🌳[ 36 | LOST ]

195 22 5
                                    

Sambil di puter musiknya juga gak papa ❤

Song: Kim Bo Hyung - Today

••••°°°°°••••

Sejak bis berhenti di halte, Saehyun sudah berlari sekencang yang ia bisa. Tidak mempedulikan keringat di pelipisnya yang bercucuran membasahi wajah. Persetan dengan itu, Saehyun harus segera bertemu dengan Jisa dan membicarakannya.

Matanya melebar ketika melihat Jisa sedang berjalan memasuki sekolah. Saehyun semakin mempercepat larinya.

"Jisa!!"

Yang dipanggil langsung menoleh. "Kau kenapa?!"

Saehyun menghentikan langkahnya ketika berhasil berada di depan Jisa. Nafasnya memburu. Saehyun mengusap keningnya yang sudah basah karena keringat. "J-jiwan.."

Jisa diam sejenak, memandang sendu Saehyun. "Aku tahu," katanya lirih.

Masih di depan gerbang sekolah, banyak murid-murid lain memandang aneh mereka. Tapi tampaknya hal itu sama sekali tidak penting saat ini.

"Aku sudah bilang kan, Saehyun. Jangan berlebihan! Jangan berpikir yang tidak-tidak dulu kal-"

"Bagaimana Aku tidak berlebihan?! Kau pikir Aku salah dengar kemarin?!" Saehyun hampir saja menangis saat ini.

Suara seseorang ketika ia menelepon Jiwan kemarin, tak mungkin itu hanya bualan. Tidak mungkin itu hanya mimpi atau telinganya yang salah. Jelas-jelas ia mendengar suara Jiwan di sana. Gadis itu sedang berteriak meminta tolong.

"Kau peduli tidak sih dengan Jiwan?" kini kilatan kecewa tersirat di mata Saehyun.

"Tidak peduli? Kau pikir Aku akan tenang-tenang saja sejak Kau bilang Jiwan diculik heh?!"

"Lalu kenapa Kau seperti ini Jisa! Jiwan dalam bahaya..." Saehyun merengek. Agak kesal karena teman yang satunya ini benar-benar membuatnya hampir mengamuk.

"Aku percaya padamu, Aku juga tengah khawatir saat ini. Tapi sekarang Kita tidak bisa apa-apa, mau melapor pada polisi pun tidak punya bukti kan? Iya kan?!"

Sekarang Saehyun dibuat bungkam. Agak terkejut karena Jisa meninggikan suaranya, aura gadis itu juga cukup menyeramkan saat ini.

"Yang bisa Kita lakukan hanya berdoa, Papa Jiwan pasti sudah tahu kalau Jiwan diculik, dan tidak akan tinggal diam saat mengetahuinya. Kau lupa?" Jisa diam sejenak. "Papa Jiwan kan detektif,"

Suara gerbang yang hendak ditutup itu menyadarkan lamunan mereka. Dengan panik kedua remaja itu berlari memasuki sekolah sebelum gerbang benar-benar tertutup rapat.

Saehyun menghela nafas sambil memegangi dadanya yang cukup berdegup kencang. "Menyebalkan, tidak lihat apa masih ada murid di luar?! Asal tutup saja."

"Ya, kan memang salah Kita sudah tahu mau masuk, masih saja di luar. Malah ngobrol lagi,"

Wajah Saehyun langsung berubah datar. "Iya deh... Terserah.." akhirnya Saehyun melangkah menuju kelas diikuti Jisa.

Mereka berjalan beriringan dengan keheningan diantara keduanya. Tapi pikirkan mereka mengarah pada orang yang sama.

"Jisa," panggil Saehyun lirih. "Bagaimana kalau Papa nya Jiwan gagal menyelamatkan, Jiwan?"

Kini langkah keduanya terhenti. Jisa menoleh, menatap penuh arti pada Saehyun. Perkataan Saehyun barusan membuat tameng pertahanan dalam hatinya runtuh seketika. Kalimat dengan suara rendah namun mampu menggoyahkan rasa takutnya.

IDOL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang