"Sampai sini saja pembelajaran hari ini, jangan lupa dibaca-baca kembali untuk ulhar minggu depan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," pamit Bu Taeyeon.
"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh."
Haechan menyenderkan tubuhnya kepada kepala kursi.
"Eh tau gak katanya Siyeon anak IPA 6 gak masuk hari ini, Mamahnya juga sampe dateng ke sekolah karena dari kemaren Siyeon gak ada di rumah," ujar salah satu murid perempuan yang kini tengah berbincang dengan teman sebangkunya.
"Chan, futsal kuy," ajak Junkyu yang kini sudah berdiri bersebelahan dengan Yoshi yang membawa sebuah bola yang dipeluknya.
Haechan merenggangkan ototnya, "huwaaaaa!!"
"Kagak dulu dah Kyu, gue mau ada urusan bentar ye?" ujar Haechan dengan cengiran kudanya.
"Mantap pasti mau jadi detektip, ya udah kalo gitu gue sama Yoshi duluan ya," pamit Junkyu lalu merangkul Yoshi dan keluar dari kelas yang masih ramai.
Bel istirahat belum berbunyi, masih ada sisa waktu tiga menit untuk Haechan di kelas. Biasanya sih ia akan langsung keluar dan ikut main basket atau futsal dengan yang lain. Hanya saja ada sesuatu yang harus ia cari tahu saat ini.
Haechan bangkit dari duduknya dan melangkah menuju Yena dan temannya yang lainㅡyang masih nampak serius membicarakan Siyeon.
"Ey gue boleh nanya-nanya dikit gak sama kalean?" tanya Haechan yang kini duduk di depan kursi Heejin.
Ketiga gadis ituㅡHeejin, Yena, dan Hyeyeon dengan ragu mengangguk. Walaupun sebenarnya dan biasanya mereka akan merasa biasa saja jika Haechan ikut berbincang. Tapi karena lelaki itu membuat nada yang terdengar serius. Rasa-rasanya mereka ingin kabur dan seperti merasa akan diintrogasi.
Haechan terbahak sebentar melihat ekspresi ketiga perempuan di hadapannya. Terlihat tegang.
"Santuy bae napa mukanya, tegang amat kek nahan boker," ucapan Haechan membuat Heejin dengan kesal memukul bahu lelaki itu asal.
"Ck, cepetan. Lo mau nanya apaan?" tanya Yena karena merasa perbincangannya dengan yang lain terganggu.
Haechan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Lo tau gak rumor-rumor tentang si Siyeon?" tanya Haechan.
Sepertinya pertanyaan itu memang memiliki pengaruh besar untuk ketiga gadis itu. Yena, Heejin, maupun Hyeyeon mengangguk antusias. Mungkin merasa amat kebetulan, karena mereka juga sedang berbincang mengenai topik yang sama.
"Tau! Tau! Jadi Chan kata temen gue yang anak IPA 6 bilang emaknya Siyeon tiba-tiba pas pagi dateng marah-marah ke kelas gitu. Terus kek mukanya panik manggil-manggil nanya Siyeon kemana, gue tadi baru aja dapet kabar lewat gc ghibah," jelas Yena dengan heboh.
Mata Haechan seketika berbinar, "terus, terus?"
"Oh ya katanya juga si Rachel dimaki-maki sama mamahnya Siyeon. Soalnya Siyeon tuh terakhir chatan, telponan tuh sama dia," ujar Hyeyeon menambahkan.
Heejin mengangguk setuju, "iya anjir katanya mamahnya udah nyoba ke ruang kepsekㅡMiss Irene, tapi Miss Irenenya gak ada. Makin ngamuk dah tuh emaknya."
Haechan mengangguk mengerti.
"Gue denger-denger si Siyeon sering pulang lewat gerbang belakang?" tanya Haechan.
Haechan ingat betul cerita dari Renjun (?) Entah Haechan lupa siapa yang bercerita, tapi ia ingat betul katanya Siyeon sempatㅡmemang hampir diculik oleh seseorang namun Sanha berhasil membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft Hueningkai
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ 🌟🌟🌟 ;2nd book of Detektif H2J2 ➳➳➳ ❞Lo kalo mau berak nggak papa Haechan.❞ ❞Enggak, enggak, anjrit si Brelin! Baca pikirannya bisa nggak nanti aja?!❞ Haechan menatap perempu...