𝟎𝟐𝟗. 𝐌𝐄𝐌𝐎𝐑𝐈𝐄𝐒

2.5K 440 38
                                    

"Ma, tidak ada waktu! Kita harus segera membawanya pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma, tidak ada waktu! Kita harus segera membawanya pergi. Atau dia yang akan pergi!" Lelaki bersurai putih itu memanggil, "Tapi bagaimana kita bisa membawanya?!" wanita itu balas berseru.

"Ratu benar, Terlalu beresiko untuk meninggalkan kerajaan." Kata lelaki lain bersurai coklat, "Dimana kakakmu? Apa dia belum kembali?" Lelaki bersurai cokelat itu menggeleng, "Belum ada kabar darinya, kuharap dia baik baik saja."

Wanita itu menggeleng pelan, dia menoleh ke gadis kecil yang ada di tangannya, "Aku akan pergi."

"Apa Kamu gila!? Kamu tidak bisa pergi begitu saja!"

"Kita harus menunggu sampai ada kabar dari yang lainnya."

"Yang mulia, tuan muda." Mereka menoleh ke seorang ksatria, darah ada di sekunjur tubuhnya, tapi itu bukan darahnya melainkan darah musuh.

"Kalian sudah membereskan ruang bawah tanah?" Lelaki bersurai putih bertanya, "Kami sudah melakukannya, tetapi saat kami hampir mencapai ujung.. Jalannya tertutup."

"Apa?!" keduanya berteriak, "Kami pikir mereka telah menutupnya tuan muda."

"Kalau begitu lakukan sesuatu! Buka pintunya, atau lakukan apapun!" seru lelaki bersurai coklat. Ksatria itu mengangguk dan pergi. Pintu ruangan terbuka dan memperlihatkan lelaki bersurai hitam yang terengah-engah, mereka semua berbalik. "Kak? Akhirnya Kamu kembali!" kata surai coklat.

Dia tiba-tiba terjatuh tetapi surai coklat menangkapnya, "Mereka mengincarnya. Kita harus segera mengeluarkannya dari sini." katanya, Wanita itu menangis "Kenapa.. Kenapa dia menginginkannya?" Tanya wanita itu, "Kami belum tau tentang itu, tapi Yang mulia.."

"Yang mulia Raja.. Mereka sudah menangkapnya." Mereka semua membelalak, "Ba-bagaimana mungkin.. Kak, kamu bercanda bukan?!" namun dia hanya menatapnya dengan tatapan kesedihan.

Wanita itu berlutut dan memeluk bayinya, "A-apa yang akan.. mereka lakukan?" dia berkata diantara cegukan, "Ma, ayo Bangunlah.."

Pintu itu sekali lagi terbuka, "Baginda ratu." dia berlutut, "Kamu seorang ksatria bayangan, bukan?" surai hitam bertanya, dia mengangguk. "Kami telah mengetahui apa rencana musuh sebenarnya." Mata mereka membelalak, "Katakan."

"Mereka mengincar tuan putri, mereka menginginkan mana miliknya." katanya, "Kami tau itu, tapi kenapa?!" Surai putih berseru, "Mereka ingin mengubahnya menjadi kristal secara hidup-hidup, dan menggunakan mananya untuk.. Memperkuat Kerajaan lawan dengan mana abadi."

"Mengubahnya menjadi Kristal?!"
"H-hidup-hidup?!"

"Jadi.. mereka hanya menginginkan bayiku untuk kepentingan sendiri..?" dia kembali menangis, "Bagaimana mungkin.."

"Lalu bagaimana?" Tanya surai coklat, "Ada orang yang harus membawanya pergi, sejauh mungkin." jawab Surai hitam. "Kenapa tidak meminta kesatria bayangan ini membawanya pergi?" Tanya surai coklat lagi, "Itu mustahil." Balas surai putih.

"Kenapa?!"

"Mana-nya, kita tidak bisa menyembunyikan mana miliknya. Ini terlalu kuat." jawabnya, "Tapi raja mempunyai sihir penyegel. Kita bisa-" surai coklat berhenti saat dia menyadari raja sudah menjadi tawanan. "kita harus mengutamakan keselamatan adik kecil kita, dan baginda ratu terlebih dahulu." Kata Surai putih.

"Atau.." Mereka Menoleh ke surai hitam, "Salah satu dai kita harus mengorbankan nyawa kita demi keselamatan negri ini."

"Tapi kak-"

"Tidak ada tapi! Aku yang akan pergi." Kata surai hitam, "Kamu bercanda, bukan? Kalau kamu mati-"

"Ratu, tolong percayakan dia padaku." ruangan itu menjadi hening, "Kalau dia ada di sini, kita tidak bisa banyak melakukan sesuatu karena kehabisan ksatria sihir."

"kita akan kalah, bahkan sebelum mereka bisa mendapatkannya. Tolong pikirkan lagi, Yang mulia. Mereka tidak bisa menjaga barisan belakang terus menerus,"

"Barisan depan sudah cukup kewalahan karena pasukan musuh. Para warga, mereka sepertinya sudah berhasil mengungsi dengan sihir Spasial milik wakil komandan."

"Kenapa.. Kenapa tidak membawanya dengan sihir spasial saja?" Wanita itu bertanya, "Kalau menggunakan sihir spasial.. Yang bisa melakukannya hanya wakil komandan dan beberapa pasukan baris depan, Mereka tidak bisa memindahkannya jauh ke negri lain. Jadi ada kemungkinan mereka menemukannya. Selain itu, kondisinya saat ini sedang.."

"Aku mengerti." wanita itu menunduk, air mata mengalir di pipinya. "Kapan kita bisa melakukannya?"

Mata kedua lelaki itu membelalak, "Kita harus melakukannya malam ini. Sementara mereka sibuk berperang, aku akan kabur dengannya."

"Tapi, Bagaimana dengan mana Dan tanda lahir miliknya?" Surai putih bertanya, "kamu ingat, Orang itu memiliki sihir Copy, kuharap dia bisa mengopy sihir milik Raja." Balas surai Hitam.

"Kalau begitu, aku mengandalkan sisanya padamu. Kamu harus membuatnya tetap hidup, karena hanya dia harapan negri ini." Kata wanita itu, surai hitam mengangguk.

Malam telah tiba, masih banyak para ksatria yang berperang. Lelaki bersurai hitam memakai jubah hitamnya, dan membawa bayi itu dalam gendongannya. Sebelumnya, orang itu sudah menyegel sihir dan menyembunyikan tanda lahir yang ada di bayi itu, sehingga mereka tidak mengetahuinya dan terlihat lemah.

"Sihirku tidak akan bertahan lama karena ini hanyalah sihir duplikat, segelnya pasti akan menghilang saat dia tumbuh dewasa."

Lelaki itu berlari dan terus berlari, hingga beberapa hari kemudian dia sampai di sebuah desa terpencil, kerajaan Clover. "Tolong tetap hidup." dia berbisik, dan memberikan ciuman terakhir di keningnya. Lalu dia pergi.

(Y/N) POV

Mataku terbuka lebar dan mendorong diriku dari kasur, nafasku terendah-engah dan keringat bercucuran di tubuhku. "Apa yang.. Terjadi denganmu?" Luz bertanya dengan khawatir.

"A-aku tidak tau.. Apa itu tadi.. Mimpi?" tanyaku, "Aku juga.. Tidak tau, tapi yang kutahu, kamu tertidur setelah melatih pantatmu di bawah sana."

"Apa?" aku bertanya, masih terengah engah. "Jadi aku tertidur setelah berlatih tadi pagi.."

'Mimpi apa itu, sangat aneh. Siapa orang yang membawaku ke desa? Siapa raja dan ratu, siapa.. Siapa mereka semua??'

Aku bangun dari ranjangku dan pergi mandi, bersiap siap untuk pergi ke Banteng Hitam dan menemui Asta. "Kemana kita akan pergi?" Luz bertanya, "Mengunjungi Asta."

"Lagi??!" serunya, "Ayo, cepat pergi atau aku akan meninggalkanmu."

𝐋𝐎𝐒𝐓 𝐆𝐈𝐑𝐋 ( black clover )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang