Peringatan‼️
Kalau kalian menemukan kejanggalan dalam penulisan antara satu chapter dengan chapter lainnya itu berarti ada beberapa yang sudah di revisi ya.
Happy reading, love^^********
Bughh!!
Tubuh pemuda itu menindih tubuhnya, membuat Jiwan mengerang kesakitan terlebih lagi pada punggungnya yang mengenai tanah dengan kasar.
"Minggir!" Jiwan langsung mendorong tubuh laki-laki itu secepat mungkin.
Karena terkejut tubuhnya didorong, pemuda itu juga tak mau kalah dan ikut sewot. "Woy! Pelan-pelan dong!!" Katanya sambil menjauhi tubuh Jiwan dan membersihkan celananya yang kotor.
Jiwan menatap sinis, kemudian berdiri dan segera meninggalkan pemuda itu yang masih sibuk membersihkan celana dan merapikan bajunya yang agak berantakan. Jiwan tidak peduli dengan pemuda asing itu, bahkan ia tahu bajunya sendiri kotor tapi Jiwan membiarkannya. Persetan dengan baju kotor, Jiwan hanya ingin menyendiri.
Menyadari bahwa ia ditinggalkan begitu saja di tengah-tengah taman yang sepi, pemuda itu segera mengejarnya dan menghalangi jalan Jiwan dengan merentangkan kedua tangannya. Beruntung karena Jiwan masih tidak jauh dari di taman jadi ia bisa dengan mudah menghalanginya pergi.
Karena merasa jalannya dihalangi oleh pemuda yang tidak ia kenal, Jiwan ingin memberontak tapi karena ia sedang dalam mood yang tidak baik jadi ia memilih diam dan mengambil jalan lain. Akan tetapi, tangannya ditahan.
"Apa sih maumu?!" Emosi Jiwan langsung meledak. Kedua matanya menatap tajam pemuda yang kini tengah menatapnya dengan tatapan ragu yang sulit dijelaskan.
"Eum..... Itu.." Laki-laki itu melirik Jiwan sesekali sambil mengulum bibir. Jarinya juga bergerak-gerak aneh di udara.
"Minggir!" Tapi Jiwan tak peduli. Gadis itu hendak melangkah lagi namun, tangannya kembali ditahan.
"S-sebentar!"
"Jangan sentuh Aku!" Jiwan memberontak.
"Aku ingin berbicara sebentar denganmu, please.."
Han Jiwan sebenarnya tidak luluh ketika pemuda asing ini melakukan aegyo. Baginya itu menjijikan tapi agar cepat Jiwan mengiyakan.
"Jangan lama-lama." Akhirnya Jiwan mau menunggu penjelasan dari pemuda di depannya itu- yang menurutnya sangat tidak penting.
"Eum... Jadi begini... pertama, apa kau tahu siapa aku?"
Jiwan menatap datar. Bukankah mereka baru saja bertemu? Lalu bagaimana mungkin Jiwan bisa tahu nama pemuda ini? Dasar tidak jelas.
"Tidak."
"Sungguh?! Kau tidak tahu siapa aku?"
"Tidak."
"Beneran??"
Karena Jiwan benar-benar tidak tertarik dengan pertanyaannya, ia memilih diam menatap tajam sambil melipat lengan di depan dada. Berusaha sabar menahan emosi- meskipun sudah terlihat jelas dari sorot matanya yang nyalang seolah berkata 'pergi dan jangan ganggu aku'. Namun, sepertinya pemuda ini agak kurang peka.
"Kenapa diam? Hei. Kau sungguh tidak tahu aku? Kau tidak bohong kan? Maaf ya bukan mau sombong tapi sebenarnya hampir semua rakyat Korea Selatan tahu aku siapa jadi tidak mungkin kau tidak tahu. Yaa... Meskipun tidak semua sih tapi 70% ah, tidak, 60% eh atau tujuh puluh... ya intinya aku cukup terkenal kau tahu. Khususnya di kalangan anak muda."
Kesabaran Jiwan sudah habis, benar-benar percakapan yang tidak bermutu. Ia melenggang hendak pergi dari sana tapi lagi-lagi tangannya ditahan oleh pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL ✔
Teen FictionBerawal dari pertemuan yang tidak terduga sampai pada suatu ikatan yang mengharuskan mereka bertemu.Tentang pertemuan seorang gadis yang sedang terluka dengan seorang Idol. Han Jiwan, gadis cantik bermuka datar yang hidupnya terus berpindah tempat...