🌳[ 16 | HEARTBEAT ]🌳

374 38 6
                                    

___________________________
__________
Song recomendation:
Leo - Bol4 ft. Baekhyun
__________
___________________________

"Saehyun, apa Kau tidak lelah?" Tanya Jiwan, menatap Saehyun malas.

Sudah setengah jam mereka di cafe itu. Makanan dan minuman yang mereka pesan bahkan sudah lama habis tidak tersisa tapi Saehyun masih kekeh ingin menetap di sana.

"Sebentar lagi kok, Aku sedang mengunduh tiga video. Tinggal satu video lagi hehehe."

Jiwan menghela nafas. "Berapa lama lagi?" Tanya gadis itu berusaha sabar.

"Cuma sepuluh menitan kok, gak akan lama."

"Hm.. Oke deh."

Jiwan melirik, melihat Jisa mengerjapkan kedua mata tersadar karena tadi gadis itu sempat tertidur di sana. Han Jiwan melirik lagi pada ponsel Saehyun dengan mata lelahnya. Ia merasa tubuhnya sudah letih dan ingin segera pulang.

"Ada toilet tidak ya?" Jiwan bertanya pada Saehyun.

"Tentu, tuh di sebelah sana lurus saja." Saehyun menunjuk lorong depan meja sebelah barat dengan dagunya.

"Jisa, temani aku dong."

"Yaelah ke toilet doang Jiwaaan...," Ujar Saehyun meledek.

Han Jiwan cemberut. Ia menatap Jisa memohon lewat tatapan.

"Kenapa sih cuma ke toilet sana doang, jangan manja deh."

Ekspresi Jiwan semakin merana.

"Takut......"

"Takut apa!" Saehyun menoleh sebentar. "Tidak akan ada orang jahat. Tenang saja kami juga masih di sini, Jiwan."

Menghela nafas pasrah, Jiwan akhirnya menurut. Ia sempat mencibiri Jisa yang kini sedang memainkan sedotan dan tisu di depannya menjadi seperti ular-ular yang menggulung diri, mungkin gadis itu sudah di tingkat kebosanan yang tinggi.

Helaan nafas lega keluar begitu saja dari mulut Jiwan. Gadis itu sudah keluar dari toilet menuntaskan panggilan alamnya. Baru beberapa langkah Jiwan hendak kembali namun, pergelangan tangan kanannya tiba-tiba ditahan oleh seseorang dari belakang.

Han Jiwan ingin berteriak tapi segera mengatupkan bibir ketika orang itu menurunkan maskernya. Senyum lebar itu terlihat jelas kini.

"Hai."

Kedua mata Jiwan makin melebar saking tak percaya nya. Pemuda ini adalah orang yang beberapa waktu lalu ia pikirkan.

"Nam.. Minjae.............?"

"Syukurlah, Kukira Kau lupa namaku."

Han Jiwan menjerit dalam hati.

KENAPA PEMUDA INI BISA ADA DISINI SEKARANG???!?? DAN KENAPA DIA MENGHAMPIRINYA??? BAGAIMANA JIKA ADA PENGGEMAR YANG MEMOTRET MEREKA??? BAGAIMANA JIKA— oke cukup. Sampai disitu saja mimpi buruknya.

Han Jiwan bengong dengan ekspresi horor. Tubuhnya mematung tak berkutik bahkan ia lupa kalau tangannya masih dipegang oleh Nam Minjae.

Melihat reaksi tak terduga itu, kening Minjae mengerut bingung. "Kenapa?" Meskipun ekspresi Jiwan saat ini lebih terlihat konyol dan tidak ada kalem-kalemnya tapi tetap saja hal itu bisa membuat kecepatan detak jantung Minjae meningkat.

Hening.

Han Jiwan ingin mengucapkan sesuatu. Tapi entah kenapa tubuhnya terasa kaku sekali. Bibirnya jadi terlihat bergerak-gerak kecil namun tak bisa mengeluarkan suara dengan jelas dan hanya terdengar seperti 'au-au'. Bahkan Jiwan sampai lupa caranya bernafas. Kepalanya tak bisa digerakkan dengan mata yang menatap langsung netra pemuda itu.

IDOL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang