🌳[ 33 | A TIED HEART ]

180 26 0
                                    

Kehidupan mereka kembali seperti semula. Jiwan sudah aktif lagi ke sekolah dan Jiyoung yang masih dengan pekerjaan detektifnya, meskipun pria itu harus sudah pulang sorenya karena menemani putri semata wayangnya itu.

Kalimat yang diucapkan Han Jiyoung kemarin bukanlah bualan semata. Kini pria itu memakai celemek putih dengan motif strawberry kecil-kecil yang sering dipakai istrinya saat memasak.

Kedua tangan kekar itu terlihat kaku ketika mengaduk-aduk sup. Bahkan cara memotongnya pun masih dibilang pemula. Jelas sekali pria itu tak pernah memasak selama hidupnya.

Di lantai dua, tepatnya dalam kamar sang putri. Jiwan yang tengah menyisir rambut itu menghentikan gerakan tangannya, hidung mancungnya dengan spontan mengendus-endus udara. "Kok kayak bau hangus ya?" tanya gadis itu pada dirinya sendiri.

Merasa penciumannya terganggu, Jiwan segera mempercepat sisirannya dan menaruh sisir di atas meja rias, lalu meraih tasnya di ranjang. Dengan langkah yang cepat, Jiwan menuruni tangga. Setelah sampai beberapa meter di depan dapur, gadis itu membulatkan mata melihat asap hitam sudah mengepul di atas wajan.

"PAPA ITU KOMPORNYA HANGUS!!"

Sang Papa terkejut, hampir saja menjatuhkan pisau di tangannya mendengar teriakan dari sang putri, lalu memutar tubuhnya melihat kompor. Matanya membelalak, "Astaga gosong!" katanya panik. Dengan segera pria itu mematikan kompor.

Jiwan berlari mendekat. Tas yang ia pegang sudah di lempar kasar ke lantai. Tangannya mengibas-ngibas di depan hidung, bau hangus begitu mengganggu indera penciumannya.

"Bikin apa sih, Pa? Sampai lupa kompornya nyala begitu,"

Jiyoung terdiam, ia masih shock. Tidak menyangka akan mengalami hal memalukan seperti ini, di depan putrinya pula. "Itu... Papa mau goreng ikan, padahal cuma ku tinggal sebentar motong timun, masa sudah hangus sih?" kata Jiyoung mengernyitkan dahi.

Jiwan mendekatkan wajahnya ke wajan, melihat tiga ekor ikan yang sudah menghitam. "Ikannya nggak dibalik?"

"Memangnya harus dibalik?"

"Ya iyalah, Pa! Kalau nggak dibalik ya cuma sebelah doang yang matang!"

"Oh iya ya, bener."


🌳


Begitu Jiwan sampai di kelas, gadis itu langsung diserbu oleh kedua temannya. Tangannya ditarik paksa oleh Saehyun diikuti Jisa yang hanya memegang lengan kirinya, berusaha membantu Jiwan agar gadis itu tidak jatuh karena tarikan Saehyun.

"I-ini mau kemana?! Aku mau taruh tas dulu hei!"

"Diam! Kita lagi marah." kedua alis Saehyun menukik tajam. Menandakan gadis itu benar-benar emosi saat ini. Berbeda dengan Jisa yang santai-santai saja, meskipun ia juga tak kalah khawatirnya dengan Saehyun.

Setelah sampai di rooftop, Saehyun melipat kedua tangannya di depan dada, menatap lurus dan tajam Jiwan. "Sebelum Kau menjelaskan semuanya, Aku mau ngomong dulu! Jangan disela! Termasuk Kau!" Saehyun menunjuk Jisa yang jadi tersentak kemudian mengerjap polos.

Hembusan angin menerpa rambut ketiga remaja yang sedang dalam suasana hening itu, dan menambah kesan menegangkan diantara mereka.

"Waktu Kau hilang, apa kau tahu kalau Kita khawatir? Kau tiba-tiba tidak masuk sekolah, ponsel tidak aktif, rumah juga kosong. Kamu pikir Kita tidak khawatir hah?!!"

"Kau tahu tidak sih, rasanya cemas tapi tak bisa apa-apa?!!"

"Tanya ke pihak sekolah juga tidak berguna karena mereka juga tidak tahu Kau ada dimana! Kami takut Kau akan pindah lagi, Kami takut jika kita tidak akan bertemu lagi, Kami juga takut Kau diam-diam tidak suka dengan Kami berdua, Jiwan."

IDOL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang