🌳[ 26 | SAME BUT DIFFERENT ]

219 31 7
                                    

"Han Jiwan??"

Kedua mata Minjae spontan melebar, jantungnya berdebar dengan sangat kencang. Tubuhnya bergeming tak bergerak se-senti pun.

Hey!

Apa benar gadis itu disini?

Jika itu benar, maka Minjae akan sangat berterima kasih pada Tuhan karena telah mempertemukan dirinya dengan Jiwan lagi. Rasa rindu yang selalu mengganggunya selama ini terobati sudah.

Bibir Minjae menyunggingkan senyum yang sangat lebar, giginya yang rapi dan putih itu sampai terlihat. Ketika hendak mendekati gadis yang tengah duduk memeluk kedua kakinya itu, Minjae kembali berhenti. Bahkan senyum lebarnya kini terganti dengan kerutan di dahinya.

"Kau?!"

"Kenapa Kau ada disini?!!"

Seolah ada benda tak kasat mata yang menusuk ke uluh hatinya dengan tiba-tiba, Minjae merasakan sesuatu yang sesak di dalam dadanya. Dari ucapan gadis di depan nya ini, bukankah Jiwan seperti tidak menginginkan bertemu dengannya lagi?

Ya, Minjae merasa seperti itu.

Menyedihkan. Jadi selama ini, hanya dirinya yang merindukan Jiwan, sedangkan gadis itu tidak?

Tidak bisa dipungkiri bahwa ada perasaan kecewa dalam hati Minjae. Berkali-kali ia memaki dirinya, menertawakan kebodohannya sendiri. Perasaan sedih dan ada sedikit rasa kesal di dalamnya ini, semua perasaan kacau yang sulit dijelaskan itu ada karena Minjae sendiri yang terlalu berharap.

Berharap lebih pada apa yang seharusnya tidak diharapkan.

Ya, Jiwan sama sekali tidak bersalah dalam hal ini. Justru Minjae sendirilah yang membuat perasaan ini muncul dalam dirinya. Tapi bukankah seseorang tidak pernah merencanakan kapan dan dengan siapa ia jatuh cinta?

Hah, sudahlah. Semakin dipikirkan, semakin Minjae merasa dirinya menyedihkan.

Dengan pelan Minjae melangkah mendekati sang gadis, memaksakan senyumnya yang malah terlihat miris. "Kenapa Kau disini?" tanya Minjae.

Sebelum jarak mereka semakin terkikis, Jiwan dengan cepat berdiri. Menghapus sisa-sisa air mata di pelupuk matanya sebelum Minjae melihat itu. "Bukan urusanmu." katanya sinis.

Jiwan benar-benar tidak menduga akan kembali bertemu dengan laki-laki menyebalkan ini. Di situasi yang tidak terduga dan di tempat yang sama pula. Ditempat ini, Jiwan dibuat jengkel pada Minjae, dan sekarang?

Hal itu terulang lagi?

Menyebalkan!

Kenapa Jiwan harus bertemu Minjae lagi disini? Dengan kondisinya yang sedang sensitif, saat ia ingin sendiri dan laki-laki ini malah muncul entah dari mana, seperti hujan di musim panas. Jiwan kembali jengkel pada Minjae, sangat sangat sangat sangat JENGKEL!!! Kenapa jadi seperti ini sih?!! Jiwan kan, hanya ingin sendiri. Sungguh! Ia hanya ingin itu, tidak lebih. Tapi laki-laki ini malah- "Aarrgh!! Kenapa Kau bisa disini sih?!" Jiwan menghentak-hentak kedua kakinya. Frustasi pada keadaan.

"Kenapa juga harus bertemu denganmu lagi?!"

Jiwan membalik tubuhnya dan kembali duduk dengan memeluk kedua kakinya, tapi di sisi yang berseberangan dengan tempatnya tadi. Masih di posisi yang sama tapi berbeda tempat, Jiwan kembali menyumpah serapahi Minjae dalam hatinya.

Minjae tersenyum tipis melihat tingkah Jiwan yang agak lucu di matanya, lalu mengikuti posisi Jiwan yang memeluk kedua kakinya. Kini mereka duduk saling berseberangan dengan pohon sebagai pembatas. "Aku lagi jalan-jalan tadi. Terus Iseng aja kesini eh tahu-tahu Kau juga kesini." jelasnya pelan diiringi tawa kecil sesaat.

IDOL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang