🌳[ 32 | COMING HOME ]

222 25 6
                                    

"HAHAHA!"

"Oh.... Sepupunya Chanhyuk!"

Lelaki bertubuh jangkung itu meringis sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Maaf ya- siapa namanya tadi?" matanya mengerjap menatap Jiwan yang sudah cemberut setengah mati.

"Jiwan," gadis itu membalas singkat. Agak jengkel dikira maling tadi.

"Hehehe, maaf ya, Jiwan. Sudah menuduh yang tidak-tidak."

Jiwan tak membalas, mood nya jadi buruk gara-gara lelaki jangkung itu. Kalian harus tahu, kalau Jiwan merupakan gadis yang gampang tersinggung dan cepat marah. Jadi jangan heran kalau Jiwan jadi agak menjengkelkan.

Mungkin setelah Na Minjae, laki-laki yang mengenalkan diri bernama John ini akan masuk ke list 'Manusia nggak jelas' yang pernah ia temui.

Jiwan mengabaikan John yang masih tersenyum padanya memamerkan gigi seolah tak berdosa, memilih mengembalikan panci ke dapur. Dengan hati yang tidak berhenti mencibir.

Setelah adegan tuduh-menuduh mereka tadi, keduanya hampir saja saling memukul. John sudah siap mencengkram kaki lawannya agar tidak kabur dengan tangan kekarnya, dan Jiwan menggunakan gigi-giginya yang tajam untuk menggigit lengan pemuda itu, dibantu dengan panci yang sempat ia ambil di dapur untuk memukul kepala lawannya.

Mereka sudah siap berkelahi sambil memberi tatapan maut satu sama lain, sebelum Jungwok akhirnya datang dan menghentikan semua itu. Laki-laki yang mempunyai wajah cantik bak boneka barbie itu, satu grup juga dengan John si jangkung.

Awalnya Jungwok cukup terkejut akan keberadaan gadis yang baru pertama ia temui di dorm anak Neo Dream. Tapi karena ia lebih menggunakan otaknya daripada main fisik seperti John, maka laki-laki itu memutuskan untuk menelfon Juno, yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

Di lokasi syuting, semua orang langsung heboh. Terutama Chanhyuk, lalu laki-laki itu menjelaskan semuanya secara rinci, kecuali alasan Jiwan tinggal disini. Tentu tidak mungkin, kalau ia mengatakan sejujurnya bahwa gadis itu kesini karena Minjae menemukannya di taman belakang sedang menangis karena ada masalah keluarga.

Chanhyuk bahkan bisa membayangkan jika ia mengatakannya, sudah dipastikan tubuhnya akan lebam karena dipukuli dan dicakar-cakar dengan kejam oleh sepupunya itu. Jiwan memiliki sifat pendendam yang cukup seram dan Chanhyuk tidak mau mengulang kejadian di masa kecil mereka dulu.

Kedua pihak sudah berdamai karena masalah tadi hanyalah salah paham. Ditambah kehadiran Chanhyuk disini membuat amarah Jiwan bisa teredam. Sekarang mereka semua berkumpul di dapur.

John, Jungwok, dan Chanhyuk sedang asik mengobrol ini-itu di meja makan. Sementara Jiwan, hanya diam tak menyahut dan sibuk menyimpan makanan dari kantong plastik yang dibawa John tadi, memindahkannya satu-persatu ke kulkas.

"Kok kau sendirian, Chan? Yang lain ke mana?" tanya Jungwok.

"Mereka semua masih di sana, kan Aku tadi sudah selesai yang pertama dan saat Juno ngasih tahu ada masalah di dorm, Aku langsung meminta izin pulang lebih awal. Untungnya syuting ku sudah selesai." Chanhyuk menjelaskan. Ia melirik sebentar ke arah sepupunya,  dalam hati laki-laki itu bersyukur masalahnya hanya sepele.

"Kok cepat banget pulangnya?" tanya John.

"Bagiannya cuma sedikit kalik," ucap Jungwok bercanda.

"Enggak kok! Malah bagianku cukup banyak, cuma katanya karena sudah syuting dari kemarin-kemarin jadi yang tadi cuma nambahin sedikit saja."

"Sumpah! Kalau tahu seperti itu, Aku di sini aja menemani Jiwan. Waktu ku terbuang sia-sia." Chanhyuk menghembuskan nafas sambil menyilangkan tangan di depan dada, menyandarkan punggungnya pada kursi.

IDOL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang