"TOLONGIIN JUNGHWAN!! TOLONGIN!!"
Kelimanyaㅡyang sebelumnya nampak fokus dengan kegiatan masing-masing kini mengernyit bingung saat lelaki bernama Junkyu datang dengan napas tak ber-aturan. Tangan lelaki itu kini bertumpu pada kedua lutut di depan pintu ruangan yang sudah terbuka lebar.
Menutupi sinar matahari yang kini sedang terik-teriknya dan mencoba mencari celah untuk masuk ke dalam ruangan mereka.
"Plis... Junghwan....," ujar Junkyu masih dengan napas yang tak teratur.
Brelin yang menyadari situasi dengan cepat melangkah menuju lemari pendingin untuk mengambil air mineral yang selalu tersedia di sana. Walaupun dingin dan agak tidak baik jika diberikan kepada orang yang sehabis berlarian tapi setidaknya bisa mengurangi rasa dehidrasi yang Junkyu rasakan saat ini.
Brelin bisa mendengar dengan jelas bagaimana Junkyu berbicara di dalam hati.
'Cape-banget-anjiir.'
"Nih," ujar Brelin sembari memberikan botol yang baru saja ia ambil dari lemari pendingin.
Junkyu dengan cepat menerimanya dan meneguk air tersebut setelah membuka segel tutup botol.
"Makasiih."
Brelin mengangguk, "ayok masuk, duduk dulu biar tenang."
Junkyu mengangguk dan melangkah lebih dulu dengan Brelin yang menutup pintu agar ruangan tetap dingin, karena saat ini pendingin ruangan terus berjalan di suhu 16° celsius. Mengingat memang hari ini matahari rasanya seperti berada di atas kepala.
"Jadi, kenapa sama Junghwan?" tanya Kamal bertanya lebih dulu dan mewakili keempat temannya yang juga penasaran.
"Gue tadi abis ketemu Junghwan di perempatan jalan, dia jalan kaki tapi gue kaget banget tiba-tiba ada orang di belakang pake masker tiba-tiba narik dia ke mobil yang baru aja berenti, gue ga bisa liat jelas detailnya soalnya gue sendiri ada di sebrang jalan," jelas Junkyu yang kini mulai tenang.
Chenle mengernyitㅡmasih duduk di depan layar komputer sambil mendengarkan penjelasan Junkyu yang tampak serius,"udah kek scene, scene sinetron anjrit."
Jasmin menggeleng maklum saat mendengar ucapan Chenle.
"Terus? Gimana? Dia ilang?" tanya Jisung akhirnya yang sedaritadi hanya diam dan menyimak apa yang terjadi.
Junkyu menghela napas pasrah.
"Iya, tadi gue bingung banget tiba-tiba ada mobil lewat di depan Junghwan, terus gue makin kaget dia malah ngilang pas banget pas mobilnya juga jalan," jawab Junkyu.
Chenle sendiri kini sudah mengutak-atik komputer yang ada di hadapannya, dengan alis mengernyit dan menggigit bibir bawah lelaki itu fokus menatap layar monitor. Deretan pemograman ia lakukan untuk mengakses sebuah CCTV yang sangat dibutuhkan untuk melihat kejadian nyata yang terjadi.
"Perempatan mana?" tanya Chenle tanpa mengalihkan fokusnya pada layar di depannya.
Junkyu mendongak, "yang deket halte, gue tadi kan ke sini pake busway."
Chenle mengangguk, mereka diam menunggu Chenle yang kini dengan lencah mengetikkan sesuatu, sesekali bunyi 'klik' terdengar dari mouse yang Chenle pegang.
Tak lama senyuman lelaki berkulit putih itu muncul bersamaan dengan speaker yang tersambung pada komputerㅡmemunculkan sebuah suara. Mereka yang sebelumnya duduk diam, langsung dengan cepat mendekat dan mengelilingi Chenle yang mulai mencari waktu yang pas dari video CCTV yang sudah ia bobol keamanannya.
"Tadi jam...?" tanya Chenle kepada Junkyu yang sudah menunduk di sebelahnya untuk melihat video CCTV yang terus memutar jalanan persimpangan di mana Junkyu dibuat panik.
"Jam... sekarang jam berapaㅡ?"
"Tiga belas dua puluh satu, berarti tadi sekitar jam tiga belas lima belas," jawab Junkyu.
Chenle mengangguk dan mulai memutar di waktu yang sudah Junkyu berikan tadi.
Dapat.
Mereka dapat melihat kini seseorang dengan pakaian santai tengah berjalan di trotoar sebelum persimpanganㅡJunkyu.
Di layar komputer mereka saat ini juga terdapat empat video CCTV. Jadi, mereka dapat melihat sisi lain jalanan selain jalanan yang dilewati Junkyu tentunya.
"Itu! itu... Junghwan," tunjuk Junkyu kepada layar sebelah kanan di video yang berbeda.
Mereka sendiri dapat melihat lelaki yang mengenakkan kemeja hitam flannel dan skinny jeans ripped kini tengah berjalan santai dengan ponsel di tangannya. Di waktu 13.17, dapat Brelin lihat bahwa kini Junghwan dan Junkyu berada di satu video yang sama atau bisa dibilang mereka benar-benar dekat dan hanya menyeberangi jalanㅡmereka dapat jalan bersama.
Mereka dengan fokus terus melihat gerak-gerik Junghwan dan Junkyu. Terlihat Junkyu yang mulai menyadari kehadiran Junghwan di seberang jalan lalu sebuah mobil tipe Lexus LM yang memiliki bentuk layaknya alphardㅡberhenti di samping Junghwan yang sepertinya tidak menyadari kedatangan mobil tersebut.
Pintu kedua yang bergeser membuat Junghwan kini sadar. Tak lama sebuah tangan dari dalam mobil, menarik Junghwan dengan paksa. Dengan video yang agak buram, mereka dapat melihat Junghwan yang mencoba melepaskan diri.
Tangan lelaki itu terlepas namun mereka mengernyit kala Junghwan sepertinya mengenali siapa pria yang ingin membawanya pergi.
"Junghwan kenal?" tanya Jisung.
Lagi-lagi mewakili pertanyaan yang muncul di benak mereka ber-lima yang sibuk memerhatikan Junghwan yang sepertinya sangat serius, tangan dari mobil itu sendiri terus saja memaksa agar Junghwan masuk ke dalam.
"Bentar deeh, gue rasa ini bukan termasuk penculikan deh," ujar Jasmin akhirnya berkomentar setelah daritadi hanya berdiam diri.
Jari telunjuk gadis itu menunjuk layar yang masih menampilkan Junghwan, "masa kek lagi negosiasi anying."
Brelin mengangguk setuju.
"Lo ada kontak Junghwan? Kalo bisa langsung aja dihubungin orangnya, kita belom nelfon dia kan tadi," ujar Brelin setelah mengingat bahwa Junkyu langsung panik dan mengatakan bahwa Junghwan dibawa seseorang.
Junkyu mengangguk cepat dan mengambil ponselnya dari saku jeans yang ia kenakanㅡmengetikkan sesuatu.
Sedangkan Chenle dan yang lain kembali memerhatikan CCTV yang masih berputar. Mereka kini dapat melihat Junghwan masuk tanpa tarikan. Membuat mereka semakin yakin bahwa ini bukanlah sebuah kasus penculikan yang Junkyu khawatirkan.
Tuut
Tersambung.
Mereka yang tadinya fokus kepada layar komputer kini sudah menatap ponsel Junkyu dengan suara panggilan yang sudah dispeaker oleh lelaki ituㅡkecuali Chenle. Dia masih melihat bagaimana sekarang Junkyu berlari cepatmenuju arah sekolah mereka berada.
"Halㅡ"
"Lo di mana sekarang?" tanya Kamal to the point.
"Di... di- di rumah, kenapa? Maksud gue kok hape Junkyu bisa ada di elo? Ini kalian lagi ngumpul? Kok gak ngajak gue?" tanya Junghwan dengan beberapa pertanyaan beruntun yang ia berikan.
Kamal bertukar pandang kepada Brelin, Jasmin, Junkyu dan Jisung.
Jisung berdeham, "kalo gitu bisa sekarang lo ke sini?"
Brelin dan Jasmin mengernyit.
'Lo gila?' tanya Brelin tanpa mengeluarkan suaranya.
Jisung tersenyum tipis, ia memiliki sebuah rencana.
"Jangan lupa bawa Haruto kalo bisa."
••DND••
INI KENAPA GA SELESEI2 😂😂
Dua chapter keknya kasus ini selesei. Jadi gimana? Kalian udah tau siapa pelakunya?
KAMU SEDANG MEMBACA
🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft Hueningkai
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ 🌟🌟🌟 ;2nd book of Detektif H2J2 ➳➳➳ ❞Lo kalo mau berak nggak papa Haechan.❞ ❞Enggak, enggak, anjrit si Brelin! Baca pikirannya bisa nggak nanti aja?!❞ Haechan menatap perempu...