49. Jisung - Renjun

1K 244 22
                                    

"Bisa jadi, tapi lo pernah mikir gak sih? Kita ini kan udah banyak bangeet ya nyelesein kasus-kas—"

"Lo Bang, gue masih baru."

Kini Jisung dan Renjun sendiri dengan dua tumpukan kertas—melangkah santai menuju ruang DND. Mereka baru saja mengambil berkas-berkas laporan murid dari ruang BK. Jarak ruang BK dan ruangan DND memang tidak begitu jauh. Hanya melewati beberapa deret kelas sebelas saja. Setiap istirahat kedua, mereka memang dijadwalkan mengambil kertas-kertas laporan murid yang tentu saja nantinya akan mereka pilah. Dan jika masalahnya nampak serius, maka nanti sang pemilik laporan akan mereka panggil.

Sekolah mereka saat ini entahlah seperti sedang memperebutkan siapa yang memiliki masalah paling parah atau penting, dan rata-rata yang melapor pun siswi-siswi. Tentu saja apalagi jika bukan untuk melihat tujuh anggota lelaki yang memiliki paras tampan.

Kembali kepada keduanya.

"Tapi gue rasa kasus kali ini juga kagak jauh-jauh dari play victim," ujar Jisung yang kini membuka pintu ruang DND kala keduanya sudah berdiri di depan pintu berwarna cokelat tersebut.

"Maksud lo?" Renjun meletakkan kertasnya lebih dulu di atas meja kaca, dan menutup pintu ruangan mengingat pendingin ruangan menyala di pojok ruangan.

Ruangan DND hanya berisi mereka berdua. Jasmin, Brelin, Haechan, dan yang lain sendiri sudah berada di rumah sakit untuk menjenguk Chenle. Katanya akibat kejadian tersebut, Chenle diharuskan untuk operasi agar dapat mengeluarkan cincin yang tidak sengaja tertelan. Awalnya lelaki itu menolak keras, mengingat ini adalah pengalaman pertama tubuhnya akan bersentuhan dengan alat-alat rumah sakit. Tapi dengan kekuatan seorang Brelin dan paksaan dari Mamah yang akan membujuk Papah pulang, lelaki itu menerima dengan terpaksa.

Cukup konyol saat Renjun dan Jisung mendengar kabar tersebut, Chenle adalah lelaki keras kepala yang mereka kenal dan akan teguh pada pendirian jika memang benar-benar tidak mau. Namun, dengan mudah lelaki itu menerima kurang dari dua puluh empat jam.

Sebuah rekor.

"Jasmin bilang Mina—maksud gue Kak Mina itu aneh, gak kayak Kak Mina yang dia kenal. Gue juga kalo inget gerak-geriknya pas awal ketemu kita, yang kejadian kantin. Inget gak Bang?" tanya lelaki bertubuh jangkung itu sembari membagi sembilan dua tumpukan kertas yang diletakkan di atas meja.

Renjun mengambil sebuah kaleng roatbeer AW dari dalam lemari pendingin, "yang bikin si Jasmin diemin si Haechan ampe bikin si Malika puyeng seharian penuh?"

"Iya, tapi bukan itu intinya. Gue ngerasa dia ngelakuin keributan begitu sengaja. Pertama, dia tau Jasmin punya sifat gak suka ngeliat penindasan. Kedua, dia tau Jasmin kenal dia. Ketiga, dia juga tau kalo Jasmin bakal nerima laporan dan ngatasin laporan itu karena dia kenal Mina, dan yang bikin gue bingung. Kenapa dia ngasih kode dilaporannya? Maksudnya—dia paham dan tau kalo kita gak mungkin bakalan segampang itu baca dan nerima semua kalimat mentah-mentah tanpa nyari tau. Lo paham gak sih Bang—malah ngupil lagi lo anying!" Jisung mengernyit kesal.

Renjun tersenyum kuda sembari mendudukkan bokong di kursi yang berhadapan dengan Jisung, "lanjut... gue dari dua jam lalu ngerasa kagak bisa napas, pantes. Upil gue banyak banget."

Jisung mendengus dan menggeleng maklum. Lelaki itu melangkah menuju lemari pendingin. Bukan hanya Renjun, ia juga merasa haus mengingat di luar sana matahari sungguh terik. Namun, Jisung menaikkan salah satu alisnya.

"Sejak kapan kulkas isinya roatbeer semua?" tanya Jisung bingung.

Renjun yang mendengar hal tersebut bangkit berdiri. Menyusul Jisung dan berdiri di sebelah lelaki jangkung itu. Memerhatikan isi lemari pendingin yang ada di hadapan mereka. Renjun menatap heran, tentu saja lelaki itu baru sadar bahwa di bagian rak atas lemari pendingin—semuanya berisikan roatbeer. Cukup aneh.

🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft HueningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang