Bagian 28

853 53 2
                                        

~~~~~~
Aku sudah terbiasa dengan kehadiranmu. Jadi, jangan berusaha untuk pergi!
~~~~~~

Happy reading!!

☆●☆

"Romi balikin tas gue gak?" ucap seorang teman sekelas Romi bernama Viona.

"Pinjemin gue polpen dulu!" Romi berlarian mengelilingi meja di kelasnya untuk menghindari Viona.

"Pinjemin aja Vio, semua orang gak ada yang mau minjemin hahaha." ucap Gilang yang sedang duduk bersama Daylon.

"Vio cantik ye kan?" tanya Romi saat berhenti berlari.

"Dari dulu!"

"Mangkanya pinjemin gue polpen!"

Viona menatap Romi dengan datar.

"Eh kambing! Tas gue lo bawa dari tadi, gimana gue ngambil polpennya!" Teriak Viona.

Romi terdiam bingung dengan kata-kata Viona.

"Lo tadi minjem polpen kan? Apa gue bilang gak boleh?"

Romi sedikit mengingat kembali kejadian beberapa menit yang lalu.

"Gue gak bilang gak boleh dodol! Lo aja tiba-tiba ngambil tas gue!" ucap Viona dengan kesal.

"Malu gue! Malu! Bwahahaha" ucap Gilang dengan tertawa.

Daylon terkekeh melihat kejadian hari ini.
"Modus lo ada-ada aja Rom. Jadi keliatan gobloknya kan?"

Romi melempar tas Viona ke arah tempat duduk Viona.

"Vio! Romi marah!"
Romi berjalan kearah teman-temannya dengan menghentakkan kakinya, tanda bahwa dia sedang marah.

"Ngakak gue hahahaha." ucap Gilang yang masih tertawa sedari tadi.

"Jadi gimana?" tanya Wildan.

Semuanya memandang Wildan dengan tatapan bertanya.
Wildan menghembuskan nafas kesal karna mereka tidak bisa mengerti apa yang di maksut Wildan.

"Udah nentuin hati lo buat siapa?"

"Wah gue sih udah pasti sama bebeb Bella." ucap Romi dengan tersenyum.

Wildan menaikkan salah satu alisnya.
"Bukan lo!"

Senyuman Romi menghilang saat Wildan berkata dengan ketus.
"Apa salah Romi ya Allah. Bukannya Wildan yang salah karna tidak berkata dengan siapa dia bertanya."

Pletak!

"Lo bisa tobat ternyata." ucap Gilang.

Daylon memandang ke arah cendela yang mengarahkannya pada sebuah lorong yang sangat sepi.

"Semalem gue udah nentuin. Slama ini perasaan gue lebih sama Lia. Nyatanya perasaan gue ke Vita biasa aja. Lo tau? Perasaan gue kayak hambar gitu. Tapi gue masih kecewa sama Lia." ucap Daylon dengan panjang.

Wildan menoleh ke arah Daylon.
"Lo percaya princes Zlorz dalangnya?" tanya Wildan.

Daylon mengangguk dengan polos.

CRYSTALLIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang