[24] Rooftop

85 51 24
                                    

Seperti biasa, jangan lupa vote dan komentar yang banyak yah. Aku sayang kalian💜

So, happy reading✨

🌷🌷🌷

Setelah pengakuan blak-blakan dari Yuda, kini keduanya tengah duduk di bangku panjang Rooftop Studio dengan keadaan Farah yang sudah membaik. Mereka duduk bersebelahan sambil menatap langit malam yang hanya ada beberapa bintang saja.

"Makasih yah dan maaf," lirih Yuda tanpa menoleh ke samping di mana yang diajak berbicara pun sama. Keduanya fokus menatap langit malam. Menikmati ciptaan Tuhan dengan perasaan masing-masing yang tentu saja berbeda.

"Buat?"

"Makasih karena lo udah bawain gue bekal tadi."

Farah tidak terkejut tentu saja, karena tadi di Sekolah memang Yuda memakan bekalnya tepat di hadapan dia sendiri.

"Rasanya enak."

"Itu dari Bunda, bukan dari gue."

"Yah, sama aja. Gue seneng karena lo langsung yang bawain. Tapi kenapa elo gak kasih gue malah nyimpen bekalnya di kolong meja?"

Farah diam karena memang dia tidak tahu alasannya apa. Gak mungkin kan kalau alasannya karena kesal gara-gara Yuda nerima bekal dari Citra gitu aja, bukan menolaknya.

"Kenapa lo gak makan bekal dari Citra?" Bukannya menjawab, Farah malah balik bertanya hingga Yuda tersenyum kecil karena sedikit tahu perasaan Farah dari pertanyaannya.

"Bekalnya gue kasih ke salah satu cewek kelas, gak tau namanya. Gue liat lo tadi waktu masukin bekalnya ke kolong meja. Makanya gue langsung ambil waktu istirahat."

"Lo yakin banget yah kalo bekal yang gue bawa itu buat lo?"

Yuda mengangguk masih fokus memandang langit malam. "Tante Lisa nelepon gue tadi pagi. Katanya kalo tante gak bilang ke gue takut elo gak ngasih bekalnya soalnya lo kan gengsian."

Farah merutuki sang Bunda dalam hati sambil sesekali mengigit bibir bawah karena kesal.

Dering ponsel Yuda berbunyi tiba-tiba hingga dia harus merogoh ponselnya yang ada di saku celana. Melihat nama Citra yang tertera di layar ponsel, Yuda merasa malas untuk menjawab hingga dia mengubah mode hening ke ponselnya lalu meletakkan begitu saja di samping kiri tubuh yang tidak diduduki Farah.

Setelah empat kali Citra berusaha menelepon, layar ponsel Yuda mati kembali digantikan oleh beberapa pesan yang masih dikirim oleh orang yang sama. Sekilas Yuda melihat salah satu pesan yang tertera di layar dengan ketikan, 'Lo dimana? Papa sama Mama nyariin.'

"Citra yah?" tanya Farah menoleh ke arah Yuda. Yang ditanya hanya mengangguk mengiyakan tanpa menoleh ke arah lawan bicara.

Yuda menghela nafas pelan. "Dia nanyain gue ada di mana."

"Lo gak balik ke sana?"

Pertanyaan Farah membuat Yuda dengan cepat menoleh ke arah gadis itu hingga tatapan keduanya bertemu.

"Lo serius? Terus buat apa dong gue maksa lo ke sini kalau tujuan gue sebenarnya pengen kabur dari pesta itu? Lagian -

Yuda tersenyum jahil lalu melanjutkan, "Lo gak cemburu liat gue sama Citra?"

Sontak Farah mengalihkan tatapannya ke depan. Tak mempedulikan Yuda yang masih menatapnya dengan senyuman jahil dan menggoda.

"Si-siapa bilang gue cemburu? Biasa aja tuh."

FAYUDA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang