Setelah Haechan membuat sebuah dokumen dan mencoba meringkas semua apa yang ia pahami mengenai masalah dan apa yang lelaki bernama Eunsang itu ceritakan. Juga tambahan beberapanya dari Mark dan Wonyoung.
Haechan dengan aura positif berjalan dengan santai di koridor menuju kantin. Beberapa hari ini, cuaca sangat tidak menentu. Mungkin karena memang sudah mulai menginjak bulan-bulan musim hujan. Dan minggu depan mereka juga akan melaksanakan ujian akhir semester. Maka dari itu Haechan harap sebelum ujian masalah ini terselesaikan.
Dapat ia lihat di tempat biasa mereka duduk, sudah ada Jasmin, Chenle, Kamal, Jisung, dan Brelin. Jadi, bisa disimpulkan baru Haechan-lah anak kelas sebelas dari mereka yang datang.
Haechan menduduki tempat duduk di sebelah Kamal, dan berhadapan dengan Jisung yang duduk di sebelah Chenle. Haechan mengernyit, "Tiga curut pada kemana?"
Jasmin mendongak.
"Bang Jeno sama Abang katanya lagi ulhar kimia, kalo Bang Renjun masih olahraga," jawab Jasmin.
Gadis itu sudah diberitahu oleh Jaemin beberapa menit yang lalu, tentu saja lelaki itu diam-diam membuka ponsel padahal ulangan sedang berlangsung. Renjun juga Jasmin lihat masih di lapangan basket outdoorㅡbermain basket dengan teman sekelasnya yang lain. Mengingat Jasmin lewat sana saat ingin ke kantin.
Haechan mengangguk, lalu matanya mengedarkan pandangan dan melihat meja mereka yang masih kosong.
"Ini belom pada mesen apa gimana? Kosong amat kek dompet gue," ujar Haechan yang setelahnya bangkit berdiri.
"Lo pada mau makan apa biar gue pesenin," lanjut Haechan sudah bersiap melangkah menuju stand lain untuk memesan makanan.
"Boleh? Gue mau mie ayam Bang dua sama es teh manis juga dua," ujar Chenle.
"Idih dua, rakus amat loㅡtraktir gue dong Le. Lagi bokek akhir bulan," Kamal menatap Chenle dengan wajah memelas.
Chenle kini menatap lelaki itu masam, lalu akhirnya mengangguk. "Gue traktir mie ayam Bang Haechan kalo mau pesen aja. Sung, Jas, mau?"
Jasmin mengangguk dengan mata berbinar, siapa sih yang menolak traktiran? Kebetulan Jasmin sebelumnya sudah berniat memesan mie ayam. Memang rezeki anak sholehah.
"Jeno, Jaemin, Renjun, mesen sendiri aja yak kalo gitu. Takut pas dateng usah dingin, jadi... ini mesen enam?" tanya Haechan, Chenle mengangguk mengiyakan.
Haechan tersenyum senang dan dengan semangat menarik lengan Jisung agar lelaki itu bangkit. Jisung mengernyit kesal. Haechan meletakkan beberapa lembar kertas yang sebelumnya sudah ia print sebelum berangkat sekolahㅡtadi pagi.
"Enak aja ditraktir tapi gue doang yang bawainㅡburu ikut!" ujar Haechan.
Jisung merengut dan mendengus, "siapa suruh tadi nawarin mesenin. Ah! Udah tau gue lagi mager!"
"Udah diem aja bocil. Nurut ama yang tua, nanti durhaka gue ubah lo jadi babi ngepet, mau?" ucap Haechan dengan asal.
Jisung memutar bola mata malas, "gadanta banget bangke lo Bang."
Sedangkan kini, Brelin dengan penasaran mengambil beberapa kertas yang sudah digabung menggunakan staples oleh Haechan. Mulai membacanya dari awal dengan serius. Sedangkan Kamal, Chenle, dan Jasmin sendiri sudah sibuk dengan ponsel masing-masing.
Brelin tersenyum ketika ketikan-ketikan Haechan yang menyimpulkan masalah Yuna beberapanya sesuai apa yang Brelin perkirakan. Mulai dari bahwa Yuna yang menjadi pelaku utama, Eunsang dan Nancy adalah adik-kakak, dan Mark yang benar-benar kunci dari masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft Hueningkai
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ 🌟🌟🌟 ;2nd book of Detektif H2J2 ➳➳➳ ❞Lo kalo mau berak nggak papa Haechan.❞ ❞Enggak, enggak, anjrit si Brelin! Baca pikirannya bisa nggak nanti aja?!❞ Haechan menatap perempu...