[17] Sakit

93 57 137
                                    

Seperti biasa, jangan lupa vote dan komentar yang banyak yah. Aku sayang kalian💜

So, happy reading✨

🌷🌷🌷

Notifikasi ponsel Farah terus berbunyi sejak pukul enam pagi. Niatnya yang akan bangun siang karena ini hari minggu harus gagal karena gangguan dari benda pipih miliknya yang ada di atas meja samping tempat tidur. Dengan mata masih setengah tertutup, Farah membuka pesan yang sejak tadi terus mengganggunya. Terdapat tujuh pesan masuk dari grup kelompok observasi dan sepuluh pesan masuk dari 'Yuda Bawel'.

Yuda? Ada apa?

Pesan pertama yang dia buka adalah dari grup kelompok observasi dan dia langsung membaca pesan penting saja yang dikirim Rakha.

"Guys, gue udah ngirim tugas kita lewat e-mail ke Bu Melati tadi malem dan kita bakal dapet nilai A+ setelah kita ngasih versi cetaknya ke Bu Melati nanti hari senin."

Setelah itu, Farah membuka spam pesan dari Yuda.

"Farah?"

"Lo gak lupa kan kalo hari ini kita ada janji?"

"Janji kemarin itu loh."

"Jangan bilang lo lupa?"

"Astaga Farah, kok lo bisa lupa?"

"Pokoknya harus jadi, jangan sampe enggak."

"Gue jemput lo jam sembilan yah."

"Jangan lupa mandi, biar gak bau kayak tikus got."

"Jangan pake make up terlalu cantik, nanti gue suka."

"Dadah Farahnya Kak Bima."

Tanpa sadar Farah tersenyum kecil membaca isi pesan itu. Melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi, Farah langsung bersiap-siap. Tepat pukul setengah sembilan, Farah sudah siap dan dirinya turun ke ruang keluarga dan di sana sudah ada Bima dan bundanya sedang menonton acara TV yang Farah tidak tahu nama acaranya.

Kedua mata Bima meneliti penampilan Farah ketika menyadari kedatangan adik kesayangannya itu.

"Mau ke mana?" tanya Bima.

Farah duduk di antara bundanya dan Bima sehingga dia berada di tengah-tengah. "Aku mau pergi sama Yuda."

Tangan Lisa mengusap pucuk kepala putrinya dengan penuh rasa sayang. "Kamu udah cerita ke Yuda? Tentang Dewa?" tanya Lisa dengan suara pelan. Farah menggeleng lalu menjawab, "Belum."

"Kenapa?" tanya Bima penasaran. "Perihal trauma kan lo udah lumayan bisa hadapin asalkan ada gue."

"Aku takut, Bun."

Jawaban Farah membuat kedua orang tersayangnya mengerutkan dahi seakan bertanya, "Apa apa?"

Belum sempat Farah menjawab, suara klakson mobil berbunyi. Sadar kalau itu Yuda, Farah langsung berjalan ke depan setelah berpamitan. Farah langsung masuk ke mobil yang sudah bertengger di depan Gerbang.

"Hai, udah sarapan?" sapa Yuda sembari memberikan senyuman kotak ciri khasnya.

Farah menggeleng.

"Oke, ayo kita sarapan!"

Melihat antusias Yuda membuat Farah tersenyum. Entah kenapa semenjak dia kenal Yuda, dia jadi lebih sering tersenyum. Tapi Farah langsung menyembunyikan senyumannya itu karena jika ketahuan bisa digoda habis-habisan oleh Yuda.

FAYUDA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang