42. Rangkaian

1.1K 301 20
                                    

"Maksud lo apaan deh nyuruh si Haruto ke sini juga?" tanya Jasmin dengan alis mengernyit.

Jisung tersenyum lalu mengambil kertas yang sudah berisi banyak hal yang Jisung duga di dalamnya.

Merekaㅡkecuali Chenle yang masih fokus dengan komputernya. Berkumpul di tempat duduk yang di tengahnya sudah ada meja panjang yang menyimpan tumpukan kasus murid NEO DREAM.

"Gue nih sama kayak dugaan lo yang tadi Jas, kalo pelakunya bukan Junghwan dan bukan juga si Asahiㅡapalagi Junkyu. Bukan." Jisung menggaris bawahi satu kalimat paling atasㅡkertas yang sudah ia tulis beberapa rangkaian dan dugaan yang Jisung pikir ini benar-benar pas untuk kasus kali ini.

Dan ia yakin kali ini perkiraannyaㅡdan Jasmin tidak salah. Bukanlah Asahi, Junghwan, maupun Junkyu yang menjadi biang dan yang selalu mengikuti Junkyu yang Asahi bilang waktu itu. Bahkan bukan juga Junghwan nama yang ditulis Asahi di kertasㅡyang selalu muncul di mana pun Junkyu berada.

"Coba deh Kyu lo jelasin kapan lo ngerasa diikutin?" tanya Kamal agar ia bisa lebih paham.

"Gue sih gak pernah ngerasa diikutin tapi pernah sekali pas gue sama Asahi lagi jalan berdua abis magrib gitu dari main futsal, Asahi ama gue ngerasain banget kalo ada yang mantau pake mobil," jelas Junkyu.

Brelin mengernyit, "gue keknya paham deh kenapa Asahi duga si Junghwa pelakunya."

Jasmin dan Kamal mengangguk setuju.

Jisung tersenyum tipis, "lo pasti mikir mobil tadi yang ngikutin itu?"

Junkyu sendiri membulatkan matanya terkejut. Dan baru menyadari sesuatu.

"Waaah... gue baru sadar! Paraah! Gue baru sadar mobil yang waktu gue liat sama Asahiㅡsama persis sama yang gue liat tadi," ujar Junkyu menutup mulutnya.

Chenle sendiri yang sedaritadi fokus terhadap komputer kini tersenyum senang. Lalu mencabut flashdisk yang sudah ia masukkan sebuah video-video CCTV yang ia rasa cukup dijadikan jawaban siapa yang selama ini berniat mengikuti dan membunuh Junkyu.

"Nih, gue gak tau siapa orang yang itu tapi keknya lo kenal," ujar Chenle yang kini sudah berdiri di dekat Junkyu dan meletakkan flashdisk di meja yang berhadapan dengan Junkyu.

"Hah? Kalian udah nemu? Maksud gueㅡ"

"Udah, sebelum lo dateng kita nyari tau CCTV rumah Asahi, pokoknya ada di situ semua. Tinggal lo putusin mau lo apain pelakunya?" ujar Jisung.

Kamal mengernyit, "anjrit lo dua napa kagak bagi-bagii!"

"Lo diintai ama sodaranya Junghwanㅡsiapa sih namanya?" tanya Jasmin.

"Hah? Siapa?" tanya Brelin masih tidak paham.

Jasmin, Jisung, dan Chenle tersenyum senang.

Drrt drrt

'Siapa?' tanya Jisung tanpa suara saat ponsel Chenle bergetar di saku celana lelaki itu.

'Bang Jaemin.'

"Halo kenapa Bang?"

"..."

"Oh ya jelas udah beres, tenang aja."

"..."

"Iya anjing! Ngakak banget si Brelin sama Kamal kek orang bloon."

Kamal menatap Chenle dengan kesal dan Brelin menyenderkan tubuhnya pada kepala sofa.

"..."

"Sekarang? Siapa aja?"

"..."

"Okeh, iya gue tunggu."

Tutt tutt

"Sumpah lo bertiga kudu jelasin sekarang! Bangke banget!" kesal Kamal.

"Lo liat deh kamera di situ, di situ, di situ, di situ, sama di depan ruangan, di rumah Asahi, banyaak~" Chenle menunjuk beberapa kamera yang seperti titik hitam di pojok kanan ruangan yang tertutupi lemari pendingin, di lubang ventilasi, dan di jendela ruangan yang tertutup oleh gorden.

Kamal dan Junkyu lagi-lagi dibuat melongo saat menyadari banyaknya kamera yang mengawasi mereka.

"Kamal sama Brelin diawasin karena kalian berdua yang paling awal dan paling akhir masuk dan  keluar rumah Asahi," lanjut Jisung.

"Hah? Bukannya yang terakhir masuk itu elo ya Sung?" tanya Brelin kembali mengingat di mana mereka baru saja datang di depan gerbang rumah Asahi.

"Sayangnya gue cowok, dia nandain dua jenis kelamin. Kamal cowok yang pertama masuk duluan, dan lo cewek terakhir yang masuk ke rumah Asahi, gue tau ini gak masuk akal tapi gue rasa dia emang nandain yang dia rasa mudah diinget," jawab Jisung.

"Gue gak paham, gue gak paham, bukti dia mantau gue apaan? Gue bahkan gak pernah ngerasa diikutin," ujar lagi Brelin dengan kepala yang rasanya ingin pecah.

"Lo inget gak yang lo pulang bareng Chenle sama Jasmin?" tanya Jisung.

"Pas di rumah sakit?" kini Kamal ikut serta karena ia ingat saat di mana Jasmin izin ke toilet setelah berbincang bersama Haechan di kantin rumah sakit.

Chenle mengangguk, "kebetulan gue nganterin Brelin duluan baru Jasmin. Dari awal gue ama Brelin Jasmin keluar rumah sakit, supir gue udah ngerasain kalo mobil tipe yang kita liat sama-sama tadi di CCTV itu ngikutin."

Brelin membulatkan mulutnya saat mulai paham kenapa ia yang dijadikan sasaran.

"Karena dua kali gue yang diliat dia?" tanya Brelin mengucapkan yang ia pahami.

Jasmin mengangguk, "Chenle nganterin lo dulu baru gue kan? Lo keluar duluan dan posisinya dia ngikutin kita dari rumah sakit. Lo pulang ini liat deh di deket pager ada apa di sana."

"Tapiㅡini kalian ngomong gini mereka apa gak liat?" tanya Brelin lagi sambil menunjuk kamera yang tadi Chenle beritahu.

"Udah gue block kameranya barusan, sekarang keknya yang megang kameranya juga udah tau kalo gue yang bakal matiin sistemnya," jelas Chenle.

"Gue puyeng banget," ujar Kamal sembari menarik rambutnya.

"Bang Jeno, Bang Jaemin, Bang Haechan, sama Bang Renjun mau ke sini tadi ditelfon. Penjelasannya makin bikin lo pusing lagi Mal," ujar Jisung dengan senyum menyeringai.

"Hah? Bukannya mereka lagiㅡ"

"Si Kunyuk nih keknya punya dendam ampe pengen banget kalo kita ngilang."

••DND••

UDAH PAHAM BLOM?😂😂 ABIS INI CHAPTER PENJELASAN DARI SUNBAENIM MEREKAA NIH😂

Pendek yaaw, btw kalian siap-siap kasus baru yaa.

Lanjut yaaa byee

🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft HueningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang