Haechan melepas helm full face yang sempat ia kenakan. Tatapannya dengan ke sembilan orang lain sama-sama memperhatikan detail bentuk rumah bertingkat dua bernuansa putih abu-abu yang berada di hadapan mereka.
Kesan rumah minimalis langsung tertangkap dipikiran ke sembilan orang yang pertama kali menginjakkan alamat rumah seorang lelaki bernama Asahi.
"Ini bener rumahnya?" tanya Kamal yang sudah turun dari motor yang ia kendari dengan Renjun yang meminta tumpangan.
Junkyu yang menumpang di motor Haechan dan juga baru saja melepas helm, mengangguk.
"Dia bokap nyokapnya sibuk kerja jadi rumahnya selalu sepi, paling-paling di rumahnya kalo gak pembantu ya Adeknya, dia punya Kakak pun udah nikah," jawab Junkyu dengan informasi yang ia tahu.
Jeno dan ke sembilan lainnya mengangguk paham.
"Yaudah kalo gitu ayok," Junkyu berjalan lebih dulu menuju pagar hitam yang menjadi pembatas halaman rumah dengan lingkungan luar.
Lelaki itu memencet bel yang terpasang di dinding pagar, sesekali berjinjit untuk melihat keadaan halaman rumah yang nampak sepi.
Brelin yang menumpang di motor Jisung, turun dan menyusul yang lainㅡyang sudah berada di depan pagar dengan Jisung yang ikut berjalan di belakang Brelin.
"Gak digembok anjrit ternyata," ujar Renjun saat sebelumnya tangan lelaki itu meraba selot pagar hitam yang menjadi penghalang mereka dalam melihat halaman rumah.
"Ya udah masuk aja," ujar Junkyu.
"Gapapa?" tanya Kamal.
Tentu saja ia merasa ini adalah tindakan tidak sopan, apalagi rumah nampak sepi. Bisa-bisa mereka dituduh maling karena masuk tanpa izin.
"Gapapa, gue udah biasa juga," jawab Junkyu.
Membuat mereka mengangguk. Dan mulai membuka pagar dengam pelan agar tak menimbulkan keributan. Dimulai dari Renjun dan terakhir adalah Jisung. Brelin menatap menjelajah saat kakinya melangkah memasuki halaman rumah. Benar-benar luas dan begitu terawat.
Di sebelahnya sudah ada Jasmin yang juga melakukan apa yang Brelin lakukan.
"Adem banget gak sih udaranya?" tanya Jasmin.
Brelin melirik sebentar dan mengangguk setuju, "dahal rumah gue juga banyak tanemannya tapi gak seadem ini."
Sedangkan Kamal sudah menatap tanya Junkyu yang tengah melihat bagian dalam rumah lewat jendela.
"Gak ada orang juga kayaknya, coba deh dibuka pintunya. Bisa gak?" tanya Junkyu.
Ucapan lelaki itu membuat Kamal mendorong pelan pintu rumah Asahi. Dan lagi-lagi mereka dibuat bingung kala pintu tersebut dengan mudahnya terbuka.
"Ini ada maling, abis kali barang-barang rumah. Apa gak takut kena colong?" tanya Chenle heran.
Ruangan beraroma jeruk menyambut kedatangan mereka. Dari ruang tamunya terlihat sekali bahwa sepertinya rumah ini sedang tidak ditinggalkan orang atau bisa dibilang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Merasa penasaran Jasmin lebih dulu masuk ke dalam rumah itu.
Rasa penasarannya saat ini begitu tinggi. Bagaimana bisa rumah sebesar ini dibiarkan terbuka begitu saja. Langkahnya menarik Jasmin menuju pintu cokelat yang bersebelahan dengan dapur lantai satu rumah ini.
Pukk
"Anjinㅡ"
"Heh! Mo ngomong apa lo hah?" ujar Jaemin dengan alis mengernyit tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft Hueningkai
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ 🌟🌟🌟 ;2nd book of Detektif H2J2 ➳➳➳ ❞Lo kalo mau berak nggak papa Haechan.❞ ❞Enggak, enggak, anjrit si Brelin! Baca pikirannya bisa nggak nanti aja?!❞ Haechan menatap perempu...