35∆ Touring

1.6K 171 1
                                    

Happy reading, koreksi typo ya semuanya. Author juga masih dalam tahap belajar.

~~~~~

Gym Class Heroes – Stereo Heart
~~~~~

“Kenapa harus melihat cermin? Sedangkan dengan melihatmu saja aku sudah menemukan diriku yang sesungguhnya.”

Alfin Daniel Barack

~~~~~

Keempat manusia berbeda kepribadian sedang berada di dalam mobil yang sama. Dengan 2 orang menekuk wajahnya, dan 2 orang lainnya yang terlihat biasa.

“Kenapa nggak bawa sopir sih?!”

Pertanyaan itu meluncur dari mulut Bagus. Dirinya merasa kesal karena dia mengganggap bahwa dia dijadikan sopir pribadi keluarga Barack.

“Hei Bang yang nyetir disini aku lho. Kenapa Abang yang heboh sih?” Ardi tersulut kesal.

“Nanti gue juga yag harus gantiin Lo. Nggak pengertian banget!”

Arlin hanya menghela nafas pelan. Sangat tidak sesuai dengan harapannya. “Udah nanti gantian.”

“Janji ya.”

Arlin mengangguk kepala mendengar ucapan Bagus.
“Lagian kenapa nggak naik pesawat aja. Percuma punya uang banyak kalau nggak dipake.”

Bagus mengangguk menyetujui perkataan Ardi. Sepertinya anak ini punya selera yang sama dengannya.

“Diamlah Ardi. Daritadi berisik, pindah ke belakang biar Abang yang bawa mobilnya!”

Ardi hanya diam tidak menanggapi. Matanya fokus ke arah jalanan yang lumayan ramai di hari minggu ini.

“Ayo berhenti, kenapa tidak berhenti?!”

Arlin menghela nafas pelan, kepalanya seketika pening menghadapi adik dan suaminya yang sama-sama keras kepala. Arlin membawa tangan Alfin dan mengusapnya pelan berharap amarah Alfin dapat melebur.

“Kak….”

“Beraninya di belakang, pengecut.”

Kata Alfin dengan lantang memuat semua orang diam. Bagus yang berada di sebelah Ardi hanya diam dengan kepala bersandar di kaca mobil. Sepertinya Ardi belum mengetahui semua sifat kakak iparnya itu.

Alfin melepaskan tangan Arlin secara kasar dan kembali fokus kepada tablet miliknya. Sedangkan Arlin hanya menghela nafas pelan, matanya menatap Ardi lewat kaca spion. Sorot matanya mengisyaratkan Ardi untuk segera meminta maaf.

Perjalanan selama 7 jam lebih hanya diisi dengan Bagus yang sesekali bertanya bagaimana mendapatkan wanita baik seperti dirinya.

“Jadi gue harus cari di pondok pesantren gitu?”

Seperti sekarang, Bagus kembali bertanya.

“Ya nggak gitu juga Kak. Kalau emang jodoh, ketemu dimana aja juga bisa.”

Bagus menganggukkan kepala.

“Kenapa nggak coba ta'aruf?”

Penawaran dari Alfin membuat matanya terbuka lebar. “BAGUS!

Ucap Bagus dengan menghadap ke belakang tepat di mana Arlin duduk. Mobil yang dibawanya seketika oleng, membuat Ardi berteriak kaget hingga memukul lengannya.

“Hati-hati  Bang.”

Sedangkan Bagus hanya cengengesan dengan wajah tanpa dosa. “Tenang semua, penumpang harap tenang karena sopir sudah profesional. Sopir dikenal sebagai ahlinya ahli intinya inti,” kata Bagus.

l'm FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang