Bagian 4

1.7K 112 8
                                    

●●●
"Perasaan ini aneh, aku membencimu namun hatiku berdetak lebih cepat jika berada di dekatmu."
●●●

Happy reading!

☆●☆

Saat ini kelas Crystal sangat gaduh karna hari ini para guru sedang mengadakan rapat, jadi semua kelas sedang jamkos.

Crystallia dkk sedang bergosip ria di meja pojok belakang.

"Crys! Mabar yuk! Jarang-jarang nih gue mabar sama orang cantik." Ucap Fahmi teman sekelasnya.

"Duh gue lagi mager nih, mau bergosip ria hehe." Ucap Crystal dengan terkekeh.

"Ya udah deh, gue kesana dulu yak."

Crystal hanya mengangguk.

"Crys, lo gak buka loker dari kemarin ya? Tadi gue lihat ada orang tuh yang kasih hadiah di loker lo." Ucap Bella

"Lah tadi pagi aja banyak Bel yang kasih coklat tp udah gue beresin." Balas Vanni

"Lah Van kok lo gak bagi gue beberapa gitu sih coklatnya, kan gue suka coklat!" Crystal mengembungkan pipinya, dan percayalah itu terlihat menggemaskan

"Udah gue kasih di taslo noh! Lagian banyak banget coklatnya jadi ya gue bagiin tuh sama anak-anak hehehe." Vanni terkekeh.

"Gue juga sumpek sih setiap hari di sambut dengan coklat, untung Vanni biasa beresin coklat di bangku kita  dan udah di bagiin sama anak-anak tiap harinya." Ucap Alea dengan tersenyum.

"Untung gue baik" Vanni mendengus kesal. Sedangkan yang lain tertawa.

"Eh guys jadi, kemarin waktu gue mampir ke cafe dekat sekolah itu gue ketemu Wildan, terus nih yaa...

Flasback on

Vanni berjalan menuju kasir untuk membayar pesanan yang mamanya inginkan. Namun saat berjalan dia ditabrak seseorang dari belakang.

Prang!
Terdengar suara gelas yang pecah.

Tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan tangannya untuk membantu Vanni. Tanpa melihat orang itu Vanni menerima uluran tangan tersebut.

"Wildan?" Vanni terkejut karna yang menolongnya Wildan.

"Lo gimana sih baju dia jadi kotor, dan gelas-gelas jadi pecah kan!" Nada bicara Wildan terlihat seperti marah

"Ma-maaf bos, tadi saya agak pusing jadi nabrak mbak ini, maafkan saya mbak." Ujar pelayan di kafe tersebut.

"Iya gak papa kog, nanti di cuci bisa, gak usah marah-marah Wil."

"Gue anter pulang!" Wildan menggandeng tangan Vanni san menyeretnya. Vanni yang kaget dengan sikap Wildan hanya pasrah tangannya di tarik-tarik.

Wildan menyodorkan helm pada Vanni kemudian mereka pulang bersama.

Saat di perjalanan...

"Wil kok tadi lo marah-marah, trs kok dia manggil lo bos? Itu cafe lo?" Tanya Vanni dengan bertubi-tubi.

"Hm"

Vanni hanya melongo dengan perubahan sikap Wildan.

Saat ini mereka sudah sampai di rumah Vanni dengan Vanni yang kebingungan.
Vanni turun dari potor sport milik Wildan dan mengembalikan helmnya.

"Makasih Wil, tapi kok lo tau rumah gue?"

"Cepet masuk, mandi, lo bau!"
Wildan langsung melesat jauh meninggalkan Vanni yang melongo heran.

CRYSTALLIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang