Rumah Chenle yang amat besar dan biasanya terasa sepi kini terdengar ramai. Ruangan keluarga yang biasanya hanya diisi oleh keheningan, sekarang berubah menjadi berisik dan beberapa kali terdengar suara tawa yang amat nyaring.
"TOLOOL!! LO KIRA LIMBAD?!" Jaemin terbahak sambil melihat hidung Haechan yang mengeluarkan mie dengan sekaligus ingus yang sungguh membuat temannya yang lainㅡyang melihat hal tersebut hanya bisa menahan mual.
Haechan terbatuk-batuk, "Cung ambilin minum di deket lo dong. Allahu akbaar sakit banget tenggorokan gue."
Jisung dengan tatapan jijik memberikan segelas sirup kepada Haechan. Setelah meneguk habis Haechan mendorong mangkuk yang sudah terkena mie yang barusan keluar dari hidungnya.
"JOROK BANGET KAK HAECHAN, GUE LAGI MAKAAN!!" kesal Jasmin yang sudah membekap mulutnya menahan untuk tidak mengeluarkan isi perutnya.
Brelin sendiri menutup mata Yuli yang berada di sebelahnya, yang masih dengan nikmat mengunyah bakso yang sudah Brelin potong-potong kecil sebelumnya.
Chenle maupun Hueningkai yang melirik sedikit hanya terbahak namun masih fokus ke layar televisi yang menampilkan permainan sepak bola. Mereka baru saja pulang dari sekolah. Rencananya mereka ingin langsung membuat strategi, namun sebelum itu Chenle sendiri menyuruh pesuruhnya untuk memesankan makanan.
Seperti Haechan dan Jaemin yang memesan mie ayam, Jasmin, Jisung, dan Hueningkai yang memesan nasi goreng solar*a dan Jeno, Brelin, Chenle, Renjun dan Yuliㅡadik Brelin yang memesan bakso.
"Buruan woy main psnya! Gue mau rebahan ini," ujar Renjun yang meletakkan mangkuknya yang hanya tersisa kuah bakso.
"Iya, tanggung, tanggung," ujar Hueningkai dengan gemas.
Tak berapa lama Hueningkai bersorak senang.
"GOOOLL!!" Hueningkai menepuk-nepuk kencang tubuh Chenle yang berada di sebelahnya.
"Saket anjrit!" Chenle mencoba menghindar dari pukulan Hueningkai.
Lalu mengambil mangkuk bakso yang belum ia sentuh sama sekali.
"Noob banget lo Le, masa sama si Kamal kalaah," ejek Haechan menatap Chenle dengan tatapan sinis.
"Sembarangan lo Bang! Gue gini-gini selalu menang, ayok dah sini lawan ama gue," ujar Hueningkai tak terima.
"Halaah sok-sokan lu Chan, lawan gue aja masa enam kosong," ujar Jeno membela Hueningkai.
"Lo... Jen, kita kemusuhan pokoknya, awas aja ye lo minta nganterin bokerㅡgue tolak dah tuh," ujar Haechan dengan menyipitkan matanya tak suka.
"Najis banget Jeno, gitu doang minta anter," Renjun ikut mengompori.
Berbeda sekali dengan Jisung, Jasmin, Jaemin dan Brelin yang sedaritadi hanya diam dan membantu Yuli mengunyah makanannya.
"Udaah woy ayok, gimana buat kasusnya," ujar Chenle memotong pembicaraan tak berfaedah keempat lelaki itu.
Jasmin dan Jisung mengangguk. Sudah amat malas meladeni keributan empat lelaki itu.
"Eh ngomongin soal kasus badut, gue denger-denger katanya si Siyeon cewek kelas XI IPA 6 diikutin terus hampir diculik, untung si Sanhaㅡlo tau Sanha? Si Sanha untungnya nolongin," ujar Jaemin yang sudah selesai dengan makanannya.
"Serius lo Bang?! Tapi bukannya katanya si badut waktu itu ada yang bilang malah orang baik?" kini Jisung ikut membuka mulutnya.
"Hah? Rumor dari mana lo?" tanya Hueningkai ikut terkejut.
"Gue dari si Yuna, katanya dan sebenernya si badut itu punya niat baik buat jagain murid yang selalu lewat gerbang belakang. Apalagi katanya beberapa hari ini banyak banget kasus penculikan di sekitar sekolah terus banyak korban yang ilang tuh cewek-cewek SMA gitu," jelas Jisung membuat Jasmin dan Brelin sendiri langsung menatap Jisung yang berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft Hueningkai
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ 🌟🌟🌟 ;2nd book of Detektif H2J2 ➳➳➳ ❞Lo kalo mau berak nggak papa Haechan.❞ ❞Enggak, enggak, anjrit si Brelin! Baca pikirannya bisa nggak nanti aja?!❞ Haechan menatap perempu...