Yudhistira Abigail

379 99 63
                                    

Seperti biasa, jangan lupa vote dan komentar yang banyak yah. Aku sayang kalian💜

So, happy reading✨

🌷🌷🌷

"Kadang, rumah adalah penyebab utama dari semua permasalahan."

~Yudhistira Abigail

🌷🌷🌷

Di dalam ruangan kerja yang mewah, terdapat tiga laki-laki yang sedang duduk disofa tamu. Praja, sang papa duduk disofa khusus untuknya menghadap kearah kedua putranya. Arka, si anak pertama duduk di samping kiri adiknya dan Yuda, si anak kedua duduk di sebelah kakaknya. Kedua putra Praja, menatapnya dengan tatapan bertanya. Tak biasanya sang papa mengundang mereka ke Perusahaan milik keluarga Abigail itu.

"Ada apa, Pa?" tanya Arka penasaran.

"Papa yakin kalian tidak lupa sama janji Papa," ujar Praja dengan suaranya yang berat namun terkesan bijaksana sebagaimana seorang CEO biasanya.

Yuda mendengus. Bagaimana bisa dia lupa dengan janji konyol Papanya itu.

"Dia adalah impian Papa untuk meneruskan Perusahaan ini sejak dulu, tapi takdir berkata lain. Dia pergi tanpa meninggalkan pesan terlebih dahulu," ucap Praja memberi jeda sembari menatap Yuda.

"Maka dari itu, Papa ingin kamu menggantikan dia," lanjut Praja.

Yuda memandang sinis sang Papa. Bagaimana tidak kesal ketika Yuda yang seharusnya diusia muda menikmati bagaimana indahnya hidup seperti remaja-remaja lainnya, ini malah pusing memikirkan hal itu.

"Kenapa harus Yuda, Pa?" kesal Yuda.

"Arka telah memiliki usaha Cafenya sendiri. Kamu tahu kan kalau Arka sudah memiliki empat Cafe yang dia kelola? Dan itu bukan Cafe biasa, Cafe yang Arka kelola telah terkenal dimana-mana. Dan penghasilannya juga memungkinkan. Sedangkan kamu?"

Yuda mendengus. "Setidaknya aku punya studio musik yang disewakan, Pa."

"Itu tidak memungkinkan untuk kamu kedepannya Yuda," ujar Praja.

"Tapi itu passion aku Pa."

"Yuda!!! kamu turuti kemauan Papa atau Papa akan bakar studio kamu?" tegas Praja.

Kalah, lagi. Mau sekeras apapun membantah, dia akan tetap kalah jika berdebat dengan Papa nya.

Yah, setidaknya Papa masih mengijinkan gue untuk bermain musik dan membiarkan studio musik itu berdiri. Pikirnya berusaha positif.

"Mulai sekarang kamu tinggal di rumah, jangan di Apartement lagi. Tinggal sama Papa dan Arka," ujar Praja.

"Sekolah aku? Kan jauh kalo dari rumah Pa," ucap Yuda.

"Papa sudah mengurus kepindahanmu di sini, lusa kamu sudah pindah ke sekolahmu yang baru. Di sana sekolah elit, tempat dimana anak-anak pengusaha lainnya sekolah. Dan di sana kamu bisa berteman dengan mereka, supaya kedepannya kamu bisa mudah mencari rekan kerja."

"Pa, ta-

"Yuda!!!"

Yuda diam.

"Semua barang-barang kamu yang di Apartement sudah dipindahkan semua oleh bodyguard Papa. Sekarang kalian pulang, Papa ada meeting lima belas menit lagi," ujar Praja seraya bangkit dan duduk di kursi kerjanya.

"Arka pamit, Pa," kata Arka seraya bangkit dan mengejar Yuda yang sudah dulu keluar tanpa berkata sepatah pun.

"Yuda!" panggil Arka dan menyamakan langkahnya dengan adiknya itu.

"Kenapa harus gue coba Kak?" ucap Yuda lemah mengabaikan tatapan pegawai wanita yang memuja ketampanan kedua putra CEO mereka.

"Kenapa juga dia harus pergi?" tanya Yuda lagi. Sedangkan Arka hanya diam membiarkan adiknya berbicara. Dia tahu kalau Yuda sedang tidak butuh nasihat, dia hanya butuh didengarkan.

Ketika sudah sampai di parkiran keduanya menghentikan langkah dan bertatapan cukup lama.

Iyah, Arka melihat sirat kesedihan di sana, dimata adiknya. Dia tahu betapa beratnya beban yang akan ditanggung adiknya itu. Arka menepuk kedua bahu Yuda dan berkata, "Gue tau beban lo berat dan gue tau lo kesel sama Papa. Tapi lo harus tau, Papa ngelakuin ini untuk kita. Untuk masa depan kita. Kita harus ngejalanin takdir kita, Yud. Gue pergi duluan, mau mampir ke Cafe bentar. Hati-hati dijalan."

Arka pergi meninggalkan Yuda yang masih mematung ditempatnya. Jika kalian pikir Yuda adalah siswa yang bandel, begajulan, otaknya cetek, muka sengak tapi disukai banyak orang, atau seperti sifat cowok yang biasanya di drama-drama gitu, kalian salah.

Yuda adalah siswa yang patuh dengan aturan, dia ceria, dia mudah tersenyum dan sering mencairkan suasana, dia nurut sama orang tua meskipun awalnya sering membantah, dia pintar dan cerdas, dia memang tampan dan dia orang yang punya gengsi tinggi, jangan lupakan sikapnya yang unik itu yang merupakan daya tarik dari diri dia sendiri.

Kalau masalah teman, itu urusan gampang menurutnya, karena sifatnya yang unik dan mudah bergaul, dia mempunyai banyak teman. Tapi dia tidak punya teman dekat, karena dia sering pindah sekolah. Teman satu-satunya yang sering dia curahkan isi hatinya itu adalah Arka, Kakaknya.

Dan di sini lah dia sekarang, di Apartement nya. Apartement itu memang sudah kosong, barang-barang pribadinya sudah tidak ada di tempat, menyisakan perabotan rumah yang masih ada di Apartement itu.

Yuda berjalan gontai ke arah kamarnya, melempar jaketnya asal. Saat dia hendak berbaring di tempat tidur, dia tidak sengaja menangkap sebuah bingkai foto dilantai dengan keadaan terbalik. Dia mengambilnya dan duduk di tempat tidur seraya menatap foto itu. Di usapnya foto tersebut sembari tersenyum.

"Apa kabar lo?"

Yuda menatap datar foto itu.

"Lo tau? Semenjak lo pergi, hidup gue jadi terasa berat. Gue nyesel karena gak ada disaat lo berjuang untuk hidup di Rumah Sakit. Gue juga nyesel gak nurut aja ke Papa untuk satu sekolah sama lo, dulu. Lo jahat gila, gue gak ngijinin lo pergi juga. Gue kesel sama lo, dasar biadab. Gara-gara lo, semua beban yang seharusnya lo tanggung malah dilempar ke gue," ujar Yuda lirih namun dengan wajah kesal seolah-olah dia sedang berbicara dengan wujud asli yang ada difoto itu.

Difoto itu, terdapat dirinya dengan dia yang sedang saling rangkul dengan senyuman mengembang di bibir keduanya. Terlihat keduanya sangat bahagia di sana.

Yuda menatap foto itu lama, mengingat kehidupannya dulu serta masa lalu yang dilewati bersama orang yang ada di foto itu.

Tiba-tiba dia terisak kemudian berkata,

"Gue, sayang sama lo."

🌷🌷🌷

Wah, gimana menurut kalian? Yuda harus nuruti kata Praja atau tidak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wah, gimana menurut kalian? Yuda harus nuruti kata Praja atau tidak?

Drop hati ungunya sini💜

🌷🌷🌷

Salam, Rusnia Ayu.

Minggu, 26 April 2020.

FAYUDA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang