[23] Cemburu?

103 49 25
                                    

Seperti biasa, jangan lupa vote dan komentar yang banyak yah. Aku sayang kalian💜

So, happy reading✨

🌷🌷🌷

"Lo dateng 'kan nanti malem?"

Merasa diabaikan, Citra langsung turun dari mobil dan mengejar Yuda menuju kelas pria itu. Yuda tidak peduli ketika Citra memanggilnya dan berjalan agak kesusahan menyusul dirinya. Yuda kesal sekaligus geram kepada sang Papa yang menyebabkan dirinya berada di posisi sekarang.

Bagaimana tidak kesal? Sang Papa menyuruh dirinya langsung pulang tadi malam yang harusnya dia makan malam bersama keluarga Farah dan memaksa menjemput Citra untuk berangkat ke Sekolah bersama. Tentu saja dia tidak bisa menolak jika sang Papa membawa-bawa nama Studio miliknya.

Di sepanjang perjalanan, mereka berdua menjadi pusat perhatian siswa yang lebih dulu datang ke Sekolah. Namun, Yuda tak mempedulikan itu semua. Dia langsung masuk ke kelas dan duduk di kursinya. Tak ada yang aneh dalam diri Yuda bagi teman sekelasnya sebelum Citra datang dengan tergesa-gesa dan berdiri di depan kursi Yuda sembari memberikan paperbag yang sedari tadi dibawanya.

Terdengar kericuhan dari teman sekelasnya dan beberapa siulan dari siswa laki-laki yang memang sudah banyak yang datang. Yuda menatap Citra dengan enggan sembari memberikan tatapan seolah bertanya, "Ada apa?"

"Ini bekalnya. Jangan lupa dimakan yah. Gue balik kelas dulu. Gue harap lo dateng nanti malem," ucap Citra sebelum pergi meninggalkan kelas tersebut.

Tentu saja kepergian Citra langsung membuat Yuda dihujami banyak pertanyaan dari teman laki-lakinya. Karena menurut yang dia dengar, Citra merupakan siswi yang lumayan populer karena kecantikan dan suaranya yang terkenal bagus ketika menyanyi. Jangan lupakan kepiawaiannya dalam bermain piano di atas panggung dapat menarik perhatian banyak lelaki.

Kejadian dari ketika Citra dan Yuda keluar dari mobil yang sama dan gadis cantik itu memberikan paperbag kepada Yuda tak luput dari perhatian Farah. Sekarang, dirinya masih berdiri di depan pintu kelas sambil kedua tangannya memegang paperbag berukuran sedang yang isinya kotak bekal berwarna hitam pemberian sang Bunda yang katanya dititipkan untuk Yuda.

Sebelum kaki Farah melangkah masuk, dia menghembuskan nafas kasar dan meremas erat salah satu tali tasnya. Dengan langkah pasti, dia melewati kerumunan yang masih mengelilingi Yuda dan duduk di kursi.

Sialan. Maki Farah dalam hati.

Secara tidak sadar, tangan Farah mendorong paperbag miliknya ke kolong meja dengan sangat kasar hingga menimbulkan suara duk yang keras.

"Kenapa lo pagi-pagi mukanya suram gitu? Diare lo?" tanya Rakha yang baru saja datang lalu langsung duduk di kursinya tanpa berniat menerima jawaban dari Farah.

"Lo 'kan jomblo, gak mungkin patah hati," celetuk Rakha dari kursinya.

"Berisik lo!"

***

"Farah dateng yah nanti malem. Clara sama Rakha juga," ucap Citra setelah memberikan tiga undangan ulang tahun miliknya ke atas meja Farah. Citra langsung pergi setelah ketiga orang itu yang sedang makan siang di kantin berterima kasih.

"Kalian mau dateng?" tanya Clara.

"Kenapa enggak? Selagi banyak makanan enak dan tentu saja gratis, kita harus ke sana," jawab Rakha kelewat jujur setelah menelan baksonya.

Sedangkan Farah hanya diam tak menanggapi. Dia pun masih bingung akan datang ke acaranya atau tidak. Ditengah mereka makan, tiba-tiba Yuda datang dan langsung duduk di hadapan Farah yang kursinya masih kosong sembari menyiapkan bekal yang akan dimakan. Farah menatap kotak bekal yang dibawa Yuda dan sepertinya dia mengenal kotak bekal itu.

FAYUDA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang