_____________
_______Bagaimana jika Kau harus memilih diantara dua pilihan yang sulit?
Antara teman yang sudah Kau anggap seperti keluarga atau cinta yang selalu menghantuimu akan sosoknya?
_______
_____________
Kini bulan sudah sepenuhnya menggantikan posisi matahari. Di bawah gelapnya malam tanpa adanya cahaya bintang yang menemani kali ini, Minjae duduk bersimpuh di depan jendela kamar yang menghadap langsung pada pemandangan kota Seoul.
Hanya ada sunyi dan hening yang menemaninya malam ini, kekosongan di hati Minjae membuatnya tak bisa tidur. Masih dan terus memikirkan Jiwan, apa hubungan yang dimiliki gadis itu dengan Chanhyuk? Apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu? Kenapa gadis itu bisa menangis di pelukan Chanhyuk seolah Chanhyuk adalah orang yang paling ia butuhkan?
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus-menerus berputar dalam kepala Minjae.
Sekali lagi Minjae menghembuskan nafasnya. Sambil menutup mata dan merasakan hembusan angin malam yang semakin dingin. Entah darimana rasa tidak suka ini datang pada dirinya. Pada hatinya yang sesak jika terus mengingatnya.
Minjae sebenarnya tidak ingin mengakui hal ini, tapi yang ia rasakan ini nyata adanya dan sangat mengganggu. Minjae juga tidak ingin membohongi dirinya sendiri bahwa ia tidak suka melihat kedekatan Chanhyuk dan Jiwan. Apa-apaan si Chanhyuk itu? Tak merasa bersalah sekali tiba-tiba membawa Jiwan pergi begitu saja tanpa memandangnya yang jelas-jelas baru saja datang bersama Jiwan saat itu.
Bolehkah Minjae egois?
Minjae ingin menjadi orang yang di peluknya, orang yang gadis itu butuhkan ketika menangis. Minjae ingin berada disisi Jiwan ketika gadis itu sedang terluka. Minjae ingin Jiwan menjadikan dirinya alasan gadis itu untuk tetap tersenyum. Dan bukan Chanhyuk!
Minjae membuka kedua matanya perlahan, lalu memandang sang bulan dari bawah dengan lekat. Bayang-bayang sosok Jiwan masih teringat jelas di benaknya. Ketika gadis itu menatap malas dirinya, ketika gadis itu mencibir dirinya dengan bibir yang mengerucut lucu, ketika gadis itu tersenyum teduh pada anak kecil waktu itu.
Minjae benar-benar menyukai gadis itu. Tapi- Ini salah.
Perasaannya ini salah!
Tak seharusnya Minjae seperti ini. Ia tidak bisa menyakiti Chanhyuk. Chanhyuk sudah seperti saudara kandung baginya. Semua anggota Neo Dream adalah keluarganya, dan tak seharusnya Minjae merusak tali persaudaraan antara mereka hanya karna Jiwan. Minjae tidak akan membiarkan itu terjadi, apalagi karena sifat egoisnya.
Sudah cukup Minjae!
Semakin dipikirkan akan semakin sakit hatimu. Waktunya untuk tidur dan menyambut hari esok. Minjae harap, besok akan lebih baik dari hari ini.
🌳
Hembusan angin yang sejuk lewat dari jendela kamar yang masih terbuka, mengusik Minjae yang masih terlelap dalam tidurnya. Laki-laki itu menggeliat, mencari posisi yang nyaman untuk kembali tidur. Sesekali berguling ke kanan dan ke kiri, kemudian menutupi telinganya dengan guling karena kicauan burung itu benar-benar mengganggu.
Minjae berdecak. Dengan spontan ia bangun, gagal sudah rencananya untuk kembali ke alam mimpi. Kemudian laki-laki itu melirik Jisol di ranjang sebelah.
Kosong.
Minjae tidak melihat batang hidung sang maknae itu. Bahkan ranjangnya sudah tersusun rapi seperti semula. Jisol mengerutkan kening keheranan, "Tumben sudah bangun." Lalu ia menguap, sambil melirik jam di atas nakas antara ranjangnya dengan ranjang Jisol. "Masih jam lima kurang." gumamnya, kemudian kembali berbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL ✔
Teen FictionBerawal dari pertemuan yang tidak terduga sampai pada suatu ikatan yang mengharuskan mereka bertemu.Tentang pertemuan seorang gadis yang sedang terluka dengan seorang Idol. Han Jiwan, gadis cantik bermuka datar yang hidupnya terus berpindah tempat...