Assalamualaikum semua. Selamat beristirahat, bacanya waktu istirahat aja ya!
~~~~~
“Terkadang bermuka dua diperlukan untuk menyelamatkanmu.”
~~~~~
WayV – Bad Alive
~~~~~
“Makan apa yang ada!”
Ardi kembali duduk di meja makan dengan wajah tertekuk setelah mendengar nada tinggi dari Arlin, Alfin hanya diam menyaksikan, sedangkan Arlin duduk di kursinya dengan sedikit kasar. Dirinya sedikit lelah mengemasi barang Ardi hingga malam, sedangkan sang pemilik sudah terlelap di kasur miliknya.
Dia memasak sendiri dan membersihkan rumah, rentetan pertanyaan dari Ardi membuatkan sedikit kesal hingga membuatnya mengeluarkan nada tinggi. Setelah mengambilkan lauk untuk Alfin, Arlin mengambil piring Ardi dan mulai mengisinya dengan nasi, paha ayam goreng, dan sayur bayam.
“Nanti beli udang, sekarang makan dulu. Kakak nggak mau repot ada kamu disini.” Ucap Arlin setelah meletakkan kembali piring Ardi, Ardi hanya mengangguk dan makan dalam diam.
“Jangan berbicara kasar di meja makan.”
Arlin hanya memutar bola matanya malas mendengar ucapan Alfin. “Iya.”
Ketiganya hanya makan dalam diam. Ardi yang masih merajuk kepada Arlin, Alfin yang makan dengan jari-jari tangan yang bergerak lincah di layar ponselnya dan Arlin yang makan dengan pikiran kosong.
“Adek udah selesai.”
Ardi melangkah menuju lantai 2, dirinya berbalik. “Kunci kamar kakak mana?”
“Nggak dikunci.” Arlin menjawab tanpa menoleh ke arah sumber suara.
“Bersihkan ini semua dan buatkan aku orange juice.”
“Baik Tuan.”
Setelah mendengar jawaban Arlin, Alfin bangkit dari duduknya dan berjalan menuju sofa yang berada di ruang tengah. Arlin menekankan kata ‘Tuan’ dengan sangat jelas. Dirinya harus bersabar menghadapi kedua orang yang sangat penting di hidupnya.
Yang satu sedarah dan yang satu aset besarnya untuk menghidupi anak-anak terlantar di luar sana. Sebenarnya Arlin sudah kaya, tapi jika ada pemasok lain kenapa tidak.
“Silahkan Tuan.”
Arlin mendudukkan dirinya di sebelah Alfin. Tidak lebih tepatnya di sebelah sofa Alfin, dirinya berada di sofa panjang sedangkan Alfin berada single sofa.
Karena ini hari Sabtu mereka semua di rumah. Arlin yang selalu berada di rumah, sedangkan Alfin selalu keluar, entah itu pekerjaan di luar kota, luar negeri dan bisa dihitung menggunakan jari semenjak menikah jika weekend Alfin berada di rumah.
Arlin menggunakan kaos hitam oversize dengan celana pendek. Dimana Suti dan suaminya? Mereka sudah cuti sejak Ardi datang di rumah besar ini. Membuat Arlin sedikit kerepotan dengan menutup banyak pintu dan jendela yang dibuka Alfin. Arlin mencepol rambutnya asal membuat leher jenjang dan putih itu menjadi lirikan Alfin.
Bugh
Seseorang duduk di sebelahnya dengan kasar, Arlin hanya melirik sekilas dan kembali fokus dengan berita di televisi.
“Noona jeongmal mianhe.” Ucap Ardi dengan kepala menunduk, tangannya meremat jari-jari tangan dengan kuat.
Kakak sungguh aku minta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
l'm Fine
ChickLitKisah Arlinda Putri Bagaskara yang hidup bersama laki-laki gila. Kehidupan yang sebelumnya sudah susah semakin susah karena laki-laki itu. Semua karena neneknya yang menjodohkannya dengan anak pengusaha kaya. Ambisi untuk meneruskan kebiasaan turu...