Rumah Chenleㅡtempat yang mereka jadikan sebagai tempat di mana mereka bertanya-tanya kepada Nancy, Bomin, Minju, dan Doyoung. Yuli yang terlihat cantik dengan pakaiannya sudah duduk manis di pangkuan Brelin yang kini sedang menatap dalam Nancy yang tengah merasa tidak nyaman.
"Jadi, dari kalian ada gak yang kenal Lee EunSang?" tanya Jaemin kepada empat orang yang duduk berjejer di depan mereka.
"Ck, EunSang kek Insang kek, gak tau gue. Sumpah ini gak jelas banget, bisa gak sih gue pulang sekarang?! Udah jam tujuh malem juga," ujar Bomin dengan kesal.
"Tidak semudah itu Panjul! Lo masih punya hubungan sama kasus ini, kalo emang lo gak tau apa-apa seenggaknya stay bentar aja di sini," balas Renjun ikut emosi.
Memang Renjun sendiri sempat berpikir mungkin kelakuan mereka yang memaksa keempatnya ikut, agak sedikit menyebalkan atau mungkin memang menyebalkan. Kalau Renjun berada di posisi Bomin dan ketiganya pun akan marah dan kesal. Tapi, ini demi menyelesaikan kasus yang bahkan mereka belum lima puluh persen pun menyelesaikannya.
Masih banyak teka-teki yang belum mereka buka jawabannya.
"Nancy, lo kenal Lee EunSang?" tanya Haechan dengan tatapan menyelidik.
Nancy nampak gelagapan dan melirik kanan dan kiri untuk menghindari tatapan yang menghujam kepadanya.
"Eng-gak! Lee Eunsang siapa? Nggak kenal," ujar Nancy yang membuat Brelin tersenyum senang.
Ada sebuah informasi baru yang ia dapat. Renjun melirik Brelin yang kini nampak tersenyum, senyuman yang membuatnya ikut tersenyum. Sepertinya gadis itu mendapatkan sesuatu dari apa yang dia baca.
"Masa?" ujar Jasmin yang kini memajukan badannya untuk melihat Nancy lebih dekat.
"Gelagat lo aneh," Jasmin memicingkan matanya mencari kejanggalan.
Brelin yang memang duduk bersebelahan dengan Jasmin, menepuk bahu gadis itu membuat Jasmin menoleh dan menatap penuh tanya. Brelin memberikan aba-aba agar Jasmin mendekat dan membisikkan sesuatu. Jasmin melirik Nancy dan tersenyum menyeringai.
"Gak papa kali kalo lo kenal," ujar Jasmin setelah mendengar ucapan yang Brelin bisikkan padanya.
"Soalnya Lee Eunsang itu kunci kita buat ngungkap masalah si Yuna. Dan setelah Lee Eunsang itu ngejelasin apa yang dia tau, masalah... selesei," ujar Chenle dengan tatapan tajamnya.
Nancy memperbaiki tatapan rambutnya, "beneran?"
Kamal mengangguk, "lagian gue sama yang lain ngecek sidik jari kalian buat liat siapa yang selama ini naro boneka di setiap dia pergiㅡ
"Tuan! Tuan!" seruan itu memotong pembicaraan Kamal yang menjelaskan tujuan mereka.
Chenle yang merasa terpanggil menoleh dan mengernyit bingung saat salah satu pelayannya datang tergopoh-gopoh dan berteriak memanggilnya.
"Kenapa?" tanya Chenle yang kini bangkit berdiri.
"Anu-itu... maaf sebelumnya tidak sopan. Di depan ada perempuan yang daritadi ingin masuk," ujar pelayan tersebut membuat Chenle mengernyit.
"Ciri-cirinya?" kini Jeno membuka suara mulai menduga siapa yang datang kemari.
"Badannya tinggi, berkuncir satu dan dia bawa boneka," ujar pelayan masih terbawa panik.
Mereka semua yang mendengar langsung dapat tahu siapa yang datang, Chenle mengulum bibirnya sebentar.
"Ya udah izinin masuk Bi, bawa dia ke sini," ujar Chenle yang kembali duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft Hueningkai
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ 🌟🌟🌟 ;2nd book of Detektif H2J2 ➳➳➳ ❞Lo kalo mau berak nggak papa Haechan.❞ ❞Enggak, enggak, anjrit si Brelin! Baca pikirannya bisa nggak nanti aja?!❞ Haechan menatap perempu...