37. Otak gue panas

1.2K 306 11
                                    

"Hah.... hah... hah... Kak Jaemin, anu-itu... ada orang di luar," Brelin dengan napas ter-engah menepuk bahu Jaemin yang masih memeluk Jasmin.

Karena hanya Jaemin saat ini yang berada di pintu kamar sedangkan yang lain sudah lebih dulu masuk dan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.

Jaemin sendiri mengernyit, "hah? Orang di luar gimana? Coba lo tenang dulu."

"Jas, lo duduk deh di situ jangan diliat darahnya."

Jaemin menuntun Jasmin untuk duduk di kursi berwarna merah yang berada tak jauh dari mereka berada. Kondisi Jasmin agak sedikit tenang. Sedangkan kini lelaki itu kembali mendekati Brelin yang terus melihat ke arah pintu masuk. Tidak ada Haechan dan Renjun di sanaㅡHaechan dan Renjun berarti sudah keluar menghadapi lelaki berpakaian hitam-hitam yang sempat menghadang mereka.

"Jadi... kenapa?" tanya Jaemin sesekali mengikuti arah pandang gadis yang memiliki tinggi selehernya.

"Jadi tadi gue, Kak Renjun sama Kak Haechan mau ambil sarung tangan medis kan buat kalianㅡtapi tadi tiba-tiba ada orang baju item-item dateng gitu. Gue rasa... orang itu yang kertas itu bilang," jelas Brelin dengan nada panik.

Tentu saja ingin cepat-cepat melihat kondisi Haechan dan Renjun di sana. Walaupun ia yakin mereka bisa mengatasi orang itu, apalagi satu lawan dua. Tapi tetap saja rasanya tidak tenang. Brelin yakin orang itu membawa senjata tajam.

Jaemin menatap tajam pintu masuk lalu mengangguk, "ya udah gue langsung ke depan. Lo buru bilang ke jeno ama yang lain."

Jaemin beralih kepada Jasmin, "lo udah gapapa kan? Ikut gue ke depan ayok."

Jasmin mengangguk dan berdiri dari duduknya, gadis itu tersenyum tipis kepada Brelin dan mengangguk. Brelin membalas anggukan itu, seolah mengatakan 'jangan khawatir.'

Brelin sendiri akhirnya melanjutkan langkah ke dalam ruangan yang kini sudah ada Jeno, Jisung, Chenle, Junkyu dan Kamal di dalamnya.

"Junkyu, lo tau adeknya Haruto yang dimaksud Asahi temen lo itu? Diaㅡmaksudnya adeknya Haruto itu kayaknya yang sekarang lagi di depan deh," ujar Brelin yang kini sedikit gemetar kala melihat banyak darah di ubin ruangan.

Membuat ucapannya pun jadi sedikit tidak jelas.

Junkyu yang sebelumnya memerhatikan bentuk luka atau sumber darahㅡkini dibuat mendongak dan mengernyit, "hah?"

"Itu... ada orang baju item-item dateng. Gue rasa dia adiknya Haruto yang Asahi temen lo bilang," ujar Brelin pelan dengan mata yang mencoba melihat hal lain, selain darah yang kini bercecer di mana-mana.

Ucapan Brelin sendiri membuat Chenle dan Jisung dengan sigap berdiri. Bukan hanya karena ucapan Brelin tapi karena keduanya paham bahwa gadis yang tengah berdiri itu tampak takut dengan darah yang menjadi pemandangan mereka saat ini.

Berbeda dengan Jasmin yang lebih frontal jika takut atau hal yang membuatnya tidak nyaman, Brelin lebih memilih memendam dan tak mau membuat orang lain kerepotan. Terlihat kini tangan gadis itu saling bertaut dan bergetar.

"Udah gue duga emang pelakunya Asahi," ujar Kamal yang kini tengah menatap sebuah luka yang tersembunyi di bagian siku wanita yang masih tergeletak.

"Hah?"

••DND••

Jasmin dengan tubuh kecilnya berdiri di belakang Jaemin. Kakaknya itu menyuruhnya untuk bersembunyi di belakang tubuhnya. Memang hanya situasi-situasi seperti inilah Jasmin bisa merasakan bagaimana aura Jaemin sebagai Kakak yang melindunginya.

🅓🅔🅣🅔🅒🅣🅘🅥🅔 🅝 🅓;NCT DREAM(ot6) ft HueningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang