Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maaf sudah membuat kalian menunggu. Komandan Pasukan Banteng hitam, Yami Sukehiro dan Asta." kata Marx, "sepertinya Komandan Charlotte Roselei belum datang ya?"
Charlotte dan (Y/n) datang bersamaan, "(Y/n) , kau juga disini?" asta bertanya, (Y/n) mengangguk lalu mengangkat bahu. 'Dia juga disini?' Tanya Charlotte memandang Yami disebelahnya.
Asta kemudain berbalik ke Marx, "Etto.. Kamu siapa?" Asta bertanya, "Benar juga, sepertinya ini pertama kalinya kita berbicara langsung, ya." katanya, "Aku adalah.."
"Si kepala jamur." Yami memotong, "Ya, aku adalah si kepala jamur." Kata Marx membuat (Y/n) terkekeh, "T-tunggu! Tolong jangan berkata yang tidak-tidak!" Seru Marx, "Namaku Marx, aku adalah penasihat Kaisar sihir."
"Penasihat Kaisar sihir? Kepala jamur yang hebat!" Kata Asta, membuat (Y/n) dan Charlotte berkeringat, "Yah tiap hari aku harus kerja keras juga. Dan juga, namaku bukan kepala jamur, tapi Marx."
"Terus, pertemuannya diadakan di mana, kepala jamur?" Yami bertanya, "Namaku M-A-R-X!" serunya, "Persiapan masih butuh waktu, jadi tolong tunggu duku bersama komandan yang lain." lanjut Marx.
"Asta-kun dan (Y/n)-Chan, apa kau mau ikut denganku?" Marx bertanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka bertiga melewati lorong gelap, hanya sebuah lentera yang menjadi pencahayaan "Kudengar kalian bertarung dengan baik tempo hari."
"Aku yakin setidaknya kalian akan mendapat sepuluh bintang dari kaisar sihir." Kata Marx, "Serius?! Hore!" Asta berseru dengan semangat, sementara (Y/n) hanya diam.
"kita mau kemana?" (Y/n) bertanya, "Kita sedang menuju ke penjara bawah tanah yang bahkan anggota kerajaan pun sedikit yang tau. Tahanan penting ditawan di bawah sini." Balas Marx, "Tahanan penting?" Tanya Asta,
"Kami berhasil menangkap anggota dari Mata Matahari Tengah Malam yang terlibat penyerangan di ibu kota, kan?" Asta mengangguk, "Jadi yang ada dibawan ini.."
