin.

“A-aku minta maaf. Aku diantar menggunakan jet pribadi milik nenek. Nenek marah mengetahui bahwa aku menggunakan penerbangan ekonomi, dan maaf membuat Kakak khawatir.”
Arlin menyatukan kedua tangannya, kebiasaan dari kecil jika ayah atau orang lain dibuatnya khawatir.

AHH BULLSHIT!”

Teriakan Alfin diikuti oleh suara dering ponselnya. Dengan kasar dia melepaskan cengkramannya pada Arlin dan berjalan mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas.

“Ya ada apa!”

Arlin mengelus bahunya dengan kasar. Sungguh Alfin sangat tidak berperi kemanusiaan, beruntung dirinya kuat dan tahan yang namanya tangisan.
Arlin kembali dibuat bingung dengan sikap Alfin yang berubah 180 derajat. Arlin dapat melihat jika punggung suaminya itu merosot ke bawah diiringi dengan helaan nafas yang panjang. Seperti orang yang menahan tangis?

~~~~~

Banyak orang bilang jika jodoh, rezeki dan maut semuanya ada di tangan sang maha kuasa. Keinginan setiap orang selalu berbeda, tetapi tujuannya tetap sama yaitu bahagia. Jika kau bahagia, maka hidupmu akan berjalan lancar seperti derasnya air yang mengalir. Tapi apa boleh buat, jika takdirmu sudah berbicara dan maut sudah menjemputmu.

Orang-orang berpakaian hitam sedang berdoa di depan gundukan tanah yang masih basah. Siapa yang menyangka jika maut menjemputnya sekarang?
Laki-laki dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya hanya diam tanpa raut wajah. Tanganya mengepal kuat menahan segala gejolak amarah yang terkumpul di rongga dada.

l'm FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang