🌳[ 19 | A DEVIANT SITUATION ]

274 32 0
                                    


Han Soojin  masih mematung mencerna kata per-kata yang diucapkan oleh pemuda yang tidak Ia kenal tadi. Ia mengira bahwa pemuda itu ingin memesan buket bunga dari tokonya, tapi ternyata dugaannya salah.

Tanpa sadar kedua tangannya sudah saling meremas ujung baju. Perasaan itu datang lagi padanya. Perasaan khawatir pada suaminya juga pikiran negatif yang memenuhi isi kepalanya. Berkali-kali Ia berusaha meyakinkan diri bahwa suaminya tidak mungkin terlibat sesuatu yang akan berakibat buruk pada mereka. Suaminya tidak akan melakukan hal-hal aneh kan? Iya kan?

Tolong katakan tidak pada wanita itu sekarang. Soojin menahan air mata yang sudah menggenang di area matanya agar tidak jatuh. Ia takut. Sangat takut jika keharmonisan keluarganya runtuh lagi.



"Dengan nyonya, Han?" Pria itu tersenyum miring.

Senyuman itu benar-benar mengingatkannya pada seseorang yang pernah Ia lihat di time zone. Benar, ingatannya tidak mungkin salah. Pria di depannya ini adalah orang yang sama dengan orang yang Ia lihat di time zone.

Dengan senyum miring yang sama, hanya saja baju yang dikenakan kali ini berbeda dari yang ia lihat kemarin. Di time zone, pemuda itu berpakaian tertutup dan serba hitam sementara sekarang, pria di depannya ini memakai setelan yang sangat formal.

Ia mencoba tidak berprasangka buruk pada pria ini dan memaksakan senyumannya. Walaupun hanya sebatas senyum tipis, "Iya, Saya nyonya Han. Ada urusan apa ya?"

"Ah, bukan apa-apa. Saya hanya ingin menyapa Anda,"

Entah kenapa Soojin benar-benar tak suka kalimat itu.

Soojin mengerutkan dahinya, "Menyapa? Maaf, apa Kita pernah bertemu sebelumnya atau kita mengenal satu sama lain?" Meskipun merasa aneh dengan pria ini, Soojin tetap memasang senyum tipisnya berusaha terlihat ramah.

"Saya memang tidak mengenal Anda. Tapi Saya mengenal suami Anda. Han Jiyoung, benar bukan?"

Soojin semakin bingung. Hatinya semakin gelisah. "Iya, Han Jiyoung adalah suami Saya. Anda rekan kerjanya?"

"Ah..! Bukan. Saya hanya mengenalnya. Sebagai kapten Han."

Hening sejenak. Soojin dengan isi kepala yang bercabang dengan pria asing yang masih memasang senyum misterius padanya.

"Saya tidak ingin berlama-lama disini. Maksud Saya menyapa Anda, hanya ingin menyampaikan pesan pimpinan Saya untuk bertemu dengan kapten Han."

"-dan mengingatkan kembali pada kesepakatan yang telah dibuat," kata Pria itu melanjutkan. Ia membungkukkan badannya sebelum pergi meninggalkan Soojin begitu saja.

Soojin tersentak dari lamunannya ketika seseorang yang baru saja keluar dari toko memanggilnya. Seorang wanita yang seumuran dengannya tersenyum manis. "Tolong jaga toko ini sebentar ya. Sementara Aku akan membeli beberapa benih bunga mawar yang sudah habis di gudang."

Wanita itu adalah pemilik toko tempatnya bekerja. Soojin membungkuk hormat seraya membalas senyuman wanita itu.

"Tentu, akan Saya jaga dengan baik."

"Ah! Jangan terlalu formal Soojin, Kita ini seumuran."

Soojin tertawa ringan. "Tapi tetap saja Nyonya Park adalah atasanku. Jadi rasanya agak kurang pantas jika didengar oleh orang lain."

Kini Nyonya Park tertawa mendengar uacapan salah satu pegawainya itu. "Baiklah jika itu maumu Soojin. Tapi di luar pekerjaan Kau harus memanggilku dengan namaku saja, tidak usah ada kata tambahan Nyonya!"

IDOL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang