"Yeee... sirik aja lo bangsat!" ujar Jaemin dengan cengiran kudanya.
Haechan memutar bola natanya dengan ekspresi mengejek, "nyenyenye."
"Terus cokelatnya mana Bang?" tanya Jasmin.
Jadi, mereka sendiri, kecuali Brelin sudah berkumpul di ruang diskusi dan Jaemin baru saja menjelaskan bagaimana banyaknya cokelat dan surat yang ia temukan di meja dan lemari lokernya di kelas. Semua isi itu benar-benar membuat kedelapan orang yang mendengar hanya bisa menahan mual kala Jaemin dengan sombongnya berkata bahwa semua itu adalah rasa kagum dan cinta mereka terhadap Jaemin.
"Gue makanlah, masa gue buang," ujar Jaemin dengan senyum miringnya.
"Chan," panggil Renjun.
"Oy."
"Lo tau gak sih berita laki-laki SMA yang sakit-sakitan gara-gara makan cokelat dari pengagum rahasianya?" tanya Renjun dengan serius membuat Jeno maupun kelima lainnya terbahak.
"Ck, sirik aja lo kutil," ujar Jaemin malas dan kembali melanjutkan fokusnya kepada beberapa kertas yang sedang ia baca.
"Mana ada gue sirikㅡ"
BRAKK
"KAK TOLㅡCK, LEPASIN GAK?! GUE MAU NGOMONG SAMA MEREKA YA BUKAN SAMA LO KUNTI!!" teriak seseorang memotong ucapan Renjun yang baru saja ingin membalas perkataan Jaemin.
Seketika itu kedelapan orang di ruangan DND menoleh penasaran. Brelin sendiri masih berusaha menarik gadis yang berupaya masuk ke ruangan mereka.
"Kan gue bilang, nanti! Lo ngasih tau ke gue dulu baru ke ruangan!!" kesal Brelin masih dengan nada tenang namun terdengar tegas.
Jeno yang merasa paling kosong dan tak melakukan apapun bangkit dari duduknya dan menghapiri kedua gadis itu.
"Anu, Kak Jeno. Maaf gue tadi udah bilangin nanti aja tapi diaㅡ"
"APAAN SIH LO?! IH LEPAS!!" bentak gadis itu menyentak tangan Brelin yang sebelumnya menarik gadis itu agar tidak membuat kerusuhan.
Jeno menggelengkan kepala, "ya udah sini masukㅡgak papa Lin, lo tolong ambilin air aja buat dia."
Brelin menghela napas pasrah dan mengangguk. Berjalan menuju lemari dingin yang berada di pojok ruangan. Mengambil satu botol teh puc*k untuk diberikan kepada gadis bernama Yuna yang memang seangkatan dengan Brelin.
Sedangkan Yuna memperhatikan ruangan yang ia datangi dengan penuh penasaran. Melihat dengan teliti.
"Jadi, ada keperluan apa lo ke sini?" tanya Jeno yang sudah duduk di samping gadis itu.
Jasmin, Chenle, Jisung, Kamal, dan Renjun sudah fokus untuk mendengarkan. Berbeda dengan Haechan yang fokus dengan mainan caturnya di komputer dan Jaemin yang kembali membaca kasus yang belum ia baca tuntas.
Brelin duduk di depan Yuna dan meletakkan satu botol itu untuk gadis itu. Yuna yang melihatnya dengan antusias menerima dan membukanya, menegak layaknya orang kehausan.
Jeno maupun yang lain memperhatikannya dengan tatapan yang berbeda-beda. Menunggu cukup lama.
"Aaah... seger banget, makasih, jadiㅡanu Kak, gue di sini mau lapor kasus gue," jawab Yuna, ia meletakkan kembali botol tersebut dengan isinya yang tersisa setengah botol.
Jisung mengernyit, "looh... kan lo bisa nulis di kertas terus lo taro di file yang ada di KM? Di kelas lo emang gak dikasih tau gituan apa?"
Yuna menggigit bibir dan menatap ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft Hueningkai
Fanfiction✎tidak mewajibkan kalian untuk vote, tapi kalo kalian mauㅡterima kasih✎ 🌟🌟🌟 ;2nd book of Detektif H2J2 ➳➳➳ ❞Lo kalo mau berak nggak papa Haechan.❞ ❞Enggak, enggak, anjrit si Brelin! Baca pikirannya bisa nggak nanti aja?!❞ Haechan menatap perempu...