[3] Menyadari Sesuatu

185 91 23
                                    

Seperti biasa, jangan lupa vote dan komentar yang banyak yah. Aku sayang kalian💜

So, happy reading✨

🌷🌷🌷

Saat bel istirahat pertama, Farah bangkit dari kursinya dan berjalan menuju lantai tiga. Selama dia melangkahkan kaki, banyak tatapan memuji dari kaum adam namun tak dihiraukan olehnya. Dia terus menatap ke arah depan dengan tatapan tajam miliknya sampai kakinya berhenti tepat di depan pintu ruang musik. Setelah menghembuskan nafas, tangannya memutar kenop pintu dan masuk ke sana guna menghindari kedua sahabatnya yang pasti akan meneror dengan beragam pertanyaan atas murid baru itu.

Di kelas 3-2, Yuda sedang dikerumuni oleh murid yang akan menjadi teman sekelasnya sampai lulus nanti. Dia bercanda gurau di sana, sifatnya yang humoris serta mudah tertawa membuat seisi kelas begitu mudah menyukai laki-laki itu.

Clara dan Rakha hanya menatap dari kejauhan.

"Gue aneh," ujar si lelaki.

"Sama," jawab si perempuan.

"Gue heran."

"Sama."

"Gue gak habis pikir."

"Sama."

"Ternyata gue ganteng."

Clara menoyor kepala Rakha asal. "Bego! Gue kira lo mikirin si Yuda."

"Lagian ngapain lo ngikutin gue coba? Gue cuma natap Yuda doang, lo aja yang alay."

"Sabarlah hati."

"Ekhem."

Suara deheman mengalihkan perhatian dua makhluk itu. Yuda memasang muka sok sengaknya. Dia berdiri di hadapan Clara dan Rakha setelah teman sekelasnya yang lain pergi ke kantin saat Yuda menolak ajakan itu.

"Kalian berdua ngapain ngomongin gue? Suka?"

Clara mendesis sinis. Ngeselin ternyata anak ini. Batinnya.

"Gue saranin lo gak usah kepedean," sinis Rakha.

"Gue gak pede, tapi emang gue layak buat dijadikan bahan perbincangan seisi sekolah karena gue ganteng."

Hilang sudah perkiraan Rakha mengira Yuda mempunyai sifat seperti yang diceritakan oleh Farah kala itu.

"WHAT?! Gila gue gila, kenapa gue gak punya satu pun temen sekelas yang layaknya makhluk bumi?" teriak Clara tiba-tiba karena jengkel atas kepedean Yuda.

"Karena kalian udah ngomongin gue tanpa izin, maka kalian harus jadi temen gue sebagai gantinya," ujar Yuda masih mempertahankan wajah sengaknya.

"APA?!" teriak Clara dan Rakha bersamaan.

"Mereka juga yang ngomongin lo pasti gak bakal minta izin ke lo kan? Ngapain juga harus minta izin, repot amat." Rakha menatap Yuda.

"Ini beda, kalian ngomonginnya di depan gue langsung. Kalo mereka ngomongin gue dari belakang," tambah Yuda.

"Astaga, ya ampun." Clara menengadah, tak habis pikir dengan Yuda. Baru kali ini dia menemukan makhluk seperti itu. Bukannya bagus yah kalo ngomongin orang di depan mukanya langsung dari pada ngomongin di belakang tapi di depan mukanya pura-pura baik?.

Eh, kenapa Clara malah curhat?

"Gimana? Setuju gak? Kalo kalian gak setuju, gue bakal laporin kalian ke Kantor Polisi karena ngomongin gue yang membuat gue gak nyaman. Itu melanggar hak asasi manusia tau," lanjut Yuda yang membuat Clara dan Rakha melotot dan berujar,

FAYUDA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang