Restoran seafood yang begitu ramai kini menjadi tempat mereka ber-sembilan bertemu dengan Junkyu. Lelaki yang katanya adalah orang yang menuliskan laporan mengenai masalahnya kepada DND melalui post satpam.
Junkyu, lelaki dengan wajah manis dan pakaian jeans hitam, kaos hitam dengan tulisan it's me di tengahnya dan jaket denim berwarna biru tuaㅡsudah duduk di antara Jeno dan Renjun. Seperti sedang diinterogasi, Junkyu memberikan senyum kaku saat sembilan pasang mata menatapnya intens.
"Jadi... bisa jelasin ulang gimana awal lo ngerasa kalo not angka itu punya maksud lain?" tanya Renjun yang tepat berada di sebelahnya.
Junkyu melirik, mengangguk, "ekheem... sebelumnya sori gue mungkin ganggu kalian, tapi gue gak tau harus minta bantuan siapa lagi. Organisasi kalian juga udah terkenal banget di sekolah gue, bahkan berita yang tentang geng aeshor-aeshor itu sampe bikin anak-anak sekolah gue langsung pengen banget pindah sekolah."
"Okey, jadi... gue ngerasa ada yang aneh beberapa hari ini, banyaaak... banget kertas gak jelas yang kayak tiba-tiba ada di hadapan gue. Gue ke taman muncul tuh kertas yang kek sampah, gue ke mejaㅡkertasnya ada di atas meja, gue ke kantin... kertasnya ada di meja kantin yang mau gue tempatin, seolah-olah yang buang kertas itu emang ngasih buat gue dan tau kemana gue mau pergi, daan gue ngerasa kalo ini emang buat gue pas di kolong meja ada kotak musik warna baby blue," jelas Junkyu.
Kesembilannya mendengarkan dengan seksama. Tak berniat sedikit pun untuk menyela. Tentu saja sudah aturan tak tertulis bagi mereka untuk tidak menyela 'klien' berbicara.
"Dan semua kertas itu isinya not angka kek lagu gitu. Gue duga sih itu not angka pianika, dan... akhirnya karena gue inget sama organisasi kalian yang terkenal itu. Gue putusin buat nyoba nulis penjelasan dan masalah gue ini, awalnya gue ragu mau ngasih kertasnya.
"Apalagi gue bukan murid SMA NEO DREAM, dan tapi karena gue udah putus asa dan ngerasa terganggu. Gue coba kasih surat itu ke post satpam, gue bilang aja file itu dikirim buat kepala sekolah. Untungnya gue masukin kertasnya ke dalem tempat yang kek karton dan seolah-olah penting banget. Jadi, mungkin itu yang bikin Pak Satpam percaya kalo itu buat kepala sekolah," jelas Junkyu.
Mengakhiri penjelasan masalahnya yang ia hadapi beberapa hari ini. Beberapa dari kesembilannya mengangguk paham dan mengerti.
"Lo bawa salah satu kertas not angkanya ke sini gak?" tanya Jisung kepada Junkyu.
Junkyu menoleh dan mengangguk cepat. Ia dengan segera mengambil kertas yang sudah kusut, dari kantung jaket denim yang Junkyu kenakan.
Lalu meletakkannya di meja. Jeno berdiri dan menunduk untuk melihat tulisan dari kertas tersebut.
"Fa... si... do... si...? Lagu atau apaan sih? Dikit amat not angkanya," ujar Jeno setelah melihat.
Chenle menarik kertas itu setelah Jeno duduk kembali. Lalu mengangkatnya sedikit agar Brelin dan Kamal yang berada di sebelahnya pun juga ikut melihat.
"Jen, kalo gitu coba nanti besok kumpul lagi di rumah siapa kek, kita coba. Kali aja emang itu lagu, atau apa gitu," ujar Haechan membuka suara padahal lelaki itu sendiri belum melihatnya.
Tapi Haechan yakin bahwa kertas tersebut merupakan kertas yang amat penting. Seperti boneka yang terjadi pada masalah Yuna yang mereka anggap remeh tempo lalu. Kali ini Haechan rasa kertas itu juga memiliki arti.
Jaemin mengangguk setuju, "gue juga duganya begitu. Inget gak boneka yang Yuna itu? Gue rasa kasus ini mirip-miriplah."
Ujar Jaemin menyuarakan isi hatinya dan mewakili pemikiran Kamal, Haechan dan juga Jasmin yang sedaritadi diam menunggu giliran melihat kertas yang sedang dilihat oleh Chenle, Brelin, dan juga Kamal.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft Hueningkai
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ 🌟🌟🌟 ;2nd book of Detektif H2J2 ➳➳➳ ❞Lo kalo mau berak nggak papa Haechan.❞ ❞Enggak, enggak, anjrit si Brelin! Baca pikirannya bisa nggak nanti aja?!❞ Haechan menatap perempu...