10∆ Memalukan!

1.4K 182 0
                                    

J-Hope of BTS - Ego

“Hiduplah sederhana di usia remaja. Bahagiakan orang tua! Membahagiakan orang tua tidak harus dengan uang, kau hidup dengan biasa saja sudah membuat mereka bahagia. Asal kau tidak mempermalukan mereka.”

~~~~~~

Geu gillo gillo gillo

Wherever my way

Ojik ego ego ego

Just trust myself

Suasana begitu ramai. Banyak anak kecil yang berlarian kesana kesini. Ada yang bermain ayunan, jungkat-jungkit dan sebagainya. Angin sepoi-sepoi ditambah dengan pemandangan langit sore yang begitu indah.

Arlin dan Chaca duduk bersantai di bangku taman. Hari Arlin mendapat tamu bulanannya yang mengharuskan dia tidak bisa sholat. Moment ini di manfaatkan oleh Chaca untuk mengajak jalan-jalan Arlin dengan sepuasnya. Setelah melaksanakan ibadahnya, Chaca pulang dari Gereja langsung ke rumah Arlin.

“Lo gak capek to Ca?”

Pertanyaan itu meluncur dari bibir Arlin, ia tidak menyangka bahwa Chaca tidak berhenti menyanyikan lagu-lagu Korea. Tolong di garis bawahi, Arlin yang mempunyai darah Korea tidak sebegitu parahnya.

“Hehehe, waeyo Arlin?” Arlin menggelengkan kepalanya heran.

“Ssstttt, gue itu mau ikut audisi SM Entertaiment. Lo tau SM kan?” Arlin mengangguk paham.

“Nah itu. Seharusnya Lo sebagai sahabat yang baik harus support gue. Siapa tau nanti gue bisa satu gedung ama Taeyong!”

Arlin hanya tersenyum, ia tidak heran jika latihan Chaca begitu keras. Chaca melanjutkan nyanyian, sesekali tangan dan kaki mengikuti irama lagu yang diputar. Chaca tidak tahu bahwa sahabatnya ini mempunyai akses di SM Entertaiment.

“Eh by the way, Lo bisa bahasa Korea Lin?” yang ditanya hanya mengangukkan kepalanya tanpa melihat ke siapa yang bertanya.

Chaca membuka mulutnya dengan lebar, jika sahabatnya ini paham bahasa Korea. Kenapa dia tidak mengajarinya?”

“OMGGG, Arlin Lo kenapa gak bilang GUE?!”

“Lo gak nanya.”

Rasanya Chaca ingin tenggelam kali Ciliwung. Apakah seperti ini rasanya mempunyai sahabat yang tidak akan bicara jika tidak diajak bicara terlebih dahulu? Setidaknya dia bisa membantu dengan mengomentarinya saat bernyanyi.

“Seenggaknya Lo kan bisa ngomentari cara gue ngomong sayang. Kayak gini, ‘Eh Ca, seharusnya di akhir kalimat lebih dikasih penekanan,’ ‘salah Ca, seharusnya gini.’ Kayak gitu kan bisa Lin!”

“Hem, hem nanti. Lagi sibuk.”

Chaca menggigit gemas tas selempang miliknya. Dalam hati ia menyebutkan semua nama hewan yang berada di kebun binatang.

“Hai cantik. Boleh gabung?”

Sedangkan di sisi lain, dua orang cowok sedang melakukan tebar pesona dengan begitu percaya diri. Sesekali mereka mengidipkan matanya menggoda.

l'm FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang