Selamat membaca
Monggo enjoy~~~~~
BTS - I Need U
~~~~~
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian, dan aku berjanji tidak akan membuatmu kesepian."
~~~~~
Semilir angin menambah suasana hening di pemakaman umum kota Jakarta. Hiruk pikuk kota metropolitan tidak terdengar.
"Assalamualaikum Bunda. Bunda apa kabar? Maaf ya, Arlin baru kesini."
Seorang gadis berhijab berbicara sendiri di depan nisan ibunya, ya gadis itu adalah Arlinda Putri Bagaskara. Sudah 3 tahun ini ia ditinggal ibunya, akibat kecelakaan. Tidak terasa air mata jatuh di pipinya, ia mengusapnya kasar.
Bagaimanapun ia harus menjadi gadis yang kuat, jangan manja, hadapi semuanya dengan tabah.
"Bunda, Arlin dapet peringkat pertama di sekolah," ia menghela nafas pelan dan mendongakkan kepalanya keatas menahan air mata yang ingin keluar.
"Semoga kelas 3 ini Arlin tambah dewasa ya Bun, buat ayah bangga," ia menyeka air mata yang turun di pipinya, "Arlin mau jadi dokter bun, biar bisa menyelamatkan nyawa seseorang."
Rahang gadis itu mengeras mengingat betapa ia tidak mendapatkan perlakuan adil di rumah sakit. Ia masih mengingat jelas bagaimana wajah dan tatapan dokter itu kepadanya. Tatapan merendahkan, ia masih tidak menyangka bahwa ada dokter seperti itu, percuma cerdas tapi sopan santun tidak ada.Setelah menabur bunga pada makam ibunya, ia beranjak pulang.
Tidak terbayangkan olehnya jika sang bunda begitu cepat meninggalkannya, ia bahkan belum membuat bahagia bundanya. Jika saja ia tidak meminta bundanya untuk menghadiri acara perpisahan SMP, mungkin saat ini ia masih berkumpul di teras depan rumah dengan secangkir teh di meja. Membicarakan tentang apa yang sudah terjadi hari ini, dan menjahili Ardi selaku adiknya.
Ia menghela nafas pelan ketika membuka pintu rumah ia disuguhi adiknya, Ardi Putra Bagaskara sedang menonton TV sambil selonjoran. Bungkus makanan berserakan dimana-mana, memang sejak ibunya meninggal Ardi berubah menjadi sosok pembangkang. Tempramen.
Ardi duduk di bangku SMP kelas 3 milik keluarga, berkali-kali surat panggilan sekolah tertuju kepadanya. Entah itu, tawuran, merokok, ataupun balapan. Dibalik sifat nakalnya, ia memiliki jiwa rapuh yang membutuhkan sosok orang tua.
Walaupun Ayahnya masih hidup, tapi dia tidak memiliki waktu untuk keluarganya. Semua fasilitas tersedia, tapi itu semua tidak cukup. Yang ia butuhkan adalah kasih sayang, bukan uang. Arlinda bertindak sebagai orang tua pengganti disaat ayahnya sedang ada urusan di luar negeri, seperti saat ini. Ayahnya berada di Amerika untuk mengurusi cabang perusahaan disana selama 6 bulan, dan selama itu pula ia harus mengawasi dan memberi perhatian kepada adiknya.
Ia tidak ingin egois, bagaimanapun ayahnya pergi hingga keluar negeri juga untuknya. Arlinda berjalan mendekat kearah Ardi, ia menggoncang kan pelan bahu Ardi.
"Udah sholat?" tanyanya lembut.
"Hem." Sejak ibunya meninggal, Ardi lebih irit bicara.
"Habis ini mandi, kakak buatin pasta kesukaan kamu."
Ardi hanya menganggukkan kepala dan kembali fokus ke TV, Arlinda berjalan ke kamarnya. Ia bergegas mandi dan menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Ardi. Bagaimanapun juga ia harus mengembalikan Ardi yang dulu. Ardi yang ceria, Ardi yang cerewet, Ardi yang peduli kepada sekitar.
~~~~~
Suasana di meja makan hening, hanya dentingan sendok dan garpu yang beradu yang terdengar. Arlinda dan Ardi makan dalam diam. Jika dulu, 3 tahun yang lalu meja makan pasti ramai dengan Ardi yang bermanja-manja kepada Ibunya, dan Ayahnya akan memarahinya sekarang tidak ada.
"Kak aku keluar." Ardi beranjak dari kursi dan mengambil jaket di sofa ruang tamu.
"Pulang jam berapa?" tanya Arlinda.
"Malem, kakak tidur aja dulu."
Suara motor CBR perlahan menghilang, Arlinda menenggelamkan wajahnya di lekukan lengannya. Ia lelah dengan semua ini, ia ingin keluarga yang bahagia seperti dulu.
"Non yang sabar ya."
Tepukan di bahunya, membuatnya mengangkat kepala. Arlinda tersenyum dan mengangguk, Ia Mbok Sumi. Asisten rumah tangga yang sudah mengabdi sejak ia masih kecil, mbok Sumi sudah dianggapnya nenek. Ia masih bersyukur karena ada orang yang menyemangatinya, "iya Arlin nggak papa kok Mbok."
Mbok Sumi prihatin melihat Nona muda keluarga Bagaskara bersedih, gadis muda cantik sepertinya harus menanggung beban batin yang berat.
"Mbok kalau Ardi pulang bukain pintunya ya, Arlin mau tidur aja." Arlin berpesan kepada mbok Sumi, Arlin menyalami mbok Sumi dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
.
.
.Di draf dari tanggal 2 Juni 2020.
Publish 16 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
l'm Fine
Chick-LitKisah Arlinda Putri Bagaskara yang hidup bersama laki-laki gila. Kehidupan yang sebelumnya sudah susah semakin susah karena laki-laki itu. Semua karena neneknya yang menjodohkannya dengan anak pengusaha kaya. Ambisi untuk meneruskan kebiasaan turu...