_______________________
_______________Welcome New Readers. I Hope You Enjoy in My Story^^
_______________
________________________Gadis itu berjalan di trotoar dengan raut wajah datar. Datar dan tak bergairah seperti perasaannya sekarang. Hatinya terasa kosong dan abu-abu. Jiwan sendiri tidak bisa menafsirkan apa yang ia rasakan saat ini.
Berbagai memori berkelibatan dibenaknya. Kata-kata menyedihkan yang keluar dari mulutnya, kata-kata manis penuh harap dari sang Mama, dan kata-kata menusuk penuh amarah yang dilontarkan Papa. Semua itu kembali terlintas dipikirannya.
Terlalu sakit sampai gadis itu tak mampu bereskpresi, tak mampu merasakan getaran lagi dihatinya. Terlalu lelah akan semua yang terjadi padanya.
Gadis itu terus melangkah lurus dan menunduk. Langkah kakinya amat pelan dan lemah seperti tak ada kekuatan lagi untuk menggerakkan kedua kakinya. Gadis itu tak peduli dengan tatapan heran dan bingung orang-orang padanya, ia hanya ingin terus berjalan. Entah sampai kapan.
Ia hanya terus berjalan tanpa tahu tempat yang menjadi tujuannya. Yang terpenting bagi gadis itu saat ini adalah menghindar. Keadaan telah membuatnya menjadi gadis yang lemah.
Gadis itu menutupi wajah sembabnya dengan rambut dan terus menunduk. Pasti banyak orang yang menganggapnya aneh, mereka tidak tahu bahwa sebenarnya gadis itu sedang terluka. Hatinya terluka. Hanya karena sebuah kebohongan.
Dan ia menahannya seorang diri.
Kini ia berhenti. Duduk dibawah pohon dan menyandarkan punggungnya pada salah satu pohon hijau nan lebat di sana. Entah kenapa kakinya melangkah menuju tempat yang jarang dijumpai orang, disini tepatnya di sebuah taman dengan hamparan rumput-rumput hijau yang berada di belakang gedung sekolahnya.
Banyak orang tidak tahu tempat ini, karena taman ini dihalangi oleh bangunan milik sekolah juga gedung-gedung tinggi lainnya dan jauh dari keramaian diluar. Untuk sampai ditempat ini saja perlu melewati beberapa gang kecil dan sempit.
Tempat itu membuatnya nyaman dengan harumnya dedaunan. Cahaya matahari terhalang oleh ranting membuat taman itu tidak cukup terang akan sinarnya juga tak terlalu gelap.
Tempat yang sesuai untuk gadis itu. Sepi, aroma khas tanaman, dan bunyi dedaunan yang saling bergesekan di terpa angin, Jiwan mengobati lukanya dengan menyendiri dibawah pohon itu.
Gadis itu menghembuskan nafas lelahnya. Angin sepoi-sepoi yang sejuk, menerpa rambut legamnya dengan lembut seolah menyuruh matanya agar menutup. Lalu ia tekuk kedua kakinya untuk dipeluk dan semakin larut dalam kesendirian.
Tak masalah tidak ada orang yang menghiburnya, tak masalah tidak ada orang yang berada disisinya sekarang, karena yang ia butuhkan hanyalah menghindari keramaian dunia. Hanya untuk sebentar saja. Gadis itu ingin berhenti merasakan dan memikirkan semua hal yang membuatnya sakit.
Suara dedaunan yang bergesekan dengan angin membuatnya terbuai dalam pelukannya sendiri dan perlahan-lahan hatinya menjadi lebih tenang. Hingga tanpa sadar pikirannya sudah akan memasuki dunia alam mimpi. Awal musim semi kali ini rupanya tak seburuk itu. Setidaknya untuk saat ini.
Keheningan di taman itu semakin membuatnya tenang dan nyaman. Kedua matanya memejam lembut dengan kepala bertumpu pada lutut. Namun, rupanya semua ketenangan itu harus sirna ketika ia mendengar sebuah suara aneh.
Gadis itu terbangun dan membuka matanya. Ia mencari-cari asal suara itu yang terdengar seperti suara benda keras yang terbentur sesuatu. Matanya menyapu waspada ke seluruh hamparan rumput hijau didepannya sampai pada gang kecil yang ia lewati tadi. Tapi ia tidak kunjung menemukan sesuatu.
Aneh. Gadis itu sangat yakin mendengar sesuatu didekat sini. Tunggu sebentar! Kalau tidak salah, bukankah suaranya berasal dari atas?
Atas?
Pohon?
Gadis itu sontak berdiri dan membalikkan tubuhnya menghadap pohon itu. Kepalanya menengadah ke atas mencari sesuatu di sana. Benar saja. Ia dapat melihat ada yang janggal diatas sana. Gadis itu dapat melihat siluet berwarna oranye dan biru di sana. Dan sepertinya seorang laki-laki.
"Hei, kamu!"
Sang gadis yang merasa terpanggil agak terkejut sampai membulatkan mata. Ia baru saja akan menjawab panggilan itu tapi urung karena sosok itu kembali bersuara, "Kamu manusia kan?"
Apa-apaan orang ini??!?!?!
"Apa maksudmu? Tentu saja aku manusia!" Jiwan terkejut bukan main. Hatinya merasa tersinggung dengan kalimat itu.
Ia masih tidak bisa melihat dengan jelas sosok laki-laki itu ketika ucapannya dibalas lagi. "Oh, bagus kalau begitu." sosok itu bergerak yang ternyata sedang turun dari pohon dengan sekali lompatan.
Sial!
Bukannya mendarat dengan mulus, badannya malah membentur tubuh Jiwan sehingga tubuh gadis itu terpental kebelakang dan jatuh bersamaan dengan pemuda itu yang tidak sengaja menindih tubuh sang Gadis.
Dibawah cahaya matahari yang samar karena terhalang pohon itulah awal dari pertemuan mereka. Sampai pada ikatan yang mengharuskan mereka bertemu kembali.
Dimasa yang akan datang.
IDOL : Na Jaemin
°
°
°
~ Prolog END~
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL ✔
Teen FictionBerawal dari pertemuan yang tidak terduga sampai pada suatu ikatan yang mengharuskan mereka bertemu.Tentang pertemuan seorang gadis yang sedang terluka dengan seorang Idol. Han Jiwan, gadis cantik bermuka datar yang hidupnya terus berpindah tempat...