44. Jangan dekat-dekat!! Saya sudah mandi

1.1K 297 41
                                    

"Sumpaah?!" seru Renjun.

Mereka saat ini tengah berada di kantor polisi setelah mengantarkan Haruto dan Junghwan ke sana. Mereka berduaㅡJeno dan Renjun tengah berbincang dengan Jeffrey, polisi yang beberapa kali membantu menyelesaikan kasus mereka. Ia salah satu polisi yang paling dekat dengan mereka apalagi usia Jeffrey juga masih terlihat muda membuat mereka tak canggung saat berbincang.

"Iya, mereka masih di bawah umur dan setelah diperiksa latar belakang Junkyu dan hubungan dia sama kedua saudaranya ini kita langsung paham kenapa dua saudaranya itu buat aksi rencana pembunuhan," jelas Jeffrey.

"Terus orang tua mereka gimana Bang? Maksudnya yang udah lo jelasin tadi kan, kalo mereka selalu dikekang ama orangtua terus dibanding-bandingin mulu sama Junkyu," jelas Jeno kepada Jeffrey.

Renjun dengam diam menyimak.

"Marahlaah... tadi pas sebelum kalian semua dateng ke sini Mamahnya sampe nangis hampir pingsan pas tau dua-duanya mau direhabilitas, katanya pasti nama anak sama keluarga mereka bakal dicoret dari harta waris Kakeknya, Papahnya juga tadi marah banget sampe hampir lempar kursi. 'Kalian tau gara-gara kamu harta waris jatoh ke keluarganya Junkyu!' Saya paham sih kenapa dua-duanya ngelakuin ini," jelas Jeffrey dan kembali meneguk kopi hitam yang ia beli tadi di kantin kantor.

Renjun mengangguk, "kadang anak ngelakuin kriminal kayak gini bukan atas dasar kemauan dia, keadaan orang tua juga turut andil. Banyak banget temen gue pada pergaulan bebas karena orangtuanya juga gak mencerminkan layaknya orangtua."

"Valiid banget, terus mereka bener-bener bukan karena punya gangguan kan ngelakuin ini?" tanya Jeno lagi.

Jeffrey dengan santai mengangguk, "Junghwan ada gangguan gitu tapi gangguannya gak yang bikin ngaruh ke masalahnya. Murni karena mereka emang mau bales dendam ke Junkyu dan emang yang rencanain pertama KakaknyaㅡHaruto, namanya adik pasti ikut-ikutan."

"Oh ya udah mau jam satu, kalian udah pada mau makan siang belum? Kalo belum kantin keknya udah mulai sepi, biar saya antar ke sana," ujar Jeffrey setelah merasa pembahasan kasus ini sepenuhnya selesai.

Jeno dan Renjun reflek dengan bersamaan menggeleng.

"Mereka keknya udah selesei di dalem, rencananya kita mau ke rumah Chenle saudara gue paling-paling nanti di sana juga disuruh makan lagi," jawab Jeno membuat Jeffrey mengangguk.

Jeffrey menepuk kedua bahu remaja di depannya, "ya udah kalo gitu saya mau balik masuk nih, masih ada kerjaan yang belom selesei gak bisa nemenin kalian lama-lama."

"Yoi Bang santuy, nooh... mereka baru keluar, kita juga mau langsung caw udah laper," jawab Renjun dengan kekehannya.

Jeffrey tersenyum lebar lalu langsung berpamitan pada keduanya dengan lambaian tangan dan segera masuk ke dalam tak lupa menyapa Haechan, Jaemin dan yang lainㅡyang sempat berpapasan dengannya.

"Udah?" tanya Jeno kepada mereka.

Mereka mengangguk, Junkyu sendiri kini menatap mereka bergantian. Sudah memisahkan diri, mengamati Jeno, Renjun, Brelin, Jasmin, Jaemin, Haechan, Jisung, Kamal, dan Chenle yang berhadapan dengannya.

"Duhh... gue tuh gak tau kalimat apalagi yang harus disampein selain makasih, kalian udah banyak bantu banget sama masalah gue. Kalo gak ada kalian tau deh nasib gue gimana..."

Junkyu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sembilan orang di depannya tersenyum, paham betul apa yang Junkyu rasakan saat ini.

"Bantu gue sampe gue sendiri kaget banget kenapa bisa sodara yang gue kira paling deket ama gue ngelakuin hal kayak giniㅡgak nyangka. Gue juga makasih juga ke kepsek kalian karena udah ijinin gue buat ngasih laporan kasus, pokoknya gue banyak hutang banget ke organisasi kalian." Junkyu membasahi bibirnya dan terlihat canggung.

🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft HueningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang