"Karena kamu telah mengganggu saya, bagaimana jika organ kamu saja yang saya jual?"
[]ㄴㄱ[]
Di saat Haechan dan Youngjaeㅡnama pria itu, saling mengancam. Brelin dengan ide cerdasnya berbisik pelan ketika gadis di sebelah kanannya baru saja terbangun dari tidur biusan yang sebelumnya pria itu berikan.
Gadis itu nampak mengerjap sebentar untuk mencari tahu di mana ia berada. Tak berselang lama, dia menoleh di mana Brelin memanggil. Dia mengernyit seperti bertanya lewat tatapan, 'lo-siapa?'
Brelin mendengus, waktu mereka tak lama di sini. Ia menjulurkan tangan kanan, "tangan lo yang kiri sambungin ke tangan gue." Bisik Brelin.
Gadis itu terlihat sekali dari wajahnya bahwa ia tidak begitu paham. Tapi, melihat mata Brelin membulat kesal dengan segera menurut dan menjulurkan tangan kiri. Brelin yang melihat hal itu mulai menggeser agar ia bisa menyentuh juluran gadis itu. Ia tersenyum tipis saat tangan mereka bertaut. Lalu, tanpa aba-aba dengan sekuat tenaga. Brelin menarik tangan gadis itu.
Membuat brankar mereka bergeser dan menjadi amat sangat dekat. Tanpa bilang apapun, Brelin membuka setiap ikatan karet di perut dan di kedua kaki. Tak begitu sulit untuk melepaskan perekat berbahan karet ini. Ia yakin bisa keluar dari sini. Pria ituㅡhanya orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa. Jadi, apa yang harus Brelin takut 'kan? Kira-kira itulah motivasi Brelin saat ini.
Gadis itu sendiri mengerjap saat ikatan karet dari tubuhnya sudah terlepas. Ia sudah benar-benar bebas. Diaㅡgadis itu bangkit untuk duduk, dan tanpa menunggu lagi ikut melepaskan kaitan ikat karet dari brankar milik Brelin.
Sedangkan saat ini Haechan tersenyum miring, "heh!! Gue megang piso bedah, lo megang suntikan anak esde. Gak salah?"
Youngjae menggeram mendengarnya. Anak lelaki di depannya ini benar-benar menyebalkan. Inilah mengapa ia tak suka dengan pengambilan versi laki-laki. Ia bisa kalah telak, apalagi anak laki-lami seperti Haechan yang berada di depannya adalah anak laki-laki yang amat tengil dan membuat dirinya kesal.
Youngjae terdiam sebentar. Lalu tersenyum menyeringai, "kamu kira lolos dari saya bisa semudah ini? Coba buka pintu yang ada di sana, dan berusahalah."
Haechan mengernyit lalu menoleh pada pintu dua itu. Dan saat itulah Youngjae berjalan cepat dengan segera menancapkan suntikan tersebut pada kulit tangan Haechan. Haechan yang tersadar membulatkan mata. Giginya bergemelatuk marah, tapi Haechan juga tak bisa melakukan apapun saat cairan dalam suntikan sudah mulai bisa dirasakan masuk ke dalam kulitnya dan di mana Haechan merasakan matanya yang terasa berat.
Bukk
"Argh!!" ringis Youngjae saat seseorang dengan keras menendang dirinya dari belakang. Membuatnya kini terjatuh ke samping Haechan yang masih memegang kepalanya.
Brelin menatap tajam pria itu dan menahan kepala pria itu dengan kakinya agar tidak bangun dengan mudah, lalu menatap Haechan dan melihat suntikan yang masih tertancap di tangan lelaki itu, dengan segera Brelin menariknya hati-hati. Sedangkan gadis ituㅡyang juga sudah terlepas dari kukungan, dengan terburu-buru, mencari kunci yang Youngjae sembunyikan di meja yang di atasny terdapat alat-alat medis.
"Chan, tahan plis, bentar lagi kita temuin kuncinya." Ujar Brelin menatap Haechan dengan khawatir.
Haechan sendiri mengerjap-ngerjapkan mata dan menepuk pipinya agar tetap terjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft Hueningkai
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ 🌟🌟🌟 ;2nd book of Detektif H2J2 ➳➳➳ ❞Lo kalo mau berak nggak papa Haechan.❞ ❞Enggak, enggak, anjrit si Brelin! Baca pikirannya bisa nggak nanti aja?!❞ Haechan menatap perempu...