🌳[ 15 | IS IT POSSIBLE? ]🌳

381 40 2
                                    

Setelah kejadian di kelas tadi, Jisa memutuskan untuk meminta maaf pada Saehyun. Jisa sadar bahwa ia agak keterlaluan, bisa dibilang masalahnya kecil bagi orang lain tapi itu sangat berpengaruh pada Jisa. Ia merasa bersalah karena telah membawa masalahnya dengan Saehyun pada Jiwan yang tidak tahu apa-apa sehingga mempengaruhi perasaan gadis itu.

Jisa sungguh tidak bermaksud seperti itu. Ia tahu bahwa dirinya dan Saehyun adalah teman pertama Jiwan, jika Jisa di posisi Jiwan pun akan sama terlukanya. Karena Jisa sendiri pernah merasakannya dulu.

Kejadian itu sudah lama dan hampir ia lupakan. Dan sekarang, Jisa tidak ingin mengulang kisah yang sama lagi meskipun orang lain yang mengalaminya.

Saehyun sendiri juga meminta maaf lagi karena kecerobohannya itu. Saehyun sama sekali tidak mengira bahwa kejadian antara Jisa dan dirinya akan berdampak negatif pada perasaan Jiwan.

Selama ini, Saehyun sering memperhatikan sosok Han Jiwan. Mulai dari pertemuan pertama mereka saat Jiwan jadi siswa pindahan sampai pandangan orang-orang di sekolah terhadap gadis itu.

Banyak yang mengatakan bahwa Jiwan adalah gadis dengan visual yang tidak main-main, dan Saehyun akui itu memang benar. Pertama kali saat melihat Jiwan, Saehyun benar-benar terpana pada pesona Han Jiwan. Tapi ada satu hal yang mengganggu pikirannya.

Gadis itu tidak pernah tersenyum. Pernah sekali, saat pertama kali Jiwan masuk ke kelas ketika memperkenalkan diri. Namun, Saehyun merasa itu bukan senyum yang tulus. Senyuman itu terasa seperti sebuah paksaan. Dan hal itu selalu mengganggu pikiran Saehyun selama ini.

Kenapa Han Jiwan jarang tersenyum? Apakah dia se cuek itu? Apakah dia punya sifat dingin dan sulit bersosialisasi?

Diam-diam Saehyun memikirkan itu selama ini.

Sifat cuek Han Jiwan membuat orang-orang menggosip yang tidak-tidak tentangnya. Mungkin tak jarang yang iri pada wajah itu namun, lebih banyak yang menghujat terang-terangan mengenai sikap dinginnya. Apa Jiwan berpura-pura tidak melihat semua itu? Mungkin Jiwan bisa menulikan telinganya tapi tidak dengan sorot matanya.

Saat pertama kali mereka bertiga ke kantin bersama. Disitulah Saehyun melihat ketakutan dan kegelisahan di mata Jiwan. Dan Saehyun akui bahwa Jiwan memang pembohong yang baik. Sangat baik.

Saehyun bahkan hampir tidak tahu bahwa gadis itu sebenarnya tidak nyaman pada mulut para penggosip. Mengomentari sifat angkuh dan nilai fisik Jiwan. Tapi Saehyun bisa melihat semuanya dari sorot mata gadis itu.

Keputusannya untuk menjadi teman akrab Jiwan waktu itu sudah benar. Saehyun berteman dengan Jiwan bukan karena terpaksa atau berpura-pura hanya demi mengungkap rahasia dibalik sikap acuh Jiwan. Tentu bukan seperti itu.

Saehyun murni tertarik pada Jiwan. Han Jiwan gadis yang baik dan ramah. Hanya saja sifat cueknya menutupi semua itu.

Pernahkah kalian merasakan kebahagiaan yang berada paling dalam di lubuk hatimu saat bertemu orang asing pertama kalinya? Pernahkah kalian merasa nyaman dengan sifat orang itu padahal baru saja bertemu? Itulah yang dirasakan Saehyun saat bertemu dengan Jiwan.

Seakan-akan memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan bahwa mereka memiliki hubungan itu. Hubungan yang lebih dari kata teman dan lebih dari kata sahabat. Hubungan yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata. Hubungan yang dijalin dari hati ke hati, menimbulkan rasa nyaman dan hangat.

🌳

Saat ini, sekolah sedang ramai-ramainya. Orang-orang mulai berhamburan keluar kelas membawa tas masing-masing. Pembelajaran sudah berakhir tiga menit yang lalu. Ketiga gadis itu melangkah bersama di koridor sambil mengobrol ini-itu yang tentu dipelopori oleh Saehyun dan didengarkan oleh Jisa dan Jiwan yang terus 'oh-oh' saja menanggapi.

IDOL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang