Minjae menoleh ke kanan kiri mencari-cari keberadaan gadis yang baru saja ia temui, Han Jiwan. Tapi seberapa pun Minjae mencarinya ke seluruh sudut di taman itu hasilnya tetap nihil. Ia tidak bisa menemukan gadis itu. Bahkan melihat jejak kakinya pun tak ada.
Tunggu sebentar, Minjae mengerutkan keningnya. Apa ia baru saja ditipu oleh gadis itu?
Sial!
Minjae tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa lagi sekarang. Minjae merutuki dirinya sendiri karena keluar dari dorm tanpa memakai masker dan bahkan ponselnya juga ketinggalan. Sangat tidak beruntung.
Minjae memijat pelipisnya sembari memejamkan mata, berpikir keras. Apa yang harus ia lakukan saat ini? Para sasaeng pasti masih berkeliaran di luar sana.
Pemuda itu semakin bingung tidak tahu harus bagaimana sekarang. Minjae terlalu bingung untuk marah-marah karena ditinggal Han Jiwan tetapi, rasa bingung-nya lebih mendominasi jadi Minjae tak terlalu memikirkan itu. Ia berjalan kesana kemari dengan gelisah. Sampai ia mengerang frustasi, mengacak-acak rambutnya dan berjongkok.
Tidak lama dari itu, Minjae mendengar suara seseorang mendekat kearahnya. Minjae memejamkan mata, ia pasrah sekarang. Para sasaeng sudah menemukan keberadaannya. Jaemin semakin merundukkan kepalanya dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Kau sedang apa?"
Jantung Minjae semakin berdegup kencang. Ia sudah ketahuan. Sudah ketahuan, tamat riwayatnya. Sebentar lagi akan ada berita tentang 'Nam Minjae dari Neo Dream terciduk oleh sasaeng'. Berita yang sangat tidak elit baginya. Masih dengan posisi jongkok, Minjae merutuki dirinya sendiri karena tidak langsung lari menjauh tetapi malah tetap di sana seperti seekor tikus yang terciduk menganggu singa yang sedang tertidur.
"Ya ampun, Kau ini sedang apa sih?! Kebelet pipis ya!" Suara gadis itu meninggi. "Nih, Masker. Cepat pakai lalu pergi dari sini,"
Mendengar kata masker, Minjae sontak mendongakkan wajahnya tepat pada gadis itu. Senyumnya merekah begitu saja, melihat gadis didepannya ini membuat mood-nya kembali membaik. Ia segera mengambil masker berwarna hitam itu dari Jiwan kemudian memakainya.
"Ah, terima kasih banyak! Kau dapat darimana?"
"Y-ya ada lah pokoknya.." Jiwan menjawab agak gugup
"Sepertinya Kau tidak bawa uang. Lalu Kau dapat masker darimana?"
"Sok tahu banget sih!!" Jiwan menutupi rasa gugupnya dengan wajah ketusnya.
"Kamu.. bukan mencurinya kan?"
Jiwan memberikan tatapan tajam. Hal itu malah membuat Minjae semakin takut gadis didepannya ini marah dan ia kembali ditinggalkan. "Y-ya sudah kalau begitu. Terserah, yang penting sudah dapat maskernya." minjae kegirangan sendiri yang membuat Jiwan menatapnya dengan horror.
"Sudah kan? Sekarang pulang!" ujar Jiwan datar.
"Loh? Beneran langsung pulang nih?"
"Mau apalagi sih?! Kan sudah ada masker, ya sudah langsung pulang!"
Minjae memegangi dadanya yang terasa mau copot. Han Jiwan ini kenapa gampang marah sekali ya? "Oh, begitu. Ya sudah, tadinya Aku ingin membalas budi loh," goda Minjae.
Jiwan terkejut. Benar, Ia lupa kalau pemuda itu sudah berjanji padanya dengan suka rela. "Oke, kalau begitu—" Ucapan Jiwan terpotong oleh kalimat Minjae.
"Tunggu dulu! Masalahku masih belum selesai. Para sasaeng pasti masih berkeliaran diluar. Bagaimana Aku pulang sekarang?"
"Lagian salah Kamu sendiri jadi idol, pulang tinggal pulang saja ribet," balas Jiwan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL ✔
Fiksi RemajaBerawal dari pertemuan yang tidak terduga sampai pada suatu ikatan yang mengharuskan mereka bertemu.Tentang pertemuan seorang gadis yang sedang terluka dengan seorang Idol. Han Jiwan, gadis cantik bermuka datar yang hidupnya terus berpindah tempat...